UMN Dipercaya Lagi Kemendikbudristek RI Jadi Pelaksana Wirausaha Merdeka 2024, Raih Hibah Rp2,2 M
September 11, 2024Universitas Multimedia Nusantara Gelar Kuliah Tamu: Strategi Negosiasi dan Komunikasi Indonesia di Perserikatan Bangsa-Bangsa
September 13, 2024TANGERANG – Universitas Multimedia Nusantara (UMN) menjalin kerja sama dengan Musashino University, Jepang. Kerja sama ini diresmikan dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) secara langsung di kampus UMN pada 3 September 2024.
Penandatanganan MoU dan diskusi kolaborasi ini dihadiri oleh berbagai perwakilan dari UMN dan Mushisano. Dari pihak UMN hadir Prof. Dr. Muliawati G. Siswanto, M.Eng.Sc. (Wakil Rektor Bidang Hubungan dan Kerjasama); Ir. Andrey Andoko, M.Sc. (Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan); Dr. Friska Natalia, S.Kom., M.T. (Wakil Rektor Bidang Akademik); Ika Yanuarti, S.E., M.S.F, CSA (Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan); Boby Arinto, S.E., M.M. (Global Office Manager); dan Yovita Surianto (Business Incubator Manager Skystar Ventures).
Dari Musashino University: Yoichi Ito (Dekan Kewirausahaan Universitas Musashino) dan Tatsuya Tsubuki (Profesor Fakultas Kewirausahaan Universitas Musashino).
“Kami sangat senang Anda datang ke sini, dan saya harap kerja sama yang akan kita bangun akan berlangsung lama. Terima kasih atas kedatangannya, dan silahkan datang lagi lain kali,” kata Muliawati.
Friska kemudian melanjutkan dengan menunjukkan kesamaan antara UMN dan Musashino University dan mengajukan ide-ide kolaborasi, seperti pertukaran mahasiswa, program mobilitas, pertukaran dosen, kolaborasi kompetisi internasional, dan lainnya.
Selain itu, Yovita juga menambahkan satu usulan kolaborasi dimana Inkubator Bisnis UMN, Skystar Ventures, dapat berkolaborasi dengan Musashino University.
“Kami memiliki program jangka pendek yang disebut ‘Skystar Innovation College’ di mana kami mengundang mahasiswa dari luar negeri ke Skystar Ventures untuk mengerjakan masalah dan mendefinisikan ide yang dapat mereka presentasikan ke industri di Indonesia. Kita juga bisa pergi ke, misalnya, Jepang, dan mahasiswa UMN dapat bekerja dengan mahasiswa Jepang dan mengerjakan masalah tertentu di universitas dan ke industri,” kata Yovita. Ia ingin sekali bisa melakukan kolaborasi dengan Musashino University.
“Kami memiliki kesan yang baik terhadap UMN saat kunjungan terakhir kami ke UMN pada bulan Mei 2021. Kami sangat terkesan dan ingin berkolaborasi dengan kalian,” ujar Yoichi menanggapi presentasi dari UMN.
Yoichi kemudian membahas secara singkat mengenai salah satu jurusan yang ada di Musashino University, yaitu Entrepreneurship Mushasino Campus (EMC). Ia menjelaskan bahwa Jepang telah menderita selama tiga puluh tahun terakhir.
“Tidak ada pertumbuhan selama lebih dari 30 tahun, bisakah Anda mempercayainya? Tidak ada pertumbuhan. Kami sekarang memiliki total 120 juta orang, tetapi kami mengalami penurunan. Jadi, pada tahun 2065, diperkirakan akan turun menjadi 19 juta orang. Ini adalah situasi yang mengerikan. Dalam satu tahun, ada penurunan 1 juta orang,” kata Yoichi.
Selain penurunan populasi, Yoichi juga membagikan statistik yang menyedihkan mengenai pasar Jepang berdasarkan peringkat kapitalisasi pasar ekuitas dunia. Pada tahun 1989, 7 dari 10 perusahaan teratas adalah perusahaan Jepang, dan 32 dari 50 perusahaan teratas adalah perusahaan Jepang.
“Sekarang, pada tahun 2023, 10 besar, nol. Untuk 50 besar, hanya ada satu merek, Toyota, yang masuk dalam peringkat tersebut,” kata Yoichi. Dia melanjutkan dengan berbagi data dan informasi lain yang menunjukkan bagaimana Jepang berhenti tumbuh dibandingkan dengan negara lain.
Yoichi mengatakan bahwa Jepang tidak memiliki cukup banyak wirausahawan. Untuk mengisi kekosongan tersebut, Mushisano memulai departemen EMC pada tahun 2021. Departemen ini mendefinisikan kewirausahaan sebagai pola pikir untuk melangkah keluar dan menciptakan nilai baru berdasarkan aspirasi dan etika yang tinggi tanpa takut gagal. Inilah yang harus dimiliki oleh orang Jepang di seluruh Jepang.
“Untuk mengembangkan kewirausahaan pada mahasiswa, kami menantang gaya pendidikan yang sama sekali baru dibandingkan dengan universitas lain di Jepang,” jelas Yoichi. Para mahasiswa didorong untuk berlatih dan berbisnis di Jepang. Mahasiswa tidak hanya didukung secara pendidikan tetapi juga secara finansial.
Meskipun jurusan EMC belum menghasilkan lulusan, para mahasiswa sangat puas dengan program ini. Daripada berfokus pada kelulusan, EMC ingin para mahasiswa menciptakan dan menjalankan bisnis mereka dengan sukses.
Yoichi kemudian menceritakan keinginan Musashino University untuk berkolaborasi dengan negara-negara ASEAN, salah satunya Indonesia. Ia mengatakan bahwa setiap negara ASEAN memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, dan jika digabungkan, mereka dapat menciptakan pasar yang besar dan hebat. Yoichi dan timnya telah melakukan perjalanan ke seluruh negara ASEAN untuk melakukan presentasi kolaborasi.
“Musim panas mendatang, kami ingin mengadakan pelatihan global, baik di Indonesia, Filipina, atau di tempat lain. Kami pikir cara terbaik untuk memprediksi masa depan adalah dengan menciptakannya. Jadi, mari kita ciptakan masa depan bersama dan membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik,” ujar Yoichi mengakhiri presentasinya.
Kompetisi Global EMC
Selain penandatanganan MoU, pertemuan UMN dan Musashino University juga sekaligus mengadakan student pitching bagi mahasiswa yang mengikuti EMC Global Competition baik di Jepang maupun di Indonesia.
EMC Global merupakan platform yang berbasis di Jepang yang mendukung terciptanya wirausahawan global di kalangan mahasiswa. Platform ini juga merupakan media yang berisi informasi terkini dari Jepang dan seluruh dunia yang berguna untuk memulai bisnis secara internasional.
Tim mahasiswa UMN yang terdiri dari dua orang, Alvin Yohanes Kristianto (Founder) dan Vivian Regina Surya (Co-Founder), mengikuti kompetisi EMC Global Competition dan berhasil meraih juara pertama. Para mahasiswa mendapat kesempatan untuk terbang ke Jepang untuk merealisasikan bisnis mereka.
Vivian dan Alvin mengajukan ide bisnis mereka, “SensorRice.” Ide ini melibatkan pertanian sawah pintar menggunakan AIoT. Hal ini melibatkan perancangan sistem sensor terintegrasi untuk pemantauan dan prediksi pengendalian hama secara real-time, irigasi otomatis, dan peringatan dini penyakit tanaman.
Beras merupakan makanan pokok di berbagai negara Asia, termasuk Indonesia dan Jepang. Namun, petani padi menghadapi berbagai tantangan seperti gelombang panas, virus belang padi, dan serangan hama. Gelombang panas menyebabkan gagal panen di Jepang dan kerugian sekitar 10 miliar yen, sementara virus belang padi dan serangan hama menyebabkan gagal panen dan kerugian sekitar 15 miliar yen (laporan MoAFF 2023).
Untuk mengatasi masalah ini, SensorRice akan menyediakan:
- Jaringan sensor terintegrasi untuk memantau tanah dan aktivitas serangga;
- Pengumpulan dan pemrosesan data secara real-time serta menemukan tren dan prakiraan kesulitan;
- Menerapkan sistem irigasi yang dikendalikan oleh AI untuk menjaga ketinggian air yang ideal menggunakan data waktu nyata dan prakiraan cuaca;
- Menggunakan analisis prediktif dalam manajemen pengendalian hama untuk mengantisipasi dan mencegah wabah hama;
- Menyediakan aplikasi seluler bagi petani untuk memberikan peringatan dan wawasan tentang kondisi lapangan secara real-time;
- Sistem peringatan dini penyakit tanaman;
- Rekomendasi untuk pengendalian hama, perubahan irigasi, dan manajemen penyakit.
Untuk saat ini, SensorRice menargetkan pemilik sawah atau petani padi di Jepang (usia 30-67 tahun) dan Indonesia (usia 27-42 tahun) dengan tingkat pendapatan menengah ke atas. Ide bisnis serupa memang sudah banyak di pasaran, namun SensorRice membuktikan daya saingnya dengan menawarkan sistem dan solusi yang lebih lengkap dari yang sudah ada.
UMN sebagai universitas yang memiliki inkubator bisnis, mendorong dan mendukung mahasiswa dan stafnya untuk menjadi technopreneurs. Kolaborasi UMN dengan Entrepreneurship Mushasino Campus (EMC) dan prestasi yang diraih oleh Vivian dan Alvin semakin membuktikan komitmen UMN dalam mendukung wirausahawan muda.
Selamat kepada Vivian dan Alvin atas pencapaian luar biasa bersama SensorRice!
By Levina Chrestella Theodora
Kuliah di Jakarta untuk jurusan program studi Informatika| Sistem Informasi | Teknik Komputer | Teknik Elektro | Teknik Fisika | Akuntansi | Manajemen| Komunikasi Strategis | Jurnalistik | Desain Komunikasi Visual | Film dan Animasi | Arsitektur | D3 Perhotelan , di Universitas Multimedia Nusantara. www.umn.ac.id