Film ‘I Saw A Ghost and It Was Beautiful’ Berhasil Masuk Nominasi Festival Film Internasional
Oktober 12, 2023Bentara Budaya “Manusia Indonesia dalam Lukisan Koleksi”
Oktober 13, 2023Tangerang – UMN telah mengadakan pertemuan gathering HR tahunan pada (12/10). Tema HR Gathering kali ini adalah “The Rise of AI in HR: Potential and Challenges”. Dihadiri oleh 75 perusahaan serta jajaran rektorat, kaprodi dan Rainier Turangan selaku principal consultant Daya Dimensi Indonesia sebagai pembawa materi.
Gathering HR tahun ini ditujukan untuk menguatkan kerja sama dan kolaborasi antara UMN dan perusahaan, selain itu berguna untuk saling berdiskusi bertukar pikiran antara perusahaan dan kampus UMN. UMN juga mengadakan gathering ini secara tahunan agar mengetahui perkembangan di Industri dan mengetahui apa yang perlu dipersiapkan untuk mahasiswa sebelum terjun dalam dunia pekerjaan.
Tema gathering HR tahun ini membawakan tema mengenai AI (Artificial Intelligence), tidak hanya semata-mata membahas tentang kegunaan dan perkembangan AI, tetapi bagaimana HR dapat memanfaatkan AI dalam pekerjaan mereka. Karena AI ini menjadi salah satu tantangan pada HR. Namun tantangan ini bukan untuk dihindari tetapi untuk diadopsi dan dimanfaatkan sebaik mungkin.
“Tantangan kita saat ini adalah teknologi, tetapi kita bisa menjadikan hal tersebut menjadi pelajaran. Kita harus berani mempelajari hal-hal baru yang ada dan ada kemauan untuk terus belajar dan berani meninggalkan hal-hal lama, sangat penting menjadi long live learner”, ucap Andrey Handoko pada pembukaan acara gathering ini.
Sehingga walaupun AI menjadi tantangan saat ini baik di kampus maupun industri, kita bisa mengadopsinya dan terus beradaptasi untuk memenuhi kebutuhan perusahaan. Selain di kampus, sebagai HR pun juga dapat mengadopsi hal ini. AI dalam HR sendiri secara teknis bukan cara membangun AI melainkan produknya. HR bisa memanfaatkan AI sebagai pembanding dan mengetahui skill setiap employee.
AI ini juga dibedakan menjadi tiga yaitu analytical AI merupakan teknologi AI yang sangat kompetitif, human inspired AI dimana teknologi AI ini bisa mengetahui emosi dan perasaan manusia, humanized AI yang mirip dengan manusia dan mempunyai social intelligence.
“AI ini bisa membantu kita untuk melihat kompetensi employee, bisa mencari kelemahanya apa, siapa, dan apa yang harus diperbaiki. Sehingga AI ini bisa mempercepat pekerjaan HR, bisa membantu agar lebih detail, kita juga dapat berlatih dan terus upskilling karena akan semakin banyak tantangan kedepannya”, ucap Rainier Turangan dalam pemaparan materinya.
AI sendiri juga tidak akan bisa menggantikan posisi HR, bisa kita simpulkan bahwa penting untuk HR agar terus upskilling dan terus mengasah skill, jika kita secara terus-menerus upskilling tidak mungkin HR akan tergantikan. Karena sebagai HR tentunya kita lebih mengerti dibanding AI.
By Rachel Tiffany Tanukusuma | UMN News Service
Kuliah di Jakarta untuk jurusan program studi Informatika| Sistem Informasi | Teknik Komputer | Teknik Elektro | Teknik Fisika | Akuntansi | Manajemen| Komunikasi Strategis | Jurnalistik | Desain Komunikasi Visual | Film dan Animasi | Arsitektur | D3 Perhotelan , di Universitas Multimedia Nusantara. www.umn.ac.id