
Jejak Magis Alumni UMN di Balik Kesuksesan Film “Jumbo”
April 17, 2025
Pemaparan Materi oleh Prof. Dr. Hiram Ting (Dok. UMN)
Tangerang – Pada Kamis, (17/04/2025) Universitas Multimedia Nusantara mendapatkan kunjungan oleh Prof. Dr. Hiram Ting selaku Director of Responsible Borneo (REBORN) Taylor’s University, Malaysia. Pada kunjungan ini Hiram membagikan seminar tentang keberlanjutan mengangkat tema tentang “Sustainability Paradox : Rhetoric, Reality and Response”.
Sejak berdirinya Kampus Universitas Multimedia Nusantara selalu berfokus pada keberlanjutan di berbagai sektor. Pada kesempatan ini Prof. Dr. Hiram Ting turut memberikan seminar mengenai keberlanjutan di berbagai hal bisnis, pariwisata, dan marketing.
“Keberlanjutan merupakan konsep multidimensional yang umumnya mengacu pada kemampuan untuk bertahan dan mempertahankan proses atau sistemnya seiring waktu, terutama di bidang ekologi, sosial dan ekonomi”, ucap Hiram.
Pertama Hiram membahas keberlanjutan dalam bisnis, bagi Hiram ini merupakan konsep bagaimana bisnis menjalankan keberlanjutan sosial dan ekonomi. Bagi Hiram hal ini juga perlu dilakukan oleh banyak perusahaan.
“Menurut saya 17 konsep SDG ini sangat berguna, kita punya protokol, dan perhitungan. Tanpa framework SDG kita gak akan bisa tahu cara mengimplementasikannya, walaupun kita implementasikan kita nggak tahu dampak dan buruknya untuk masa depan”, jelas Hiram.
Hiram melihat SDG sudah dimulai dari 2015, dan secara realistis SDG tidak bisa dicapai pada 2030. Secara ethical SDG belum benar, bagi Hiram walaupun secara teknologi dan protokol sudah benar jika secara action dan behavior tidak ada perubahan sama saja.
“Beberapa masalah yang harus kita ketahui dari SDG adalah ketidakjelasan konseptual, tujuan yang bertentangan, dan kesenjangan implementasi”, ucap Hiram.
Melihat sektor pariwisata saat ini juga keberlanjutan menjadi hal yang sangat penting, Hiram mengambil studi kasus animal influencers sebagai contohnya dalam penelitian. Hiram melakukan penelitian animal influencers yakni “Moo Deng”. “Moo Deng” merupakan Pygmy Hippo yang sempat terkenal karena tingkah lucunya.
“Saya melakukan penelitian tentang Moo Deng, dan menurut saya animal influencers ini menaikkan awareness tentang Pygmy Hippo. Masyarakat menjadi tahu bahwa satwa ini terancam punah”, ucap Hiram.
Bagi Hiram keterkenalan “Moo Deng” bisa membawa dampak buruk bagi Moo Deng atau Pygmy Hippo lainnya karena keinginan orang-orang untuk mendapat hiburan. Namun bagi Hiram masih banyak juga masyarakat yang concern dengan permasalahan ini. Namun melihat dari ketenaran “Moo Deng” animal influencers dapat menaikkan awareness di masyarakat.
“Melihat sustainable tourism di Asia Tenggara dapat berguna tidak hanya pada sektor pariwisata tapi juga bagi komunitas lokal, membuka lapangan kerja baru, memperkenalkan budaya baru, dan ekonomi yang berkelanjutan, sehingga bisa meningkatkan hidup baik secara mikro maupun makro”, ucap Hiram.Bagi Hiram, Asia Tenggara memiliki kesempatan yang cukup besar pada sustainable tourism. Mengingat banyaknya budaya yang bervariasi, hal ini bisa menarik banyak pengunjung.
By Rachel Tiffany Tanukusuma | UMN News Service
Kuliah di Jakarta untuk jurusan program studi Informatika| Sistem Informasi | Teknik Komputer | Teknik Elektro | Teknik Fisika | Akuntansi | Manajemen| Komunikasi Strategis | Jurnalistik | Desain Komunikasi Visual | Film dan Animasi | Arsitektur | D3 Perhotelan , di Universitas Multimedia Nusantara.