Menjadi Salah Satu Lokasi Penyelenggaraan UTBK, UMN Komitmen terhadap Protokol Kesehatan
Juli 7, 2020KAMI UMN: Pengalaman Bekerja di Perusahaan Layanan Teknologi Informasi
Juli 9, 2020TANGERANG – Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Multimedia Nusantara (FIKOM UMN) menyelenggarakan webinar “Kreatif Menulis Buku di Era New Normal” via Zoom, Rabu (8/7). Webinar seri ke-10 ini menghadirkan Penulis Buku Best Seller “Semiotika Komunikasi”, Indiwan Seto Wahjuwibowo sebagai narasumber dan Dosen Media Relations & Media Ethics UMN, Intan Primadini sebagai moderator.
“Kalau Anda baru mulai menulis, dan terasa sulit dan berat, itu biasa. Tulis dan tulislah terus, nanti kau akan (temukan) gayamu sendiri. Itu saya alami sendiri bahwa pertama-tama sulit sekali (untuk menulis),” ungkap Indiwan, juga selaku Dosen Public Relations Writing UMN.
Mengusung tema utama terkait penulisan buku ajar, Indiwan menjelaskan proses kreatifnya seperti membaca Satuan Acara Perkuliahan (SAP), mengumpulkan bahan tulisan berdasarkan SAP, merancang tulisan, mencari informasi penerbit, membuat dan mencetak buku. Meskipun terlihat sederhana, ia mengaku memang tidak mudah untuk sampai pada tahap akhir tersebut.
Adapun Indiwan memaparkan beberapa hambatan yang kerap ditemukan saat menulis, yaitu (1) tidak fokus dan tidak mempunyai waktu, (2) bingung untuk memulai tulisan, (3) merasa memiliki tata bahasa yang buruk, (4) pikiran terasa buntu, dan (5) ingin kesempurnaan. Padahal ia berpendapat bahwa penulis tidak perlu menuntut kesempurnaan dalam tulisannya. Menurutnya, kesempurnaan itu tidak ada di dunia ini.
“Kalau kita nunggu sempurna, enggak ada yang bisa membuat buku di dunia ini. Karena di dunia ini tidak ada yang sempurna. Nah, sebenarnya cara mudah untuk menghancurkan hambatan-hambatan di atas cukup mudah, yakni tekad dan komitmen kuat untuk menulis buku,” papar Indiwan.
Indiwan pun menuturkan beberapa tips lainnya dalam penulisan buku, seperti menyajikan satu pokok pikiran pada setiap paragraf, menggunakan kalimat dan paragraf yang pendek, menggunakan visual, dan memberikan kalimat motivasi. Selain itu, ia juga memaparkan tips penulisan buku secara teknis, misalnya terkait jenis huruf yang digunakan. Ia menyarankan huruf berjenis serif (kait) digunakan untuk publikasi cetak, sedangkan jenis sans serif (tumpul) untuk unggahan digital.
“Tapi, disarankan untuk lebih mudahnya, kita menggunakan huruf Cambria. Ini untuk cetak maupun e-book (bisa) karena dia punya unsur keterpaduan antara keduanya (serif dan sans serif),” ujar Indiwan.
Untuk contoh sederhananya, Indiwan pun membagikan format (template) penulisan buku secara gratis kepada peserta webinar. Ia juga akan mengirim e–book karyanya kepada penanya dalam webinar ini.
Selain menulis buku, Indiwan selaku Dosen Public Relations Writing UMN turut aktif mengajarkan mahasiswa terkait cara membuat storytelling, menulis feature, dan membuat konten tulisan untuk media sosial maupun iklan – khususnya untuk mahasiswa Program Studi Komunikasi Strategis.
“Hanya secara menulis buku memang (mahasiswa) tidak wajib menulis buku, tapi kita ajarin gimana teknik-tekniknya supaya bisa menulis tulisan sesuai dengan bidang PR dan marketing,” tutup Indiwan.
Sahabat UMN dapat menyaksikan tayangan ulang webinar “Kreatif Menulis Buku di Era New Normal” klik di sini . (MC)
* by Melinda Chang – Layanan Berita Universitas Multimedia Nusantara
Kuliah di Jakarta untuk jurusan program studi Informatika| Sistem Informasi | Teknik Komputer | Teknik Elektro | Teknik Fisika | Akuntansi | Manajemen| Komunikasi Strategis | Jurnalistik | Desain Komunikasi Visual | Film dan Animasi | Arsitektur | D3 Perhotelan , di Universitas Multimedia Nusantara. www.umn.ac.id