Mahasiswa Manajemen UMN Mengunjungi Museum Mandiri dan Bursa Efek Indonesia
Mei 15, 2023Dukung Sustainability, UMN Jadi Kampus Swasta Pertama se-Indonesia dengan Reverse Vending Machine (RVM)
Mei 19, 2023TANGERANG – Revolusi Artificial Intelligence kini telah membawa berbagai macam peluang bagi generasi muda, mulai dari memberikan dampak signifikan di kehidupan sehari-hari hingga memberikan prospek karir yang menjanjikan di masa depan.
Data Analyst menjadi salah satu profesi data yang tak kunjung usai peminatnya, karena profesi ini berkaitan dengan perkembangan transformasi digital yang mengharuskan seluruh perusahaan turut mengambil keputusan berdasarkan data.
Mengawali karir menjadi Data Analyst tentu tidak mudah dan dibutuhkannya ketekunan dalam mendalami kompetensi agar bisa menjadi praktisi data professional. Dalam event DQLab yang berkolaborasi dengan Cakap, mengadakan webinar sebagai upaya membantu generasi muda mendalami potensi besar dalam berkarir sebagai Data Analyst dan cara tetap fokus di era Artificial Intelligence. Acara Webinar ini diadakan pada Kamis, 13 April 2023 secara daring dengan mengundang Maheswara Parasdya selaku Data Analyst di Cakap.
Profesi Data Analyst sebenarnya adalah turunan dari ilmu Data Science yang menjadi salah satu bidang keilmuan yang paling diminati. Pekerjaan Data Analyst tidak hanya berfokus pada bidang Data Science, Big Data, dan Data Analytics saja tetapi juga akan bersinggungan dengan berbagai macam disiplin lainnya tergantung dari bidang yang dimiliki oleh sebuah perusahaan.
Sebagai Data Analyst, Maheswara menjelaskan secara umum potensi skill yang harus dimiliki seorang Data Analyst terbagi menjadi 3 skill: (1) Theoretical Skills; (2) Soft Skills; dan (3) Hard Skills.
“Dari skill teori mungkin teman-teman yang (waktu itu) SMA atau kuliah yang STEM udah sering belajar ya statistik dan probability. Kemudian ada aljabar dan kalkulus, dan terakhir yang lebih spesifik (di lapangan) adalah research dan analytics. Dimana kemampuan kita untuk meriset sebuah masalah topik dan membuat analisis, menghasilkan insight untuk diberikan kepada stakeholders dan decision maker itu menjadi sebuah skill yang harus kita punya.” Kata Maheswara.
Maheswara mengungkapkan pada soft skill sendiri seiring berjalannya waktu, dari kuliah bahkan hingga bekerja pun akan sendirinya meningkat karena dapat dipraktekkan secara langsung pada proyek yang dikerjakan. Namun, terdapat satu skill yang seringkali terlupakan oleh teman-teman praktisi data yaitu bisa melakukan story telling
“Karena Data Analyst, sebagai seorang yang paling mengerti data yang dimiliki suatu perusahaan kita harus bisa menjelaskan data tersebut kepada decision maker atau stakeholders kita untuk memberikan nilai (insight). Sehingga data-data yang berisikan angka itu bisa dimengerti dan (bisa) menghasilkan nilai.” Ungkap Maheswara.
Maheswara menjelaskan bahwa ketika sudah berada di tahap terakhir atau level yang lebih tinggi, pada hard skill yaitu seorang Data Analyst perlu untuk menguasai bahasa pemrograman (Python, SQL, R, hingga Excel), Data Warehousing, Preparation, & Exploration, serta Visualisasi Data menggunakan tools seperti Tableau, PowerBI, Looker, dsb.
Lebih lanjutnya, Maheswara menjelaskan potensi dan arah berkarir ketingkat yang lebih advanced (specialist) sebagai Data Analyst, beberapa diantaranya yaitu Data Scientist, Financial Analyst, Operations Analyst, dan Market Researcher. Setelah kita mengetahui trend dari Data Analyst, selanjutnya adalah penting untuk kita mengetahui potensi-potensi besar lainnya di masa depan yaitu Era Artificial Intelligence. Hal ini agar membantu proses berkarir menjadi lebih fokus dan tercapai.
Saat ini sudah banyak orang-orang dengungkan bahwa AI menjadi sebuah ancaman bagi kita, Maheswara kemudian memberikan penjelasan mengapa AI sebagai bentuk ancaman bagi kita.
“Pertama itu automations, (sudah pasti) dari awal perbincangan dan yang ditakutkan orang banyak yaitu bisa mengambil lapangan pekerjaan (dan) memang sudah. Dimana dahulu yang biasa diisi oleh manusia kini perlahan dilakukan otomatisasi menggunakan AI, baik itu pekerjaan yang berat (seperti manufacturing) sampai yang sifatnya yang job desc-nya seorang analyst. Poin lainnya yaitu adanya LLM Chatbots seperti GPT dimana mereka bisa menjawab berbagai pertanyaan meskipun mereka tidak memiliki pengalaman sebelumnya.” Ungkap Maheswara.
Dalam webinar ini, Maheswara membantu menjawab keresahan bahwa Data Analyst dapat tergantikan oleh AI. Ia mengungkapkan bahwa hal tersebut tidak benar, karena dengan AI membantu kita menghasilkan nilai serta menemukan metode baru. Dengan adanya penemuan tersebut membantu Data Analyst semakin produktif dan peluang baru dalam meningkatkan kualitas hidup di masa depan nantinya.
Sebagai lanjutan dari webinar ini, DQLab memberikan kesempatan talenta data yang ingin belajar dan tingkatkan kompetensi hingga siap berkarir sebagai praktisi data profesional di industri. Melalui program LiveClass, DQLab menyediakan berbagai ragam kelas secara daring bersama dengan praktisi Data Analyst unggulan di industri dengan mendaftar melalui https://dqlab.id/live-class. Siapkan bekal berkarir saat ini untuk hadapi Revolusi Industri 4.0!
Kuliah di Jakarta untuk jurusan program studi Informatika| Sistem Informasi | Teknik Komputer | Teknik Elektro | Teknik Fisika | Akuntansi | Manajemen| Komunikasi Strategis | Jurnalistik | Desain Komunikasi Visual | Film dan Animasi | Arsitektur | D3 Perhotelan , di Universitas Multimedia Nusantara. www.umn.ac.id