Film Pendek Ruah Raih Prestasi di Ajang 28th Singapore International Film Festival
Desember 4, 2017APII & Teknik Elektro UMN Selenggarakan FGD Industry & TVET Ahead (2020-2040)
Desember 12, 2017Menyaksikan teater tidak harus selalu serius. Ditambah dengan bumbu komedi, pementasan ‘Bebas’ yang disajikan Teater Katak pada Kamis (7/12) dan Jumat (8/12) lalu di Function Hall Universitas Multimedia Nusantara (UMN) sukses menyita hati para penontonnya. Bebas menceritakan kisah sebuah keluarga bermasalah karena sebuah kasus pembunuhan.
Sergio dan Agatha, dua anggota keluarga tersebut menjadi tokoh utama pementasan. Dikisahkan Sergio harus mendekam di balik jeruji besi karena menyerahkan diri sebagai ganti istrinya, Agatha, yang sebetulnya membunuh seseorang. Kejadian ini juga melibatkan anaknya yang bernama Felicia. Mengambil latar Amerika Latin tahun 1970-an, pementasan ke-53 Teater Katak ini menyeret penonton masuk ke dalam suasana sendu namun karena juga diselingi dengan komedi membuat pementasan ini tidak monoton.
(Baca juga: Teater Katak Sajikan Cleopatra di Gedung Kesenian Jakarta)
Dalam dua hari pementasan, Bebas memunculkan pemeran yang berbeda. Di hari pertama, Sergio diperankan oleh Kito Halianto (Animasi 2016) sedangkan Agatha diperankan oleh Theresa Anindita (Marketing Communication 2015), sedangkan hari kedua Sergio diperankan oleh Bayu (Public Relation 2016) dan Agatha diperankan oleh Veronica (Marketing Communication 2015).
Ditemui seusai pentas, Theresa mengungkapkan bagaimana caranya dia bisa terpilih untuk memerankan sosok Agatha. “Jadi kita itu ada reading, terus setelah dilihat, beberapa saat kemudian diumumkan bahwa saya yang memerankan Agatha,” ujar Theresa.
Di waktu terpisah, Kito mengungkapkan dia awalnya ragu-ragu untuk memerankan sosok Sergio. “Saya sudah pernah ikut pentas sebagai pemain. Saya datang reading itu di hari terakhir,” kata Kito mengenang waktu tersebut. “Tahunya, beberapa saat kemudian dikasitahu bahwa saya memerankan sosok Sergio.”
Menurut mereka, sosok yang mereka perankan mempunyai karakter yang luar biasa. “Agatha itu sosok ibu yang punya rasa trauma terhadap suaminya dan masa lalu. Namanya PTSD,” kata Theresa menyoal sosok Agatha. “Dia sangat sayang dengan anaknya tapi karena rasa trauma itu dia canggung dengan suaminya.”
Sedangkan menurut Kito, sosok Sergio itu tokoh yang mungkin secara fisik lemah tapi hatinya besar. “Soalnya dia sampai berani melindungi istri dan anaknya dan menutupi kesalahannya dengan mengajukan diri ke penjara,” paparnya.(*)
by Kerfin Liong – Universitas Multimedia Nusantara News Service
Kuliah di Jakarta untuk jurusan program studi Informatika| Sistem Informasi | Teknik Komputer | Teknik Elektro | Teknik Fisika | Akuntansi | Manajemen| Komunikasi Strategis | Jurnalistik | Desain Komunikasi Visual | Film dan Animasi | Arsitektur | D3 Perhotelan , di Universitas Multimedia Nusantara. www.umn.ac.id