Ricky Daniel Siahaya (Teknik Informatika, 2016) bersama teman satu timnya dari Sam’s Soccer Academy berhasil meraih juara tiga pada kompetisi Singacup di Singapura (11/11). Kemenangan ini merupakan prestasi pertamanya di kancah internasional untuk kategori U-18.
Sejak kecil, Ricky memang sudah tertarik dengan dunia sepak bola. Bukan hanya menjadikannya sebagai hobi, tetapi juga digelutinya secara mendalam dengan bergabung bersama beberapa Sekolah Sepak Bola (SSB) di Tangerang sejak usia sekolah. Sempat vakum dikarenakan fokus pada studinya di SMA, setelah lulus, Ricky kemudian melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi yakni tingkat akademi. Saat ini, Ia telah menjadi anggota dari Sam’s Soccer Academy (SSA), Karawaci untuk U-18.
Bersama dengan SSA, pada awal November 2016, Ia terbang ke Singapura untuk bertanding melawan peserta dari empat negara lainnya seperti Australia, Filipina, Malaysia dan Singapura. “Kami bermain tiga kali. Untuk babak penyisihan melawan Malaysia, Singapura dan Australia. Kemudian lolos ke semi final bertemu dengan Australia, tetapi memang belum lolos ke final. Dari situ, kami memperebutkan juara 3 melawan Singapura dan menang,” ungkap Ricky.
Bermain di kompetisi internasional memang memberikan euphoria tersendiri bagi Ricky. Selain latihan yang lebih matang, Ia juga harus mampu menempatkan diri dengan baik di sana. “Kita bermain dengan wasit dari eropa maupun asia, karakternya berbeda-beda, makanya harus bisa adaptasi,” tuturnya. Dan lebih jauh lagi, pengalaman ini menjadi bekal untuk nantinya jika berlagak di kancah internasional lagi sudah tidak kaget. “Karena selama ini baru banyak tampil di kompetisi antar sekolah maupun nasional saat di SMP dan SMA, jadi ini menjadi pengalaman sekali,” tambah alumni SMK Telkom Jakarta ini.
Meskipun memiliki keinginan untuk menjadi pemain profesional dan bergabung dengan sebuah klub nasional, Ricky tetap mengutamakan pendidikan. Tercatat sebagai mahasiswa program studi Teknik Informatika UMN, Ricky tetap dapat memanage waktunya dengan baik antara latihan dan kuliah. “Pendidikan tetap yang nomor satu, yang penting sekarang enggak terlalu kelelahan dan mengurangi kegiatan yang tidak terlalu penting,” jelasnya. (*)