Suasana kuliah tamu dengan tema How to Define The Right Business Model for Creative Industry (Dok. UMN)
Inkubator Bisnis SkyStar Venture UMN bekerjasama dengan Program Studi Film dan Animasi UMN menyelenggarakan kuliah tamu dengan tema How to Define The Right Business Model for Creative Industry di Theater Hall Tower, PK Ojong, Universitas Multimedia Nusantara. Kuliah tamu ini menghadirkan Bontot Pandawa, CEO sekaligus Founder dari videoin.id sebagai pembicara utama.
Videoin.id sendiri merupakan marketplace yang menghubungan penyedia jasa produksi konten video dengan Lembaga atau individu yang membutuhkan jasa tersebut. Kuliah tamu ini yang dimoderatori oleh dosen koordinator mata kuliah enterpreneurship dan creative business Arsa Widitiarsa Utoyo ini, Bontot berbagi sejumlah tips seputar membangun bisnis, terutama soal cara melihat peluang bisnis dan menemukan target market.
Bontot memulai kuliah tamu dengan menceritakan pengalamannya membangun videoin.id. Lahirnya video.in dilatarbelakangi oleh pengalaman akademis Bontot di bidang broadcast dan pembuatan film. Ia kemudian terjun ke dunia televisi dengan bekerja sebagai produser di stasiun televisi nasional GLOBALTV dan ANTV.
Suatu ketika, Bontot merasa harus berhenti bekerja di bidang produksi televisi, karena menurutnya konten televisi tidak pernah mengalami perkembangan. “Seiring waktu berjalan, saya melihat kok (tayangan) televisi begini-begini saja, enggak ada gairah untu sesuatu yang lebih keren,” kata Bontot.
Di sisi lain, Bontot melihat berapa bergairahnya dunia startup, kala itu terutama dalam bidang pembuatan konten video. Bontot mengatakan, dulu orang-orang harus membayar jasa perlengkapan yang mahal ketika ingin membuat video dan memasarkannya. Namun, saat ini dengan perkembangan internet dan media sosial, ia menilai segalanya bisa diakses dengan mudah bahkan gratis. “Jadi, ini peluangnya gila banget. Kita bisa melihat bahwa industri ini gak cuma (berkutat) di televisi saja. Kayaknya sempit banget kalo mindset kita cuma kesana,” ujarnya.
Ia pun berniat untuk secara konsisten memilih bidang serupa untuk bisnisnya : produksi konten. Alasannya, kata Bontot, bidang tersebut tidak akan mudah tergilas jaman.
Bontot mengaku, ia pernah mengalami masa-masa sulit ketika hendak membangun videoin.id. Kala itu, Bontot baru resign dari pekerjaannya di televisi nasional tanpa persiapan apapun, kecuali sebuah ide bisnis yang ada di pikirannya. “Akhirnya saya harus action, gara-gara itu adalah satu-satunya pilihan,” kata Bontot.
Melalui cerita pengalaman tersebut, Bontot ingin teman-teman mahasiswa mempelajari satu hal penting dalam membangun bisnis, yaitu mengidentifikasi peluang. Hal ini, kata Bontot, bisa dilakukan dengan mengajukan sejumlah pertanyaan seputar kebutuhan masyarakat.
Misalnya, dalam kuliah tamu ini, Bontot memberikan beberapa contoh pertanyaan ketika hendak membangun videoin.id, diantaranya :
- “Apakah seseorang bisa menyediakan jasa produksi konten video lintas geografis dari jarak jauh ?”
- “Bagaimana jasa video bisa dijual secara online ?
- “Apakah mereka (pengguna jasa) mau bertransaksi via online tanpa ketemu ?”
Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang kita ajukan ketika hendak membangun bisnis hanya bisa ditemukan apabila kita mulai melakukan aksi. Bontot pun memulai aksinya dengan menyediakan jasa pembuatan video explainer sederhana, dengan harga yang begitu murah : Rp 200.000 per menit.
Seiring waktu, Bontot melayani hingga ratusan pesanan setiap bulannya. “Dari situ, pertanyaan-pertanyaan saya tadi pun terjawab. Bahwa memang banyak orang yang butuh jasa seperti ini, dan mau membayar secara online,” ucap Bontot.
Bontot melanjutkan, dengan mengajukan pertanyaan juga membantu kita dalam menemukan target market. “Intinya adalah kita saat mau membangun bisnis, kita harus tahu siapa yang akan membeli, siapa yang akan menggunakan jasa kita ?” jelas Bontot.
Mengidentifikasi target market sama saja dengan mencari manfaat apa yang sebenarnya sedang dibutuhkan oleh masyarakat. “Ketika target market kita punya masalah, butuh solusi, kita berikan mereka manfaat, ya orang akan membayar kita untuk manfaat itu,” kata Bontot.
Dalam membangun videoin.id, Bontot juga melakukan hal serupa. Ia menjadikan para Startup dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang baru berdiri sebagai target market pertamanya. Hal itu, dikarenakan Bontot mengidentifikasi, bahwa pihak-pihak seperti itu pasti memerlukan konten video untuk mempromosikan diri mereka secara online.
Setelah target market sudah tervalidasi, Bontot mengingatkan, tantangan berikutnya adalah pengembangan platform. Menurutnya, tantangan ini akan terus ada sepanjang bisnis berjalan. “Makanya kita biasa testing, experiment, testing lagi, experiment lagi,” ujarnya.
Bontot melanjutkan, dalam mengembangkan platform, pembisnis yang baik harus mengenyampingkan ego dengan tidak melihat kompetitor sebagai ancaman. “Kompetitor memudahkan kita dalam market validasi. Kalau kita melihat mereka berhasil, kenapa kita enggak ?” kata Bontot.
Dimulai Dari Apa Yang Kita Senangi
Pada akhir kuliah tamu, Bontot memberi pesan, tujuan dari membangun bisnis harus lebih besar dari pada menghasilkan uang. Menjadikan uang sebagai tujuan utama sebuah bisnis hanya membuat kita akan sangat mudah berhenti di tengah jalan. “Ketika kita menjalankan bisnis, saya yakin kalian akan mengalami paling tidak satu atau dua kegagalan dan kebangkrutan. Nah, kalau sudah dalam kondisi seperti itu, apa yang bikin kita bertahan kalau bukan tujuan besar itu ?”
Bagi Bontot, menemukan tujuan besar dari bisnis adalah hal yang mudah. Ia mengatakan hal itu bisa dimulai dengan menemukan kekuatan yang ada pada diri sendiri dan mengidentifikasi bidang apa yang selama ini kita senangi. “Kita harus yakin memulai, consistence, pecistence, terus kalian harus aware sama diri sendiri. Maksudnya, kalian kekuatannya dimana ? Kalian harus mengidentifikasi itu mulai dari sekarang,” tutup Bontot.