Pentingnya dan Tips Networking di Dunia Perkuliahan untuk Mahasiswa
Juni 13, 20246 Jenis Pekerjaan di Industri Game yang Diminati
Juni 13, 2024Ilustrasi mockup desain (Sumber Gambar: Unsplash/Tran Mau Tri Tam ✪)
Jika kamu adalah seorang jobseeker yang ingin mendambakan karir di bidang desain grafis, memiliki portofolio merupakan salah satu cara agar kamu bisa memperlihatkan potensi, minat, dan keterampilan kepada calon klien atau pihak pemberi kerja. Tak hanya sebagai sarana untuk menunjukkan hasil karya dan kinerjamu selama ini, portofolio desain juga merupakan entitas dan cerminan dari gaya desain otentik versi kamu. Dengan memiliki portofolio sebagai pijakan yang kuat untuk mendapatkan karir di ranah desain, kamu punya ciri khas dan karakteristik yang membedakan antara kamu dengan kandidat lain yang kebetulan melamar di posisi yang sama.
Namun, untuk bisa memikat pihak perekrut sebagai pemberi kerja di perusahaan yang kamu tuju, membangun strategi yang tepat adalah kuncinya. Membuat portofolio desain grafis memerlukan ketekunan dan ketelitian. Kamu harus pintar untuk menyeleksi hasil karya yang terbaik untuk bisa disajikan kepada pihak perekrut ketika nantinya kamu berhasil mendapatkan undangan untuk wawancara kerja di perusahaan yang kamu lamar. Sebab, percuma saja bila hasil karya kamu bagus tapi kamu tidak bisa mengemas dan mengelaborasi dengan baik ke dalam portofolio yang sudah kamu buat. Pada artikel kali ini, UMN akan memberikan strategi dalam membangun portofolio khususnya bagi kamu yang akan melamar sebagai desainer grafis di salah satu perusahaan. Simak penjelasannya yuk!
1. Jelaskan Spesialisasi Kamu dalam Portofolio Desain
Hal pertama sekaligus kesan pertama yang ingin kamu bawa saat membuat portofolio desain grafis adalah kamu bisa menjelaskan tentang spesialisasi dan keahlian kamu. Misalnya kamu bisa menunjukkan bahwa kamu memiliki keahlian dalam desain logo yang unik dan inovatif, atau mungkin kamu ahli dalam desain merek yang kuat dan konsisten. Dengan menjelaskan spesialisasi dan keahlianmu dengan jelas, kamu dapat menarik perhatian pihak perekrut yang sedang mencari desainer dengan bakat dan fokus yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Selain itu, penting juga untuk menunjukkan pengalaman kerjamu yang relevan. Misalnya, jika kamu pernah bekerja dengan klien atau proyek yang terkait dengan industri tertentu, seperti teknologi, fashion, atau makanan dan minuman, sertakan informasi tersebut dalam portofoliomu. Ini akan memberikan bukti nyata tentang kemampuanmu dalam menghadapi tantangan dan memenuhi kebutuhan klien di berbagai sektor.
Baca juga: Mengenal Jurusan dan Biaya Kuliah DKV UMN.
2. Terapkan Prinsip Kualitas Lebih Penting daripada Kuantitas
Hal yang membedakan ketika kamu membuat portofolio desain dengan portofolio lainnya adalah kamu bisa menerapkan prinsip kualitas lebih penting daripada kuantitas. Hal ini mencerminkan bahwa sebanyak-banyaknya karya yang sudah pernah kamu buat, pastinya ada segelintir karya yang menurut kamu memorable dan memiliki story yang kuat untuk diceritakan kepada pihak perekrut. Memilih beberapa proyek unggulan yang memperlihatkan kemampuan terbaikmu akan lebih efisien daripada memasukkan banyak proyek yang kurang berkualitas. Pastikan setiap proyek dalam portofolio mu mencerminkan standar tinggi dan menampilkan beragam keterampilan desainmu.
3. Cantumkan Desain yang Bervariasi, Tidak Hanya Satu Jenis
Sebagai seorang desainer, disinilah kamu perlu menawarkan kepada pihak perekrut untuk mencantumkan hasil karya yang bervariasi. Jadi, tidak hanya berpatokan pada satu model atau satu jenis saja. Dengan menampilkan berbagai jenis proyek dalam portofoliomu, kamu dapat menunjukkan fleksibilitas dan kemampuan untuk beradaptasi dengan berbagai kebutuhan klien.
Misalnya, kamu dapat menyertakan desain logo, brosur, kampanye media sosial, desain web, ilustrasi, dan banyak lagi. Dengan menampilkan portofolio yang beragam, kamu dapat menunjukkan bahwa kamu memiliki keterampilan yang luas dan dapat mengerjakan berbagai jenis proyek dengan baik.
Selain itu, beragamnya jenis proyek yang ditampilkan dalam portofoliomu juga dapat menarik calon klien. Sebagai contoh, jika kamu memiliki pengalaman dalam desain logo untuk industri makanan, tetapi juga telah menciptakan kampanye branding untuk perusahaan teknologi, ini akan menunjukkan bahwa kamu memiliki kemampuan untuk bekerja di berbagai sektor dan dapat menyesuaikan desainmu dengan kebutuhan spesifik setiap industri.
4. Selipkan Storytelling dalam Portofolio Desain
Jangan lupakan pentingnya storytelling dalam portofolio desain yang telah kamu buat. Alih-alih portofolio desain hanya gambar sebagai pemanis, kamu juga perlu menyertakan cerita di balik setiap proyek yang kamu masukkan. Ceritakanlah bagaimana kamu mengatasi tantangan dan hambatan selama proses desain, serta bagaimana keputusan-keputusan desainmu terkait dengan tujuan bisnis atau tujuan klien. Dengan menyampaikan cerita-cerita ini, kamu tidak hanya memperlihatkan kemampuan teknis dalam desain, tetapi juga kemampuanmu dalam berpikir kreatif, memecahkan masalah, dan berkomunikasi secara efektif.
Selain itu, pertimbangkanlah untuk menambahkan elemen-elemen tambahan seperti sketsa awal, mockup, atau prototipe interaktif jika memungkinkan. Ini akan memberikan pihak perekrut gambaran yang lebih lengkap tentang proses dan pemikiran di balik setiap desain, serta menunjukkan tingkat keterlibatan dan profesionalisme dalam setiap proyek.
5. Jangan Lupa Cantumkan Testimoni dan Ulasan dari Klien
Testimoni atau ulasan merupakan elemen penting untuk meyakinkan pihak perekrut lebih lanjut tentang kualitas dan keandalanmu sebagai seorang desainer grafis. Dengan mencantumkan testimonial yang kuat dan relevan dalam portofoliomu, kamu dapat membuktikan bahwa kamu bukan hanya seorang desainer yang berbakat secara kreatif, tetapi juga memiliki keterampilan interpersonal yang baik dan mampu memberikan solusi yang memuaskan bagi klien. Ini adalah aspek penting dalam membangun kepercayaan dengan pihak perekrut dan membuatmu terlihat sebagai kandidat yang diinginkan untuk posisi desain grafis.
Selain itu, testimonial atau ulasan juga dapat memberikan insight tambahan tentang pengalaman kerjamu, jenis proyek yang telah kamu kerjakan, dan tingkat kepuasan klienmu. Informasi ini dapat membantu pihak perekrut memahami lebih baik kemampuan dan pengalamanmu dalam bidang desain grafis, serta memastikan bahwa kamu adalah kandidat yang cocok untuk posisi yang mereka tawarkan.
6. Selalu Perbarui Portofolio Desain Minimal 6 Bulan Sekali
Hal yang tidak kalah pentingnya dalam membuat portofolio desain grafis adalah selalu perbarui minimal 6 bulan sekali. Hal ini dilakukan agar portofoliomu tetap segar dan relevan dengan perkembangan terbaru dalam industri desain grafis. Dengan memperbarui portofolio setidaknya setiap enam bulan, kamu dapat memastikan bahwa keterampilan dan pencapaian terbarumu tercermin dengan baik dalam portofolio yang berhasil kamu buat.
Selain menambahkan proyek-proyek terbaru, pembaruan yang ada dalam portofolio ini juga dapat melibatkan penyempurnaan presentasi dan tata letak portofolio. Mungkin ada teknologi atau tren desain baru yang telah muncul dalam kurun waktu enam bulan terakhir, dan kamu dapat memanfaatkannya untuk meningkatkan estetika dan fungsionalitas portofolio desain kamuf.
Baca juga: 5 Prospek Karir Desain Grafis dalam Revolusi Industri 4.0
Berbekal strategi di atas, kamu bisa mengaplikasikan dalam membuat portofolio desain grafis sebagai modal awal untuk memulai karirmu di dunia desain. Jangan lupa untuk selalu memperbarui konten yang ada di dalam portofolio sehingga tetap relevan bagi pihak perekrut maupun klien yang akan mengajakmu untuk bekerjasama. Selain itu, jangan ragu untuk memanfaatkan berbagai platform online untuk memamerkan portofoliomu. Buatlah situs web pribadi atau profil di platform khusus desainer seperti Behance atau Dribbble. Bangun relasi juga dapat menjadi alat yang kuat untuk mempromosikan portofoliomu kepada klien potensial dan pihak perekrut. So, langsung aja mulai gerak untuk buat portofolio desain grafis yang hasilnya lebih ekonomis dan hemat untuk dibaca oleh pihak perekrut!
By Reyvan Maulid | UMN News Service
Kuliah di Jakarta untuk jurusan program studi Informatika| Sistem Informasi | Teknik Komputer | Teknik Elektro | Teknik Fisika | Akuntansi | Manajemen| Komunikasi Strategis | Jurnalistik | Desain Komunikasi Visual | Film dan Animasi | Arsitektur | D3 Perhotelan , di Universitas Multimedia Nusantara. www.umn.ac.id