Tim Mahasiswa Akunting UMN Berprestasi di Diponegoro Accounting Competition
Oktober 25, 202215 Istilah Dunia Perkuliahan yang Wajib Diketahui Mahasiswa
Oktober 25, 2022UMN, Kompas TV, dan KPU adakan “Partysipasi” guna mendorong mahasiswa untuk sambut Pemilu 2024. (Dok. Christian Natanael/UMN)
TANGERANG – “Apakah nanti akan nyobolos tahun 2024?” tanya Ninok Leksono, Rektor Universitas Multimedia Nusantara (UMN) kepada mahasiswa-mahasiswa UMN. Pada Senin (24/10/22), UMN, Kompas TV, dan KPU mengajak anak muda untuk menyambut pesta politik dan Pemilu 2024 dengan acara “Partysipasi” di kampus UMN.
Sosialisasi seperti ini penting karena mayoritas mahasiswa Generasi Z dan milenial saat ini sudah memenuhi syarat untuk mulai memilih pada Pemilu 2024 nanti. Diketahui bahwa suara dari kedua kelompok usia tersebut akan mendominasi persentase suara pada Pemilu 2024. Mengutip laporan Kompas.com, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sasar suara Gen Z dan Milenial untuk Pemilu 2024.
Partysipasi terbagi menjadi empat sesi yaitu Speak Ur Mind, Sharing Session, Battle Komika, dan Party Till Drop. Acara ini dimeriahkan oleh berbagai pembicara spesial: Hasyim Asy’ari (Ketua KPU), Wisnu Nugroho (Pemimpin Redaksi Kompas.com), Hanung Bramantyo, Cania Citta, Fransiscus Edward (Wakil Ketua BEM UMN), Ate SUCI, dan Alif SUCI. Untuk memeriahkan “Party” dari Partysipasi, Gangga Kusuma, Jaz Hayat, dan Rahmania Astrini turut hadir dan memberikan penampilan.
Ninok Leksono ajak mahasiswa UMN untuk peka politik dan ikut serta dalam Pemilu 2024. (Dok. Christian Natanael/UMN)
“Semula ada kesan bahwa kampus teknologi, mahasiswa teknologi itu apolitis, tidak sadar politik. Tapi jangan lupa sejarah itu mengatakan Bung Karno itu kuliahnya di ITB. Pak Habibi teknik pesawat terbang. Beliau-beliau sadar dan piawai dalam politik. Jadi, ikut sertakan dalam Pemilu 2024,” buka Ninok. Sebagai kampus berbasis teknologi (ICT), UMN berharap seluruh mahasiswa, dosen, dan staf UMN peka politik dan akan memberikan suara mereka pada saat Pemilu 2024 nanti.
Ninok juga menekankan pentingnya peran pemilih muda dalam partisipasi Pemilu 2024. Ia menekankan bahwa partisipasi para anak muda dalam Pemilu 2024 akan berdampak pada masa depan mereka dan pemimpin bangsa di masa depan.
“Banyak urusan hidupnya itu ditentukan oleh para politisi. Jadi kalau mereka tidak ikut (memilih) jangan salahkan kalau ada kebijakan-kebijakan yang tidak mereka setujui,” ucap Ninok. Ia juga menyinggung adanya teori-teori tentang demokrasi yang dipertanyakan tapi ia menyarankan para mahasiswa untuk ikuti proses Pemilu 2024 dengan sebaik-baiknya.
Pilihan Boleh Beda tapi Kita Tetap Bersaudara
Hanung Bamantyo bagi pengalamannya sebagai Gen X mengikuti Pemilu sejak di era orde Baru. (Dok. Christian Natanael/UMN)
Pemilu 2024 akan dimeriahkan dengan kehadiran tiga generasi: Gen X, Gen Y, dan Gen Z. Wisnu mengatakan bahwa Pemilu 2024 diperkirakan akan diikuti oleh 180 juta pemilih.
“Ini angka yang besar dan akan menjadi angka yang penting kalau semua dari kita yang ada di sini ikut berpartisipasi. Jumlah pemilih gabungan Gen Y & Z adalah 51,4%, maka mayoritas pemilih ada di tangan-tangan kalian semua,” ucap Wisnu kepada para mahasiswa.
Sharing session kemudian dilaksanakan, mengundang tiga pembicara dari tiga generasi untuk memberikan pesan dan kesan mereka mengenai Pemilu. Gen X akan direpresentasikan oleh Hanung Bramantyo, Gen Y oleh Cania Citta, dan Gen Z oleh Fransiscus Edward (Wakil Ketua BEM UMN). Mereka semua menekankan pentingnya menggunakan hak suara kita, bahwa satu suara itu penting, dan menghargai perbedaan pilihan sesama.
“Sekalipun teman-teman semua melakukan pilihan, ingatlah kembali bahwa ini adalah sebuah pesta, suka cita, jadi jangan terlalu fanatik, radikal, dan meyakini bahwa kita adalah yang paling benar. Selamatkan negeri ini dengan pilihan kalian,” ucap Hanung.
Cania mengimbau semua mahasiswa untuk menghargai dan memanfaatkan hak memilih mereka dengan benar. “Kebebasan yang kita punya hari ini bukan sesuatu yang given, tetapi sesuatu yang melewati perjuangan.”
Fransiscus, akrab dipanggil Edo, membagikan kesenangannya akan bisa memilih untuk pertama kalinya. Edo sendiri merupakan mahasiswa Gen Z yang akan mengikuti Pemilu untuk pertama kalinya pada 2024 nanti.
“Mungin sebagai Gen Z, banyak yang meremehkan kita, tapi justru buat aku ini kesempatan kita. Kita yang akan menentukan masa depan Indonesia. Karena itu persiapan itu sangat penting, kita perlu tahu siapa saja calon-calon yang ada, dan tentukan alasan kenapa kita memilih pilihan kita. Jangan sampai kita mengikuti orang lain, kita kan punya suara kita sendiri,” bagi Edo.
Ia juga menekankan pentingnya kita semua untuk peka terhadap berita hoaks. Mahasiswa harus mampu menjadi skeptis dan menyaring informasi-informasi yang ditemukan di media sosial.
Hasyim Asy’ari: Silaturahim dengan Partai Politik
Suara Gen Z dan Milenial menjadi target Partai Persatuan Pembangunan untuk Pemilu 2024. (Dok. Christian Natanael/UMN)
“Tugas KPU itu lembaga layanan, melayani dua pihak yaitu pemilih dan peserta pemilu. Kalau teman-teman dari berbagai generasi masuk ke dalam kategori pemilih, maka kami harus mendengarkan sebetulnya apa yang diharapkan oleh teman-temen muda terhadap penyelenggaraan Pemilu,” buka Hasyim.
Hasyim mendorong mahasiswa-mahasiswa melalui BEM atau Senat untuk melakukan silaturahmi dengan pimpinan partai politik karena merekalah yang memiliki kewenangan untuk mencalonkan Presiden, Kepala Daerah, Gubernur, dan sebagainya.
Mengenai Pemilu 2024, Hasyim mengatakan bahwa Pemilu 2024 sama persis dengan 2019. Pemilu 2024 akan diadakan di hari yang sama, di jam yang sama, dan pemilih akan memilih lima jenis pemilu: Presiden, Anggota DPR RI atau DPR Pusat, Anggota DPD, DPD Provinsi, dan DPRD Kabupaten Kota.
“Tuh, seperti 2019 persis, ya. Hanya saja memberdakan di 2024 nanti, dibulan yang berbeda, akan ada Pilkada serentak. Memilih Gubernur Provinsi kecuali Jogja,” ucap Hasyim. Ia menambahkan bahwa pemilihan Gubernur dan Bupati Wali Kota se-Indonesia akan diadakan di saat yang sama. Pemilu 2024 akan diadakan pada hari Rabu, 14 Februari 2024.
Pada kesempatan ini bersama dengan Ketua KPU, Cania mengkritisi ketidakjelasan pada promosi atau proses perkenalan partai selama Pemilu. Ia berbagi pengalamannya bertanya kepada pengikut akun Instagramnya apakah mereka mengetahui apa yang dikerjakan DPR. Ia terkejut saat mengetahui bahwa hanya sedikit yang mengetahui pekerjaan DPR.
“Biasa yang terjadi itu mereka mengenalkan siapa mereka, pakai brand logo partai, terus gelar dipajang bersama dengan nama mereka, tapi itu tidak menjelaskan ketika saya harus memilih apa sih yang harus dipertimbangin?” jelas Cania. Ia menyarankan partai-partai untuk mengedukasi masyarakat mulai dari jabatan mereka dan lingkup tanggung jawab mereka.
Tidak hanya para partai politik, publik juga harus lebih aktif dan ada partisipasi. Hasyim mengatakan bahwa para calon pemilih tidak hanya “berpartisipasi” saat hadir untuk memilih, tapi juga sebelum memilih seperti memeriksa dan mencari informasi mengenai Pemilu di situs KPU (Kpu.go.id).
Hasyim Asy’ari mendorong publik untuk lebih aktif dalam proses Pemilu, tidak hanya saat hadir untuk memilih. (Dok. Christian Natanael/UMN)
Mensosialisasikan mengenai Pemilu pada generasi tertentu tidak bisa hanya memberikan tulisan dan omongan saja, tetapi butuh metode dan strategi yang sesuai. Tidak hanya untuk mau ikut memilih, tapi juga mau untuk hadir dalam pemilu dan menentukan pilihan sesuai dengan pilihannya sendiri.
Dalam wawancara terpisah, Hasyim menilai bahwa KPU masih ada keterbatasan dalam menyampaikan informasi yang diperlukan untuk generasi Milenial, Z, dan Y dan melihat seberapa tinggi antusiasme dalam berpartisipasi dalam Pemilu.
“Maka kemudian hasil survei dari berbagai macam media dan lembaga survei dipelajari semua oleh KPU, kira-kira informasi macam apa yang dikehendaki oleh pemilih kategori generasi tertentu,” ungkapnya.
Sehingga Hasyim berharap, dari pendekatan ke generasi tersebut dapat menentukan konten atau substansi pesan yang ingin disampaikan, metode yang digunakan, pemilihan media, strategi media, dan pilihan komunikatornya tepat.
Menutup sesi obrolan bersama dengan Ketua KPU, Wisnu memberikan satu saran yang sering diterapkan oleh jurnalis untuk para calon memilih. Ia memberi contoh, terdapat dua jurnalis yang sedang berargumen. Politisi A mengatakan bahwa di luar hujan sedangkan Politisi B mengatakan bahwa di luar tidak hujan.
Seorang jurnalis yang benar akan keluar dari ruangan untuk memeriksa sendiri apakah di luar hujan atau tidak. Politisi sering kali memberi “gula-gula” kepada calon pemilih. Wisnu mengatakan bahwa sudah saatnya kita memberikan pilihan berdasarkan argumentasi dan kemampuan kita untuk berpikir secara kritis.
“14 Februari itu hari kasih sayang. Pak Hasyim pernah berkata bahwa Pemilu naturenya kompetisi tetapi di luar itu adalah persatuan, dan kita saling berkompetisi untuk Indonesia yang lebih baik,” tutup Wisnu.
Gangga Kusuma dan Jaz Hayat turut meraimaikan acara Partysipasi. (Dok. Christian Natanael/UMN)
Menutup keseluruhan acara, kampus UMN dimeriahkan oleh penampilan dari Gangga Kusuma dan Jaz Hayat, membawa hiburan dan antusiasme mahasiswa UMN yang baru saja selesai dari Ujian Tengah Semester.
Pemuda Jangan Golput!
Tahapan Pemilu 2024. (Dok. YouTube/Kompas TV)
Pemilu selanjutnya akan diadakan pada 14 Februari 2024. Mari kita hormati mereka yang berjuang keras untuk demokrasi ini dan memberikan kita hak untuk memilih. Untuk mendapatkan informasi lengkap mengenai Pemilu 2024, silahkan cek situs resmi KPU di sini.
Setiap suara berarti. Mari kita semua sambut Pemilu 2024 dan buat Indonesia menjadi negara yang lebih baik. Salam UMN!
By Levina Chrestella Theodora & Annisa Maulida | UMN News Service
Kuliah di Jakarta untuk jurusan program studi Informatika| Sistem Informasi | Teknik Komputer | Teknik Elektro | Teknik Fisika | Akuntansi | Manajemen| Komunikasi Strategis | Jurnalistik | Desain Komunikasi Visual | Film dan Animasi | Arsitektur | D3 Perhotelan , di Universitas Multimedia Nusantara. www.umn.ac.id