UMN Tandatangani MoU dengan Departemen EMC Musashino University
September 13, 2024Indonesia Peringkat Dua Dunia Penyumbang Sampah Plastik, UMN ECO 2024: Akan Ada Karma Buruk
September 17, 2024Tangerang, 11 September 2024 – Universitas Multimedia Nusantara (UMN) sukses menggelar kuliah tamu bertajuk “Global Communication and Popular Culture” pada Rabu, 11 September 2024. Bertempat di Function Hall Universitas Multimedia Nusantara, acara ini mengangkat topik yang relevan dalam dunia diplomasi modern: “Strategi Negosiasi dan Komunikasi Indonesia di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)”. Kuliah tamu ini dihadiri oleh mahasiswa UMN, khususnya dari program studi Strategic Communication, dan menghadirkan Sindy Nur Fitri, diplomat Indonesia di PBB, sebagai pembicara utama.
Acara dimulai dengan pembukaan dari moderator, Charlie Tjokrodinata, yang juga dosen di UMN. Charlie menyambut antusiasme peserta dan membuka diskusi dengan memperkenalkan topik tentang pentingnya komunikasi strategis dalam konteks diplomasi global. “Komunikasi adalah inti dari setiap negosiasi. Di forum global seperti PBB, bukan hanya apa yang kita katakan yang penting, tetapi bagaimana kita mengatakannya. Inilah yang akan kita bahas bersama hari ini, langsung dari pengalaman seorang diplomat yang aktif di lapangan,” ungkap Charlie dalam pembukaannya.
Sindy Nur Fitri, narasumber utama, berbagi pengalamannya sebagai diplomat Indonesia di Perserikatan Bangsa-Bangsa. Ia menjelaskan berbagai aspek penting mengenai strategi komunikasi dalam diplomasi internasional, termasuk bagaimana Indonesia memposisikan dirinya di tengah dinamika global. Dalam paparannya, Sindy menggarisbawahi bahwa komunikasi yang efektif merupakan kunci keberhasilan negosiasi di tingkat internasional.
“Diplomasi adalah seni berkomunikasi. Di PBB, setiap pernyataan kita mewakili kepentingan nasional, dan hal ini harus dilakukan dengan penuh perhitungan. Setiap negara memiliki agenda masing-masing, dan tugas kita sebagai diplomat adalah memastikan bahwa posisi Indonesia selalu didengar dan dipahami dengan baik,” jelas Sindy.
Sindy juga menyoroti peran penting yang dimainkan oleh Kementerian Luar Negeri Indonesia dalam mengelola komunikasi internasional melalui berbagai platform media. Ia menguraikan bagaimana media digunakan untuk membentuk persepsi global dan mempromosikan kebijakan luar negeri Indonesia. “Media bukan hanya saluran informasi, tetapi juga alat diplomasi publik yang penting. Dalam banyak hal, media berfungsi sebagai jembatan antara apa yang kita lakukan di meja diplomasi dan persepsi publik dunia,” tambahnya.
Lebih lanjut, Sindy juga memberikan wawasan tentang peran dan fungsi seorang diplomat, serta tantangan-tantangan yang dihadapi dalam negosiasi di forum internasional seperti PBB. Dalam sesi tanya jawab yang interaktif, mahasiswa diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan langsung kepada narasumber, membahas mulai dari teknik komunikasi hingga diplomasi multilateral.
Proses negosiasi di PBB, menurut Sindy, tidak hanya bergantung pada argumen yang kuat, tetapi juga pada kemampuan seorang diplomat untuk menavigasi berbagai kepentingan politik dari negara-negara anggota. “Negosiasi di PBB adalah proses yang kompleks, di mana strategi dan komunikasi yang tepat bisa menjadi faktor penentu dalam hasil akhir yang kita capai,” katanya.
Acara berlangsung dengan dinamis, dengan para peserta yang sebagian besar mahasiswa menunjukkan ketertarikan besar terhadap topik yang diangkat. Kuliah tamu ini juga dihadiri oleh Cendera Rizky, M.Si, selaku Ketua Program Studi Strategic Communication yang mendukung jalannya acara, Muhamad Heychael, M.Si selaku Koordinator Mata Kuliah Global Communication and Popular Culture, serta dosen-dosen pengampu mata kuliah Global Communication & Popular Culture seperti Agus Kustiwa, M.Si, Ujang Rusdianto, M.IKom dan Khairul Syafuddin, M.A.
Diskusi diakhiri dengan rangkuman oleh moderator, Charlie Tjokrodinata, yang menekankan pentingnya pemahaman mendalam tentang komunikasi global bagi generasi muda Indonesia. Ia mendorong mahasiswa untuk mempelajari lebih lanjut tentang diplomasi internasional dan bagaimana komunikasi dapat menjadi alat yang sangat kuat dalam mencapai tujuan nasional di panggung global. “Sebagai calon-calon profesional yang akan terjun ke dunia global, mahasiswa perlu memahami bagaimana komunikasi berperan dalam menjaga posisi Indonesia di dunia internasional,” tutupnya.
Dengan kuliah tamu ini, UMN berhasil memberikan wawasan praktis kepada para mahasiswanya mengenai pentingnya komunikasi strategis dalam diplomasi internasional, dan bagaimana generasi muda bisa mengambil peran aktif di masa depan dalam menjaga dan mengembangkan posisi Indonesia di kancah global.
Tentang Mata Kuliah “Global Communication & Popular Culture”
Global Communication & Popular Culture adalah mata kuliah yang menggunakan pendekatan konsep dan kasus (concept-case approach) dalam mengkaji komunikasi lintas negara terkait respons terhadap isu-isu global serta perkembangan tren budaya dan masyarakat global. Fokus komunikasi dalam mata kuliah ini meliputi hubungan masyarakat (Public Relations) dan komunikasi pemasaran korporasi, dengan keterkaitan terhadap 17 poin Sustainable Development Goals (SDGs). Mata kuliah ini juga mengaitkan isu-isu global tersebut dengan strategi PR/Komunikasi Pemasaran Global serta Strategi Kampanye Global untuk kepentingan komersial, seperti penguatan merek (brand).
Kontak Media:
Muhamad Heychael, M.Si
Koordinator Mata Kuliah Global Communication and Popular Culture,
Universitas Multimedia Nusantara
Telepon: +62 857-1532-4144
Email: [email protected]
Kuliah di Jakarta untuk jurusan program studi Informatika| Sistem Informasi | Teknik Komputer | Teknik Elektro | Teknik Fisika | Akuntansi | Manajemen| Komunikasi Strategis | Jurnalistik | Desain Komunikasi Visual | Film dan Animasi | Arsitektur | D3 Perhotelan , di Universitas Multimedia Nusantara. www.umn.ac.id