Kuliah di Jakarta untuk jurusan program studi Informatika| Sistem Informasi | Teknik Komputer | Teknik Elektro | Teknik Fisika | Akuntansi | Manajemen| Komunikasi Strategis | Jurnalistik | Desain Komunikasi Visual | Film dan Animasi | Arsitektur | D3 Perhotelan , di Universitas Multimedia Nusantara. www.umn.ac.id
Kreasi Produk Eksperimen Seni pada Artificial Intellegence
Mei 12, 2017Aktivis Alam Peduli Pesisir Pantai Pulau Panggang
Mei 18, 2017Berbeda dengan naskah-naskah sebelumnya yang kerap berlatar tempat di Eropa Tengah, kali ini Teater KataK mencoba untuk berpindah haluan ke Mesir dan Roma. Pentas berjudul Cleopatra ini digelar pada 12-14 Mei 2017 lalu di Gedung Kesenian Jakarta. Cleopatra menjadi produksi ke-49 dari unit kegiatan mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara (UMN) ini.
Pementasan ini mengangkat perjalanan hidup Cleopatra, ratu Mesir yang terkenal akan kecerdikan serta kecantikannya. Dengan bermodalkan kedua hal itu, sang ratu dapat menguasai Mesir. Ia bahkan membuat Julius Caesar, penguasa Roma, bertekuk lutut padanya. Meski begitu hatinya tetap milik Mark Anthony, seorang jendral kepercayaan Roma.
Mengambil kisah yang terjadi pada zaman Mesir Kuno (50 SM) memberi kesulitan tersendiri. Ketidaklengkapan data mengenai perjalanan hidup Cleopatra menjadi salah satu faktornya. Oleh karena itu, riset mendalam dilakukan agar dapat menghidupkan karakter-karakter yang ada.
Persiapan pementasan telah dilakukan sejak Desember 2016. Pelatih sekaligus sutradara Cleopatra, Venantius Vladimir Ivan Pratama, turut berperan sebagai penulis naskah. Ia mengaku bahwa naskah ini merupakan naskah asli, didasarkan dari berbagai sumber sejarah tentang Cleopatra dan masa-masa ketika ia hidup.
“Untuk penggarapan kembali menekankan pembawaan entertainment dan banyak musik. Dibalut dengan nuansa ringan, namun tidak menghilangkan inti cerita. Tantangannya adalah menceritakan kehidupan Cleopatra sejak ia dinikahkan, hingga ia wafat hanya dalam beberapa jam saja. Sehingga banyak aspek dari kehidupannya terpaksa kita potong,” tambah Ivan.
(Baca juga: Naskah: Ketika Kenyataan dan Khayalan Bersatu)
Banyaknya musik dalam pementasan ini membuat Margaretha Aprilia, koordinator musik Cleopatra, mencari banyak referensi dari berbagai sumber. “Aku lebih kesulitan di nuansa Mesir, karena pola musiknya kurang lebih sama. Untuk Roma, kebetulan aku suka dengan nuansa musik Roma,” papar Etha.
Sejak judul pentas dikeluarkan, Etha langsung melakukan riset terkait musik-musik yang akan dipakai dalam pementasan Cleopatra. Ia membutuhkan waktu sekitar lima bulan untuk membiasakan diri dengan nada-nada bernuansa Mesir.
Salah seorang pemeran Cleopatra, Chinthya Putri, merasa sosok yang diperankannya sangat berbeda dengan kepribadiannya. Perbedaan yang signifikan cukup membuatnya kesulitan, terutama saat melakukan pendalaman karakter. Sedangkan Fernandes Handika yang berperan sebagai Julius Caesar, merasa bahwa mendapat porsi pemeran ini seru dan menyenangkan. Perannya ini menambah pengetahuannya tentang Mesir, Roma, serta sosok Cleopatra sendiri.(*)
by Teater KataK – Universitas Multimedia Nusantara News Service