Dosen UMN Dorong Guru dan Kepala Sekolah Kreatif
September 13, 2022Dua Mahasiswa DKV UMN Berprestasi di INDDEX Design Degree Show 2022
September 15, 2022TANGERANG – Dalam rangka mendongkrak kewirausahaan di kalangan mahasiswa DKV dan Manajemen, Program Studi (Prodi) DKV UMN mengadakan Seminar Magang Kewirausahaan pada Kamis (08/9) bertempat di Lecture Hall, Gedung C, Kampus Universitas Multimedia Nusantara (UMN).
Dalam kata sambutannya, Fonita Theresia Yoliando, S.Ds., M.A. selaku Ketua Prodi DKV UMN menjelaskan bahwa kegiatan ini diadakan sebagai seminar pertama dari rangkaian program magang kewirausahaan, program terbaru dari DKV UMN. Seminar ini turut mengundang dua narasumber yang merupakan wirausahawan di industri kreatif, Jordi Hendrisa dan Nastia Purawinata ES sebagai pembicara.
Dalam kesempatan pertama, Jordi Hendrisa selaku co-founder dari Bujang Rimba membagikan pengalaman dan ilmunya kepada para hadirin. Jordi menjelaskan bahwa Bujang Rimba awalnya merupakan community-based yang bergerak dalam memproduksi konten-konten digital.
“Ketika kita melakukannya dengan bercanda, menghibur orang. Itu ternyata malah menjadi rezeki sekarang itu” tutur Jordi.
Punya jargon unik yang berbunyi “pembangkit tenaga kreatif yang paling serius dalam bercanda”, Bujang Rimba seiring perjalanannya kemudian bertransformasi menjadi suatu entitas yang lebih besar dan luas layaknya agensi kreatif. Kini, Bujang Rimba telah menyebut dirinya sebagai entitas Integrated-multi-power-house yang menyediakan layanan seperti brand campaign, brand collaboration, content creation, social media management, hingga brand placement dan lain sebagainya.
“Cretivepreneurship adalah perjalanan membangun karier dan penghidupan dalam dunia kreatif, menjual ide, dan objek ekspresi.
Lebih lanjut, Jordi juga berpendapat bahwa output (hasil) dari industri kreatif adalah ide yang secara bentuk adalah intangible (tidak berwujud fisik) sehingga creativepreneurship merupakan bagaimana cara para insan kreatif dalam mengemas ide tersebut hingga menjadi hal yang bisa menjadi ‘penghidupan’.
“Dan gak mungkin gak ada gesekan gitu. Posisi kalian sama partner kalian mau sejajar atau atas-bawah, itu cukup penting juga untuk diobrolin di awal,” lanjutnya.
Jordi juga mengutarakan bahwa memiliki rekan bisnis dengan orang yang belum kenal dekat memiliki potensi risiko yang lebih tinggi. Selain itu, dalam pemaparan materinya, Jordi juga membagikan beberapa poin materi lainnya, salah satu yang ia jelaskan adalah terkait ‘Toxic-possibility’. Ia menjelaskan bahwa ketika kita membuka layanan tertentu, bukan berarti setiap opportunity atau peluang harus kita manfaatkan. Baginya, sebaiknya kita tidak mengerjakan hal yang kita rasa kurang kita kuasai atau bukan menjadi spesialisasi kita.
“PALUGADA itu menurut saya gak bagus gitu. Kita kalo bikin something tuh perlu punya specific skills. Strength-nya apa dan dimana.” Tegas Jordi menjelaskan terkait Toxic-possibility.
Selanjutnya, Jordi juga membagikan pengalamannya mengenai trust atau kepercayaan, menghadapi income yang tidak stabil, hingga menjaga reputasi, attitude dan menyelaraskannya dengan kualitas pekerjaan yang dihasilkan.
“Everywhere I go, I grow.” Tutup Jordi dalam pemaparannya.
Tak hanya pemaparan, seminar ini juga turut memberikan kesempatan Q&A yang menjadi ruang tanya-jawab dan berdiskusi antara pembicara dengan para mahasiswa calon magang wirausaha.
By Virino Miracle | UMN News Service
Kuliah di Jakarta untuk jurusan program studi Informatika | Sistem Informasi | Teknik Komputer | Teknik Elektro | Teknik Fisika | Akuntansi | Manajemen| Komunikasi Strategis | Jurnalistik | Desain Komunikasi Visual | Film dan Animasi | Arsitektur | D3 Perhotelan , di Universitas Multimedia Nusantara. www.umn.ac.id