Fakultas Bisnis UMN Menuju Internasional dengan Mendapat Akreditasi Internasional FIBAA
Maret 29, 2023Perwakilan Certiport Kunjungi Universitas Multimedia Nusantara
Maret 31, 2023Chief Business Officer Noice, Niken Sasmaya, dan Co-Founder sekaligus Chief Marketing & Commercial Officer Pasarnow, Cindy Ozzie, mengungkapkan peran perempuan untuk membuka peluang bagi perempuan lainnya berkarier di ekosistem startup.
Informasi tersebut mereka bagikan dalam acara STARPODS ‘Can Women-Led Startups Exceed to the Top?’ pada Selasa (28/03/2023). STARPODS merupakan podcast buatan Skystar Ventures UMN yang mengundang berbagai praktisi startup untuk membagikan pengetahuan mereka kepada startup enthusiast.
Menurut Niken, penting bagi pemimpin startup perempuan yang ada saat ini untuk membantu perempuan lainnya mengembangkan bisnis mereka.
“In fact in my opinion, untuk orang-orang yang memang sudah ada privilege in that position, especially kalau female, they actually need to help the other female untuk growing,” tutur Niken.
“The fact that masih sedikit jumlah female founders compare to male founders di Indonesia, sebenarnya membuka kesempatan baru bagi female founders yang sudah ada di posisi itu untuk membawa lagi another female leaders bisa ada di posisi yang sama,” lanjutnya.
Sebagaimana dilansir Lowy Institute, kebanyakan startup founders yang berkutat di bidang teknologi adalah laki-laki. Tak hanya itu, hanya 23 persen perusahaan venture capital di Asia Tenggara memberikan peran kepada perempuan sebagai pengambil keputusan dalam berinvestasi.
Melihat kondisi ini, Niken menyoroti pentingnya perempuan yang sudah berada di bangku C-level untuk bisa membantu perempuan lain meraih posisi yang sama.
“Jadi sebenarnya fokusnya tuh harus lebih diarahkan ke posisi di mana kalian atau kita bisa menciptakan opportunity untuk other female. Take that opportunity. Karena kalau nggak, kita gak pernah akan ada di posisi di mana we see more balance number antara male and female,” tuturnya.
Sementara itu, Cindy berpendapat penting bagi perempuan untuk bisa mengubah stereotipe yang ada pada diri mereka menjadi kekuatan untuk terus mengembangkan startup mereka.
“Kita tuh empatinya luar biasa, dan karena perempuan itu empatinya luar biasa, kita bisa menciptakan solusi yang win-win instead of win-lose. Justru menggunakan stereotipe yang tadinya perempuan ini dianggap sebagai kelemahan, tetapi kita bisa mengubah itu menjadi kekuatan kita,” ungkapnya.
Tak hanya memberikan berbagai pandangan tentang peran perempuan di dunia startup, Niken dan Cindy turut menyinggung beberapa tantangan yang mereka alami sebagai praktisi perempuan di ekosistem startup.
Mengalami Standar Ganda kala Berada di Indonesia
“Tantangan untuk female leaders dan female founders di Indonesia tuh obviously exist. Not gonna lie, masih banyak banget double standard yang aku alami di industri ini, dan mungkin teman-teman yang lain juga alamin,” ujar Niken.
Ia kemudian bercerita, “Ketika aku pindah ke Jakarta, unfortunately aku harus berhadapan dengan kok gini ya. Jadi memang ada beberapa [situasi] in senses di mana aku merasa when I am the only female in the table, aku harus benar-benar kayak working extra hard just to get notice.”
Berbeda dengan Niken yang sempat mengalami standar ganda, Cindy bercerita tentang pengalamannya bekerja di industri yang biasanya dicap ranah kerja laki-laki.
“My industry is not for women, biasanya dilakukan sama laki-laki. Heavy on distribution, operasional, dan sebagainya. Mungkin ada stereotype bahwa women doesn’t really, like we don’t really do this [industri teknologi dan agrikultur],” tutur Cindy.
Meski begitu, Cindy mengatakan ia mendapatkan banyak pujian dari banyak pihak, termasuk dari perempuan, kala ia berhasil menjalankan bisnis di industri yang memiliki stigma ‘biasanya dilakukan laki-laki.’
Sistem Patriarki di Indonesia
Tak hanya itu, Cindy juga sempat menyinggung budaya patriarki yang masih dianut Indonesia yang membuat perempuan memiliki banyak batasan.
“Yang agak susah adalah, sebenarnya di Indonesia atau mungkin beberapa bagian di dunia ini, kita masih memegang sistem patriarki yang sangat kuat, di mana kita itu memberikan doktrin bahwa you as a woman you can’t be this, but you as a man you can be anything,” tutur Cindy.
“Dan ini, in my company, I don’t really promote that. Tetapi justru aku pengen tuh go, explore, go do your thing, go, be happy, travel the world if you can, do that. Karena doktrin ini sebenarnya belum kita dapatkan dari orang tua atau lingkungan kita, justru dengan kita mempromosikan bahwa perempuan can be whatever we want, itu juga ga kalah penting,” lanjutnya.
Pesan Niken dan Cindy untuk Perempuan
Menutup sesi STARPODS, Niken menyampaikan kepada perempuan untuk terus berusaha menggapai keinginan mereka.
“Keep going, you’re on the right track. Self doubts itu pasti ada, tapi selama kita terus berusaha dan terus memperkaya pengetahuan dan pengalaman kita, we’re gonna get there. Puk-pukin yourself, don’t be too harsh at the same time, dan continue to have fun in the process,” ujar Niken.
Sementara itu, Cindy berpesan agar perempuan tetap teguh memiliki mimpi yang tinggi, meski itu mungkin membuat mereka akan di cap berbeda dengan perempuan lainnya.
By Skystar Ventures
Kuliah di Jakarta untuk jurusan program studi Informatika| Sistem Informasi | Teknik Komputer | Teknik Elektro | Teknik Fisika | Akuntansi | Manajemen| Komunikasi Strategis | Jurnalistik | Desain Komunikasi Visual | Film dan Animasi | Arsitektur | D3 Perhotelan , di Universitas Multimedia Nusantara. www.umn.ac.id