Tingkatkan Penjaminan Mutu Pendidikan, UMN Ikut Sertifikasi Internasional AUN-QA
Juli 6, 2021Siapkan Diri Menjadi Data Scientist Profesional dengan Kenali Kompetensi Ini
Juli 8, 2021TANGERANG – Startup perlu memastikan bahwa semua bentuk strategi komunikasi dan pesan kepada marketnya terintegrasi dengan baik. Dengan cara mengoptimalkan komunikasi pesan yang konsisten, startup dapat meningkatkan awareness dan kredibilitas brandnya kepada stakeholder dan juga menarik konsumen.
Skystar Ventures, inkubator bisnis di Universitas Multimedia Nusantara (UMN) mengadakan Startalk dengan topik “Achieving Startup’s Recognition with Optimized Branding and Marketing Strategies”. Webinar ini dilakukan secara daring melalui Zoom, Selasa (6/7/2021).
Pada Startalk kali ini, Skystar Ventures menghadirkan Irfan Prabowo selaku Head of Marketing Lemonilo. Irfan menjelaskan tentang branding and marketing to hack business growth.
“Branding itu levelnya berbeda-beda tergantung dari sisi bisnisnya, untuk perusahaan Brand itu sesuatu yang mereka investasi di dalam semua sektor, misalnya punya banyak agensi atau konsultan, logo, font, voice dan lainnya. Kalau dari sisi UMKM atau Startup, branding itu menjahit fundamentalnya terlebih dahulu sebelum kita ngomongin marketing outputs-nya,” ungkap Irfan.
Irfan menjelaskan, bahwa dalam marketing itu ada tentang membuat campaigns, advertising, promosi, media, dan lain sebagainya. Tetapi perlu juga untuk merepresentasikan brand statement. Dua hal yang mempertemukan Branding dengan Marketing adalah value proposition dan Message.
Baca juga Bisnis Tak Melulu Soal Profit, Emotional Branding Jadi Cara Untuk Keberlangsungan Start-up Business
Berbicara tentang Growth Hacking, terutama pada tahap awal Startup. Ada tiga poin yang Irfan highlight dari Growth Hacking, yaitu compilation of experiments, process-based methodology, dan grow the number of customers.
“Ketika kita memahami Growth Hacking ini adalah tentang memahami audience, pesona, content pillar. Memahami bisnis dan produk kita, brand statement nya, dan semacamnya. Kita melakukan banyak eksperimen dari baseline yang kita punya dan dengan process based methodology. Lalu kita melakukan analisis, audisi, prototyping, implementasi, tes, evaluasi, dan mulai dari awal lagi. Dari situ kita ketemu ada hal yang perlu kita perbaiki lagi atau tidak dan jika ada hal yang perlu disesuaikan lagi perlu melakukan eksperimen lain,” lanjutnya.
Pada akhir penjelasan yang diberikannya, Irfan memberi kesimpulan Growth Hacking tidak berarti nol anggaran Marketing, tetapi bagaimana membelanjakan lebih sedikit daripada yang lain (brand atau marketing) untuk mendapatkan konversi setinggi mungkin dengan melakukan inisiatif dengan metode yang terbukti,” tutup Irfan.
By Annisa Maulida | UMN News Service
Kuliah di Jakarta untuk jurusan program studi Informatika| Sistem Informasi | Teknik Komputer | Teknik Elektro | Teknik Fisika | Akuntansi | Manajemen| Komunikasi Strategis | Jurnalistik | Desain Komunikasi Visual | Film dan Animasi | Arsitektur | D3 Perhotelan , di Universitas Multimedia Nusantara. www.umn.ac.id