Peresmian Branding Kabupaten Tangerang Gemilang, Melibatkan Mahasiswa DKV UMN
Desember 6, 2022Ratusan Mahasiswa UMN Berprestasi Terima Simbol Apresiasi 2022, Cek Daftarnya
Desember 7, 2022(Dok. Marketing Communications UMN)
TANGERANG – Pada Selasa (08/11/22), UMN menyambut UCSI Malaysia di kampus UMN. Kunjungan tersebut dilakukan untuk mendiskusikan potensi ide kerjasama dan Dr. Hanafi Bin Hamzah, Dekan dan Associate Professor Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata di Fakultas Perhotelan dan Manajemen Pariwisata di UCSI, untuk berbicara sebagai dosen tamu bagi mahasiswa Perhotelan UMN.
Pertemuan tersebut dihadiri oleh beberapa perwakilan UMN dan UCSI. Dari UMN: Prof. Dr. Muliawati Siswanto (Wakil Rektor Bidang Hubungan dan Kerjasama); Dr. Ir. P.M. Winarno, M.Kom. (Direktur Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat); Muhammad Cahya Mulya Daulay, S.Sn., M.Ds. (Dekan Fakultas Seni Rupa & Desain); dan Boby Arinto, S.E., M.M., (Global Office Manager).
Dari UCSI: Dr. Hanafi Bin Hamzah (Dekan dan Associate Professor Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata di Fakultas Perhotelan dan Manajemen Pariwisata) dan Erwina A. Chafar (Direktur Global Engagement Office).
Baca juga: Sharing Session: Program Pascasarjana Universitas UCSI.
(Dok. Marketing Communications UMN)
Hanafi menceritakan bahwa pada tahun 2023, UCSI akan menawarkan empat program baru. “Pada bulan Januari, akan ada program PhD, Doktor Perhotelan dan Pariwisata, Diploma Pastry & Bakery, dan Magister Gastronomi; yang akan menjadi yang pertama di Malaysia. Juga, pada bulan September, akan ada Sarjana untuk Program Pariwisata Berkelanjutan Global,” ia berbagi. Selain itu, ada kemungkinan bahwa dua dari empat program baru tersebut akan bekerja sama dengan universitas di Paris.
Kedua belah pihak sebelumnya telah membahas ide-ide potensial untuk kerja sama mereka. Hanafi berharap UCSI dan UMN dapat melanjutkan program mobilitas dan pertukaran pelajar dimana mahasiswa dari UMN dapat belajar di UCSI selama satu semester dan sebaliknya. Ini adalah ide terbaik karena merupakan cara tercepat dan termurah untuk melakukan pertukaran pelajar.
“Ini yang paling realistis. Dimana siswa akan datang ke Malaysia dan belajar tiga sampai empat mata pelajaran selama satu semester, dan untuk satu semester berikutnya kami akan membimbing mereka ke mitra industri kami untuk melakukan magang di Malaysia. Begitu pula mahasiswa UCSI bisa datang ke UMN untuk belajar dan magang dengan mitra industri UMN,” ujar Hanafi. Ia menambahkan bahwa ini terutama untuk mahasiswa Arsitektur UCSI yang harus magang di luar negeri.
Muliawati sangat menerima usulan tersebut. UMN bukanlah pemula dalam melakukan pertukaran mahasiswa. Ia menceritakan, saat ini ada lima mahasiswa internasional dari berbagai negara yang kuliah di UMN, dan tahun depan akan ada lebih banyak lagi mahasiswa internasional.
Beliau menanyakan tentang kemungkinan kapan pertukaran mahasiswa dapat direalisasikan, dan perwakilan UCSI memberikan jawaban yang bersemangat.
“Kalau mahasiswa sudah siap, besok bisa direalisasikan,” kata Erwina, membawa senyum dan tawa ke dalam ruangan. Hanafi menambahkan bahwa rencana itu bisa direalisasikan paling cepat Januari, karena tidak sulit untuk melakukan pertukaran pelajar, dengan kedua universitas sudah berpengalaman.
(Dok. Marketing Communications UMN)
Perwakilan UCSI juga menambahkan bahwa kerjasama tidak terbatas pada pertukaran pelajar saja. Mereka juga ingin mengadakan perkuliahan dimana dosen dari masing-masing universitas bisa menjadi dosen tamu dan melakukan penelitian bersama.
Dalam kesempatan yang sama, Hanafi juga secara tidak resmi mengundang UMN untuk mengajak mahasiswanya mengikuti kompetisi memasak UCSI. Kompetisi diperkirakan akan diadakan pada Mei atau Juni tahun depan yang terbuka untuk mahasiswa internasional. Terdapat dua kompetisi: “Young Chef Culinary Competition 2.0” untuk mahasiswa tahun pertama dan “Big Chef Competition” untuk mahasiswa tahun terakhir.
“Kami ingin memperluas kompetisi ini ke UMN. Ada juga kemungkinan mahasiswa dari Paris akan datang. Ini kesempatan bagi mahasiswa Indonesia untuk pergi ke luar negeri dan berkompetisi di Malaysia,” kata Hanafi. Siswa disarankan untuk tinggal di Malaysia selama kurang lebih sebulan karena akan ada lokakarya dan pelatihan, terutama untuk “Big Chef Competition.”
UMN merespon positif semua ide tersebut. Ide yang paling mungkin adalah pertukaran mahasiswa dan dosen yang bisa direalisasikan paling cepat Januari (atau lusa, kata Erwina). Diharapkan gagasan-gagasan tersebut dapat segera dilaksanakan dan bermanfaat bagi kedua belah pihak baik secara akademik maupun sosial.
By Levina Chrestella Theodora
Kuliah di Jakarta untuk jurusan program studi Informatika | Sistem Informasi | Teknik Komputer | Teknik Elektro | Teknik Fisika | Akuntansi | Manajemen| Komunikasi Strategis | Jurnalistik | Desain Komunikasi Visual | Film dan Animasi | Arsitektur | D3 Perhotelan , di Universitas Multimedia Nusantara. www.umn.ac.id