Sukses di Tingkat Banten, UMN dan CYS Indonesia akan Mengadakan Lomba Penelitian Belia Tingkat Nasional
Oktober 5, 2023Akuntansi dan Manajemen UMN Berhasil Menorehkan Akreditasi Unggul
Oktober 10, 2023
Tangerang – UMN dan Prof. Jamilah Ahmad, Ph.D mengadakan kelas umum pada mata kuliah Global Communication & Pop Culture pada (04/10). Kelas umum ini banyak membahas mengenai perbedaan budaya dan bagaimana teknologi berdampak pada budaya dan individu.
UMN mengadakan kelas umum bersama Prof. Jamilah Ahmad, Ph.D., pada (04/10). Kelas umum ini diikuti oleh mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi, yang menjadi salah satu kelas umum pada mata kuliah Global Communication & Pop Culture. Kelas umum ini juga dihadiri oleh dosen pengampu mata kuliah Global Communication & Pop Culture.
Pada kelas umum ini Prof. Jamilah Ahmad memberikan pengetahuan kepada mahasiswa mengenai berbagai materi mulai dari efek digital media pada budaya, AI (Artificial Intelligence), perbedaan culture pada negara. Pada penyampaian materi ini Ia menyampaikan bagaimana perbedaan dari negara-negara di Asia dan Amerika, secara budaya, sosial. Di Indonesia sendiri masih banyak budaya yang belum hilang namun secara perlahan tergeser dengan budaya-budaya modern.
“Budaya tradisional tidak akan tergeser karena hal tersebut sudah menjadi tradisi, berbeda dengan pop culture”, ucapnya dalam penyampaian materi.
Selain itu pada kuliah umum ini juga membahas mengenai media sosial yang dapat menghapus budaya secara perlahan. Selain itu sosial media juga bisa mempengaruhi budaya, salah satu trendnya adalah memes. Memes sendiri adalah visual di sosial yang humoris atau lelucon, bisa berupa gambar, video. Tentunnya konteks dan isinya bisa berbeda-beda.
Masih membahas mengenai media sosial dan teknologi, kemajuan AI (Artificial Intelligence) ini berkembang dengan sangat cepat, pada kegiatan sehari-hari sendiri manusia menggunakan AI bisa berupa maps, SIRI, Google Assistance dan masih banyak lagi. Hal ini tentunya dapat menggeser budaya dan tradisi yang ada. Pada materi ini Ia membahas apakah AI dapat menggeser budaya.
“AI ini bisa mengontrol dunia yang modern saat ini, namun masih membutuhkan proses dan waktu, selain itu tidak semua provinsi dan daerah terhubung dengan internet. Masih banyak daerah-daerah terpencil yang tidak mempunyai jaringan dan internet, bahkan ada beberapa daerah yang menolak dengan adanya internet ini. Sehingga penggunaan AI ini tergantung dari daerah, lifestyle, dan apa yang terpapar oleh individu tersebut”, menurut Jamilah.
Pada kelas umum ini materi yang disampaikan menarik untuk terus dipelajari, dan bagaimana teknologi seharusnya tidak berdampak pada budaya yang ada. Kita juga harus bisa memilah budaya mana yang baik untuk diterima dan tidak.
By Rachel Tiffany Tanukusuma | UMN News Service
Kuliah di Jakarta untuk jurusan program studi Informatika| Sistem Informasi | Teknik Komputer | Teknik Elektro | Teknik Fisika | Akuntansi | Manajemen| Komunikasi Strategis | Jurnalistik | Desain Komunikasi Visual | Film dan Animasi | Arsitektur | D3 Perhotelan , di Universitas Multimedia Nusantara. www.umn.ac.id