“Imaji” Jadi Salah Satu Ide Bisnis Terbaik dalam Program “GEN Z Innovator Search Program”
Desember 9, 2021Terus Berkarya di Kompetisi Profesional, Alumni UMN Ini Raih Medali Silver di Citra Pariwara ke-34
Desember 10, 2021TANGERANG – Program Studi Teknik Fisika Universitas Multimedia Nusantara bekerja sama dengan Green Building Council Indonesia (GBCI) mengadakan pelatihan (training in house) dan sertifikasi Greenship Associate (GA) pada 2-3 Desember 2021 di Lobby D UMN.
Pelatihan dan sertifikasi Greenship Associate (GA) ini diikuti oleh mahasiswa dan staf di Prodi Teknik Fisika UMN. Surendro selaku Deputy Rating Development & Training GBCI sangat mengapresiasi komitmen UMN ini untuk terus menyebarkan esensi dari green building. Tidak hanya dari bangunan UMN yang ramah lingkungan, tetapi juga melalui inisiatif UMN yang ingin terlibat di dalam training in house Green Associate (GA) ini.
“UMN ini mempunyai semangat untuk menyebarkan spirit green mindset. Ini tidak hanya ke praktisi yang ada di luar, tetapi juga mulai dari anak muda. Karena young generation inilah yang jadi kunci utama masa depan bangsa Indonesia,” ungkap Surendro.
Baca juga Mahasiswa UMN Lintas Prodi Raih Hibah Wirausaha, Safewax Sediakan Solusi untuk Limbah Lilin
Greenship Associate (GA) adalah salah satu program GBCI yang bertujuan memberikan tranformasi wawasan tentang prinsip-prinsip green building. Melalui pelatihan GA ini, peserta akan diperkenalkan dengan konsep gerakan hijau, konsep dasar penilaian GREENSHIP Rating Tools, proses sertifikasi, dan nilai-nilai yang diusung dalam GREENSHIP.
Materi dalam pelatihan ini pun dipaparkan secara langsung oleh orang-orang yang kredibel di bidangnya masing-masing. Setelah lulus dari pelatihan GA ini, Surendro menjelaskan bahwa peserta dapat menjadi Green Ambassador untuk memperluas kembali pengetahuan tentang green building ke masyakarat umum.
Surendro mengatakan penyebaran prinsip dasar green building ini menjadi penting karena minimnya pengetahuan masyarakat tentang hal tersebut. Ia mengungkapkan masyarakat kerap kali pesimis untuk mewujudkan penerapan green building ini. Salah satu alasannya adalah biaya yang mahal. Padahal, Surendro berpendapat bahwa penerapan green building ini memiliki keuntungan yang bersifat jangka panjang.
“Harapannya orang semakin terbuka matanya bahwa bangunan itu bukan hanya masalah mengaduk semen, membuat beton, kemudian segala macem menjadi bangunan. Tetapi, semua harus berawal dari desain yang optimal, green, dan akhirnya bisa diwujudkan saat konstruksi, juga tidak merusak lingkungan. Dan pada saat operasional juga bisa meminimalkan dampak lingkungan dan bermanfaat bagi pengguna di dalamnya yang semakin sehat,” tutup Surendro.
By Stepanie Silvia & Melinda Chang | UMN News Service
Kuliah di Jakarta untuk jurusan program studi Informatika| Sistem Informasi | Teknik Komputer | Teknik Elektro | Teknik Fisika | Akuntansi | Manajemen| Komunikasi Strategis | Jurnalistik | Desain Komunikasi Visual | Film dan Animasi | Arsitektur | D3 Perhotelan , di Universitas Multimedia Nusantara. www.umn.ac.id