Universitas Multimedia Nusantara Tandatangani MoU dengan UNITEN
Desember 5, 2022Peresmian Branding Kabupaten Tangerang Gemilang, Melibatkan Mahasiswa DKV UMN
Desember 6, 2022(Dok. Marketing Communications UMN)
TANGERANG – Program Studi Perhotelan UMN menyambut Dr. Hanafi Bin Hamzah, Dekan dan Associate Professor Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata Fakultas Perhotelan dan Manajemen Pariwisata di UCSI, untuk berbicara sebagai dosen tamu mahasiswa Perhotelan UMN. Kuliah tamu dilakukan secara on-site di kampus UMN, Selasa (08/11/2022).
Dalam kuliah tamu tersebut, Hanafi berbicara tentang bagaimana COVID-19 telah memengaruhi industri Perhotelan dan Pariwisata, tren dan tantangan yang dihadapi sektor tersebut pasca-covid, serta masa depan industri tersebut.
“This is a people’s people industry– industri 24/7, industri yang tidak pernah tidur,” kata Hanafi, menjelaskan tentang industri Perhotelan dan Pariwisata. Ia menceritakan bahwa selama pandemi COVID-19, banyak terjadi ketidakpastian dan penurunan. Namun, dengan pemulihan pasca-pandemi, industri Perhotelan dan Pariwisata kemungkinan akan meningkat pada tahun 2023 dan tahun-tahun mendatang.
Hanafi mengutip beberapa data dari World Travel and Tourism Council (WTTC). Pada 2020, sektor Pelancong & Pariwisata (Travel & Tourism) global mengalami kerugian besar hampir US$4,5 triliun. Kontribusi sektor ini terhadap PDB turun 49,1%, dibandingkan dengan ekonomi global secara keseluruhan, yang turun hanya 3,7% pada 2019. Selain itu, 62 juta pekerjaan di sektor Pelancong & Pariwisata hilang pada 2020.
“Bisa dibayangkan bagaimana pandemi membunuh industri ini,” kata Hanafi. Selama pandemi, dengan lockdown dan social distancing, orang tidak dapat melakukan perjalanan domestik dan internasional– yang berdampak negatif pada industri Perhotelan dan Pelancongan.
Ia juga menambahkan bahwa pandemi tidak hanya memengaruhi ekonomi tetapi juga perilaku manusia, seperti bagaimana orang mulai berhati-hati saat membeli makanan, lebih sering mencuci tangan, membersihkan paket, menggunakan sarung tangan, dan banyak lagi.
(Dok. Marketing Communications UMN)
Meski mengalami kerugian besar, Hanafi menyampaikan bahwa industri akan bangkit kembali. Sekali lagi, mengutip data WTTC, sektor Pelancong & Pariwisata diperkirakan akan menciptakan hampir 126 juta pekerjaan baru dalam satu dekade mendatang. Artinya akan ada satu dari tiga pekerjaan baru yang akan dibuat.
“PDB Pelancong & Pariwisata Global dapat mencapai tingkat sebelum pandemi pada tahun 2023– hanya 0,1% di bawah tingkat tahun 2019. Kontribusi sektor ini terhadap PDB diperkirakan akan tumbuh sebesar 43,7% menjadi hampir US$8,4 triliun pada akhir tahun 2022, sebesar 8,5% dari total PDB ekonomi global– hanya 13,3% di belakang level tahun 2019,” kata WTTC, dalam artikel mereka.
Rebound positif juga kemungkinan terlihat di Kawasan Asia Pasifik. Laporan WTTC melihat pertumbuhan positif hingga tahun 2025. Diperkirakan pada tahun 2025, pendapatan travel dari Kawasan Asia Pasifik akan berkontribusi 32% lebih besar terhadap PDB mereka, bahkan lebih dari sebelum pandemi.
Hanafi juga berbagi beberapa tren di pasar perhotelan: Liburan domestik (lebih banyak orang terlihat bepergian di dalam negeri sejak pandemi), bepergian ke negara tetangga, generasi muda akan lebih banyak traveling, wisata alam menjadi lebih trendi, liburan mikro (micro-holiday, liburan singkat ke tempat terdekat, misalnya tempat rekreasi), dan roadtrip akan menjadi lebih normal daripada perjalanan yang membutuhkan penerbangan.
“Ada juga peningkatan praktik berkelanjutan (wisata berkelanjutan). Orang-orang juga mulai membicarakan revolusi industri ke-4,” tambah Hanafi.
(Dok. Marketing Communications UMN)
Karenanya, Hanafi berharap mahasiswa Perhotelan UMN bisa melanjutkan studi di UCSI, Malaysia. Dia memastikan bahwa mahasiswa perhotelan tidak perlu khawatir mencari pekerjaan setelah lulus. Di UCSI, sebagian besar siswa dapat menemukan pekerjaan selama magang sebelum lulus.
Selain itu, ia juga menyampaikan bahwa menurut survei tahun 2021, 94% hotel kekurangan staf dan 96% hotel menyatakan bahwa mereka terus berusaha untuk menyewa tetapi tidak dapat mengisi posisi yang terbuka.
“Jadi, siapa bilang mengambil program studi ini tidak menjamin pekerjaan? Ini adalah hal yang tidak perlu Anda khawatirkan,” kata Hanafi. Ia memahami bahwa ketidakpastian pekerjaan dapat menjadi perhatian bagi mahasiswa perhotelan akibat pandemi.
Kuliah tamu berjalan sukses. Diharapkan kuliah tamu yang dipimpin oleh Hanifah ini dapat menginspirasi dan menghibur mahasiswa Perhotelan UMN di tengah ketidakpastian di masa pandemi, serta untuk meniti karir di industri Hospitality & Travel setelah lulus!
By Levina Chrestella Theodora
Kuliah di Jakarta untuk jurusan program studi Informatika | Sistem Informasi | Teknik Komputer | Teknik Elektro | Teknik Fisika | Akuntansi | Manajemen| Komunikasi Strategis | Jurnalistik | Desain Komunikasi Visual | Film dan Animasi | Arsitektur | D3 Perhotelan , di Universitas Multimedia Nusantara. www.umn.ac.id