Seminar Technopreneurship Bersama Giring Ganesha
Mei 21, 2013Pentingnya Personal Branding Serta Peran Dalam Politik Bagi Anak Muda
Mei 22, 2014Menjelang pemilu yang akan dilaksanakan pada tahun 2014 mendatang, IMKOM bekerjasama dengan ASPIKOM dan The Political Literacy Institute menyelenggarakan sebuah dialog kebangsaan di Function Hall, Kamis (19/12). Dialog ini antara lain bertujuan untuk mengedukasi mahasiswa-mahasiswi UMN sebagai pemilih pemula supaya dapat memilih pemimpin yang sesuai yakni pemimpin yang transformatif.
Dengan Dr. Gun Gun Heryanto, M.Si, dialog kebangsaan ini menampilkan pembicara seperti Prof. Dr. Mahfud MD, S.H. (mantan Ketua Mahkamah Konstitusi), Drs. Irman Gusman, MBA (Ketua DPD-RI), Arbi Sanit (Pengamat Politik Indonesia) dan Rikard Bagun (Pemimpin Redaksi Harian KOMPAS). Masing-masing memberikan pemaparan mengenai seperti apa kondisi yang dihadapi pada saat pemilu mendatang dan apa yang menjadi solusinya.
Pemilu tahun 2014 menjadi pemilu yang berbeda dengan sebelumnya. “Kita menghadapi krisis leadership. Kurangnya tokoh dan kurangnya kapabilitas,” tutur Arbi Sanit mengawali dialog pagi itu. Kemudian akan munculnya generasi keempat, di mana kaum muda yang terdiri dari intelektual dan politis muda dengan visi, misi dan jiwa kepemimpinan yang kuat untuk juga maju sebagai pemimpin.
Untuk mengatasi kondisi yang ada, dibutuhkanlah para pemimpin yang transformatif yaitu mereka yang menggunakan kharismanya untuk melakukan transformasi dan merevialisasi organisasinya daripada memberikan instruksi-instruksi yang bersifat top down. Mereka juga lebih memposisikan dirinya sebagai mentor yang bersedia untuk menampung aspirasi para bawahannya. “Pemimpin yang diperlukan juga harus visioner, berkarakter dan integritas, bersih serta adil dan inspiratif,” kata Irman Gusman.
Berkaitan dengan generasi muda, selain sebagai calon pemimpin, kaum-kaum muda yang menjadi pemilih juga punya peranan yang penting. Oleh karena itu, sosialisasi terhadap pemilih pemula juga penting karena di tangan mereka jugalah nasib bangsa ini akan ditentukan.
Mahasiswa-mahasiswi UMN didorong untuk dapat memilih pemimpin yang bukan hanya sekedar sibuk dengan pencitraan semata tetapi juga yang memiliki ciri komunikasi politik terbuka dan kerja konkret di lapangan berdasarkan aspirasi publik, mampu menyelesaikan permasalahan seperti pengangguran, kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan serta membuat Indonesia semakin siap untuk menghadapi pasar bebas ASEAN tahun 2015 mendatang.
Dengan adanya dialog ini juga diharapkan akan terciptanya kepemimpinan transformatif pasca pemilu mendatang yang didasari dengan spirit perubahan dan konsistensi dalam mewujudkan keadlian sosial bagi masyarakat Indonesia. (*)