Karya Akhir Mahasiswa Arsitek UMN Diuji Dewan Arsitek Indonesia
Juli 5, 2021Webinar ISFEST 2021: Memaksimalkan potensi dalam Inovasi Teknologi
Juli 6, 2021TANGERANG – Tertarik menjadi praktisi di bidang teknologi? ISFEST UMN 2021 pun menyelenggarakan webinar dengan tema “How to Maximize Your Potential In Technology Innovation” melalui Zoom, Senin (05/07/21). Praktisi di bidang teknologi memang tengah banyak dicari oleh berbagai industri saat ini. Webinar ini memberi kesempatan kepada masyarakat untuk lebih mengenal “DevOps” dan “Big Data” yang dibutuhkan di era disrupsi teknologi ini.
Pada kesempatan pertama, Made Mulia Indrajaya selaku DevOps Institute Ambassador menjelaskan tentang “DevOps”. Adapun hal utama yang disorot oleh Made adalah berbagai kemampuan untuk menjadi praktisi DevOps.
Menurut Made, kemampuan teknis yang harus dimiliki oleh praktisi DevOps adalah memahami tentang pemrograman dan peralatan automasi. Karena itu, Made menekankan pentingnya untuk mengakrabkan diri dengan peng-code-an. Hal ini bisa dilatih dengan belajar menulis code yang sederhana, memahami prinsip dan fondasi pemrograman, melakukan eksperimen terhadap banyak alat automasi, mengembangkan aplikasi, mengikuti komunitas yang relevan. Di sisi lain, Made juga menyebut berbagai keterampilan lunak yang penting dimiliki oleh praktisi DevOps. Salah satu yang disebutnya adalah growth mindset untuk belajar hal baru terus-menerus.
“But, the most important itu belajar bagaimana kolaborasi dan komunikasi, belajar bekerja as a team, dan develop analytical skill,” jelas Made.
Baca juga WEBINAR ISFEST UMN 2020: Big Data 101 – Survive Industry 4.0 During Pandemic
Selain penjelasan tentang DevOps, juga ada materi tentang “Big Data” yang dipaparkan oleh Data Analyst Ruparupa.com dan Member DQLab, Tantut Wahyu. Ia menyebut tiga hal yang termasuk dalam praktisi data, yaitu data engineer, data analyst, dan machine learning. Namun, Tantut mengatakan orang yang berhasil menguasai ketiga hal ini bisa disebut sebagai data scientist. Untuk menguasai data science, Tantut mengungkapkan perlunya pengetahuan di berbagai bidang, seperti matematika, statistik, bisnis, pemrograman.
Sebagai langkah awal untuk melatih pengolahan big data, Tantut juga memberi tips untuk menggunakan Microsoft Excel. Jika sudah baik praktisnya di Microsoft Excel, ia menyarankan untuk mulai belajar menggunakan R dan Python.
“Temen-temen bisa pakai Excel. Excel ini SQL. Jantungnya orang data itu sebenarnya belum Python dan R, tetapi SQL. Karena sistemnya masih terdistribusi dengan SQL,” ujar Tantut.
by Melinda Chang | Universitas Multimedia Nusantara News Service
Kuliah di Jakarta untuk jurusan program studi Informatika| Sistem Informasi | Teknik Komputer | Teknik Elektro | Teknik Fisika | Akuntansi | Manajemen| Komunikasi Strategis | Jurnalistik | Desain Komunikasi Visual | Film dan Animasi | Arsitektur | D3 Perhotelan , di Universitas Multimedia Nusantara. www.umn.ac.id