
Jesica Tifany Terpilih sebagai Ketua KAMI UMN Generasi ke-4
April 14, 2025
Foto bersama sharing session film animasi JUMBO (Dok. UMN)
Tangerang – Universitas Multimedia Nusantara bersama Multimedia Digital Nusantara mengadakan sharing session tentang perjalanan produksi animasi Jumbo pada hari Senin (14/04/2025). Sharing Session ini diisi oleh Novia Puspa Sari selaku Producer yang merupakan alumni Film dan Animasi UMN, Chrisnawan selaku Voice Acting Director & Assistant Director, dan Bintang Rizky Utama selaku Animation Supervisor. Sharing session dilaksanakan di Lecture Theater, Gedung D, Kampus Universitas Multi media Nusantara.
Baru-baru ini layar lebar Indonesia menayangkan film animasi Indonesia yang digarap oleh Visinema Studio, disutradarai oleh Ryan Adriandhy. Film animasi Jumbo telah tayang di bioskop Lebaran 2025. Saat ini film animasi “JUMBO” sudah tembus tiga juta lebih penonton dalam 17 hari tayang di bioskop dan akan tayang di 17 negara. Film Jumbo berhasil membuat puas penonton, baik orang dewasa maupun anak-anak. Tidak sedikit orang yang merasa film animasi JUMBO menjadi terobosan baru untuk industri film animasi Indonesia.
Salah satu alumni film & animasi UMN Novia Puspa Sari terlibat dalam pembuatan film animasi “JUMBO” sebagai Produser, dan UMN bersama MDN berkesempatan untuk mengadakan sharing session tentang perjalanan produksi animasi ‘JUMBO’.

Pemaparan materi tentang produksi film animasi JUMBO oleh Novia (Dok. UMN)
“Visinema Studio tidak terbatas film, kami melakukan riset terlebih dahulu sebelum membuat film animasi. Salah satunya data UNICEF, ada sebanyak 85 juta orang dibawah umur 18 tahun. Dari sini kami tahu marketnya akan sangat besar, dan keterbatasan konten entertainment untuk anak-anak menjadi landasan Visinema untuk membuat film animasi ‘JUMBO’ ”, ucap Novia dalam sharing sessionnya.
Novia menambahkan perjalanan pembuatan animasi ini memakan waktu lima tahun dan prosesnya tidak mudah, ada 420 lebih kreator Indonesia yang terlibat dalam pembuatan film animasi ‘JUMBO’. Bagi Novia film animasi “JUMBO” ini dapat terwujud karena kerja kolektif dan kolaborasi dengan penuh cinta dari seluruh kreator yang terlibat dalam proses produksi.
“Film animasi “JUMBO” adalah film untuk kita, anak kita, dan anak-anak di dalam diri kita. “JUMBO” mengangkat banyak sekali nilai-nilai seperti persahabatan, kekeluargaan, dan masih banyak lagi. Saat ini film “JUMBO” sudah mencapai tiga juta lebih penonton”, lanjut Novia.
Novia juga menceritakan bahwa produksi film animasi “JUMBO” sudah dimulai sejak 2020 pada saat pandemi Covid-19, dimulai dengan pengembangan penulisan script. Dalam film animasi “JUMBO” sendiri juga menggunakan soundtrack “Kumpul Bocah”, bagi Novia dan tim generasi baru harus mengetahui lagu ini, dan lagu ini juga relevan untuk film animasi “JUMBO”.
“Storytelling “Jumbo” terinspirasi dari cinta karakternya, setiap kreator memiliki kedekatan personal masing-masing dengan scenes yang mereka buat. Saya ingin memberikan kesan dan pesan yang berbeda pada film animasi “JUMBO”. Bukan hanya film animasi yang menghibur tapi film animasi “JUMBO” bisa membawa pesan dan makna kehangatan bagi penonton, baik anak-anak dan juga orang dewasa”, lanjut Novia.

Pemaparan materi tentang proses voice directing animasi JUMBO oleh Chrisnawan (Dok. UMN)
Sharing session ini dilanjutkan oleh Chrisnawan, Ia memberikan proses voice directing film animasi “JUMBO”. Bagi Chrisnawan industri kreatif sangat membutuhkan voice directing mulai dari commercial, audiobooks, sampai film animasi.
“Pertanyaan yang sering ditanyakan oleh orang-orang adalah dalam proses animasi, animasi dulu atau diisi suara dulu? Dalam film animasi JUMBO voice directing akan dilakukan setelah storyboard selesai, sehingga scenes yang ada bisa dipahami dengan bantuan thumbnail yang ada”, ucap Chrisnawan.
Bagi Chrisnawan voice directing memiliki tanggung jawab yang banyak, baik dalam suasana hati pengisi suara, pemilihan cast yang sesuai, pemahaman isi cerita, dan voice editing. Memang kompleks, namun hal ini yang menghasilkan cerita dan suasana, serta nuansa yang bagus.
“Skill yang dibutuhkan voice director adalah kemampuan komunikasi yang baik, pemahaman body acting yang bagus, kepekaan terhadap nuansa lokal atau audio, micro voice expression, dan juga sense of creativity”, ucap Chrisnawan.

Pemaparan materi oleh Bintang tentang acting in animation (Dok. UMN)
Sharing session ini juga membahas acting in animation bersama Bintang, menurut Bintang penting untuk seorang aktor mendalami perannya tidak hanya menyampaikan naskah dan dialog tapi juga mengenali karakternya.
“Manusia bisa merasakan banyak perasaan, senang, sedih, bahagia, marah, jijik dan masih banyak lagi. Kita juga bisa lihat saat orang dalam suasana tertentu, hal ini disebut rasa primal, dalam dunia acting ada dua yaitu broad acting dan subtle acting dimana ketika melihat reaksinya atau aksinya berusaha menyimpulkan sendiri di momen ini”, ucap Bintang.
Bagi Bintang, banyak hal yang perlu diperhatikan dalam animasi mulai dari prinsip animasi, kepekaan, merasakan emosi dan tahu tujuan animasinya. Dalam pembuatan animasi tidak bisa hanya memberikan satu dialog tanpa ada nuansanya, artinya pemberian emosi yang kompleks sangat penting.
By Rachel Tiffany Tanukusuma | UMN News Service
Kuliah di Jakarta untuk jurusan program studi Informatika| Sistem Informasi | Teknik Komputer | Teknik Elektro | Teknik Fisika | Akuntansi | Manajemen| Komunikasi Strategis | Jurnalistik | Desain Komunikasi Visual | Film dan Animasi | Arsitektur | D3 Perhotelan , di Universitas Multimedia Nusantara.