Mahasiswa Teknik Komputer Serba Bisa?
April 4, 2018Kembali Berprestasi, “Ojek Lusi” Menangkan Malang Film Festival 2018
April 10, 2018
TANGERANG – Dunia tengah memasuki revolusi industri 4.0 di mana otomasi industri tidak hanya berbicara tentang tergantinya peran manusia oleh robot, melainkan juga tentang bagaimana menciptakan sistem produksi yang interaktif dan terintegrasi.
Pada Rabu (4/4) lalu, Presiden RI Joko Widodo didampingi oleh Menteri Perindustrian RI Airlangga Hartanto telah meresmikan peluncuran Making Indonesia 4.0. Penamaan Making Indonesia 4.0 sendiri memiliki arti membangun kembali perindustrian Indonesia ke era baru pada revolusi industri keempat yang memiliki beberapa aspirasi besar untuk merevitalisasi industri nasional secara menyeluruh.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Program Studi Teknik Elektro UMN Kanisius Karyono, S.T., M.T menyatakan pihaknya tengah mempersiapkan mahasiswa untuk menghadapi industri 4.0 dengan keunggulan yang dimiliki oleh program studi (prodi) Teknik Elektro UMN.
“Kami siap menghadapi industri 4.0 dengan keunggulan-keunggulan yang kami miliki. Saat ini, kami tengah memberikan pembelajaran dasar ilmu ke-elektro-an dikombinasikan dengan nilai-nilai keutamaan UMN, serta menjadikan ICT (Information Communication and Technology) sebagai back bone. Dengan metode pembelajaran yang seperti ini, mahasiswa akan mendapatkan baik dari sisi technical dan maupun soft skill-nya,” kata Karyono.
Baca juga: Benarkah Robot Kian Ancam Tenaga Kerja Manusia?
Keunggulan lainnya adalah hubungan kerja sama. Karyono menjelaskan prodi Teknik Elektro UMN telah menjalin kerja sama baik dalam lingkup nasional maupun internasional.
“Di lingkup nasional, kami bekerja sama dengan Association of Polytechnic and Industry Indonesia (APII) dan Kementerian Ekonomi. Sedangkan di lingkup internasional, kami bekerja sama dengan industri-industri yang menjadi leader di bidang industrial generation 4.0, seperti Festo Corporate dari Jerman dan Schneider Electric dari Perancis,” jelas Karyono.
Karyono menambahkan, pihaknya juga menjalin kerja sama dengan universitas-universitas di luar negeri yang memiliki interaksi cukup kuat dengan dunia industri, seperti Swinburne University of Technology dan Rheinische Fachhochschule Köln. Kerja sama tersebut diwujudkan dengan seminar, pameran, workshop, dan pertukaran pelajar.
Selain itu, prodi Teknik Elektro UMN juga menawarkan model pendidikan bertajuk pengabdian masyarakat. Bekerja sama dengan Swinburne University of Technology, mahasiswa dan lulusan diajak berinteraksi dengan masyarakat luas.
Saat ini tengah dijajaki pengimplementasian dan pengembangan teknologi pertanian di daerah Tigaraksa untuk meningkatkan kualitas pertanian di daerah tersebut. Teknologi yang dimaksud merupakan sensor yang akan membantu para petani untuk meminimalisir kegagalan panen melalui pendataan prediksi pergeseran musim yang jelas.
“(Jika) orang hanya mengingat saja, (panen) bisa gagal, karena keterbatasan mengingat. (Para petani) hanya tebak-tebak (soal pergeseran musim), mau menanam ini atau menanam itu saja. Misalnya, ternyata setelah menanam palawija, (cuacanya) hujan terus, akhirnya nggak jadi (panen),” jelas Karyono.
Baca juga: 5 Industri Utama Disiapkan untuk Revolusi Industri 4.0
Terakhir, bekal entrepreneur juga mengambil peranan penting dalam prodi Teknik Elektro UMN. Menurut Karyono, kemampuan berwirausaha penting untuk mengupayakan kemandirian suatu daerah dalam hal pengembangan teknologi. Untuk menciptakan sebuah inovasi, masyarakat tidak lagi berpikir tentang ketergantungan dengan pihak luar. Justru dengan kemandirian pengembangan teknologi, komponen-komponen dari luar negeri dapat dimanfaatkan untuk mendesain produk di Indonesia, dengan menggunakan pendekatan kondisi di Indonesia dan kreativitas pekerja Indonesia.
“Setting perusahaan atau pabrik dengan pendekatan industrial 4.0 itu tidak gampang. Kondisi-kondisi lokal sangat mempengaruhi. Misalnya, saya punya pabrik di Jerman. (Kalau) saya ambil, saya taruh di Indonesia persis, bisa berjalan tidak. Nah, tapi kalau mereka memiliki instinct yang kuat, (masalah) ini akan menjadi peluang juga,” terang Karyono.
Berbagai keunggulan prodi Teknik Elektro UMN tersebut terintegrasi dengan fasilitas yang lengkap dan mendukung tujuan perkuliahan, seperti Lab. Otomasi Industri, Lab. Dasar Analogi Digital, Lab. Server, Lab. Elektronika, Lab. Komputer, Lab. Programming, Lab. Fisika, dan Lab. Sistem Kendali.
Mahasiswa prodi Teknik Elektro UMN angkatan 2016 Dimas Farid menyatakan kelengkapan fasilitas yang disediakan oleh UMN menjadi kelebihan tersendiri.
“Fasilitas di UMN lengkap banget. Menurut saya, justru ini yang menjadi kelebihan UMN. Terus dosen-dosennya juga bersikap selalu dekat dengan mahasiswa. Ini yang membuat saya nggak bosan untuk datang ke kampus,” kata Dimas.
Dimas juga mengungkapkan bahwa dirinya senang dan bangga terlibat dalam seminar dan pameran prodi Teknik Elektro yang mengundang para ahli dari luar negeri.
“Jadi, (melalui) seminar dan pameran, kita ngejelasin ke masyarakat luar, khususnya pelajar SMA mengenai prodi kita. Proyek apa aja yang udah kita kerjain, apa yang akan dipelajari, dan bagaimana pengaplikasiannya di dunia nyata. Saya senang banget bisa dilibatin,” tutup Dimas. (*/CRA)
*by Mario Baskoro – Universitas Multimedia Nusantara News Service
Kuliah di Jakarta untuk jurusan program studi Informatika| Sistem Informasi | Teknik Komputer | Teknik Elektro | Teknik Fisika | Akuntansi | Manajemen| Komunikasi Strategis | Jurnalistik | Desain Komunikasi Visual | Film dan Animasi | Arsitektur | D3 Perhotelan , di Universitas Multimedia Nusantara. www.umn.ac.id