UMN Melakukan Kunjungan Virtual Mengenai Pengelolaan Infrastruktur TI di UT
Desember 2, 2021Mahasiswa Perlu Tahu, Ini Pentingnya Data Science untuk Hasilkan Solusi yang Tepat
Desember 3, 2021TANGERANG – Keramahan masyarakat Indonesia yang mendunia berbanding terbalik dengan hasil riset yang dilakukan oleh Microsoft tentang tingkat kesopanan pengguna internet sepanjang 2020 lalu. Hasil riset tersebut menunjukkan pengguna internet di Indonesia memiliki tingkat kesopanan terendah di Asia Tenggara. Literasi digital pun menjadi penting untuk terus digaungkan kepada masyarakat digital saat ini.
Terkait itu, Siberkreasi area DKI Jakarta dan Banten bekerja sama dengan Universitas Multimedia Nusantara menyelenggarakan webinar bertajuk “Menjadi Pengguna Internet yang Beradab” pada Senin (01/12/2021). Narasumber di dalam webinar ini antara lain Financologist, Motivator Keuangan dan Kejiwaan Keluarga, IAPA, Alviko Ibnugroho; Dosen Program Studi Digital Journalism UMN, Rossalyn Asmarantika; Dosen Program Studi Komunikasi Strategis UMN, B. Hendar Putranto; Internet Development Institute, Sigit Widodo.
Setiap narasumber pun berkesempatan menjelaskan berbagai topik yang berbeda terkait tema utama “Menjadi Pengguna Internet yang Beradab”. Dalam kesempatan ini, Rossalyn Asmarantika mengatakan budaya digital telah mengubah perilaku masyarakat dunia, baik secara positif maupun negatif. Dilihat dari dampak negatifnya, ia menemukan perundungan siber (cyber bullying) sebagai salah satu pandemi di era digitalisasi ini. Karena itu, Rossalyn mengungkapkan perlu adanya sikap bijak untuk menghadapi ini.
“Ingatkan diri bahwa komentar negatif adalah cerminan dari pelakunya, bukan gambaran dari kita. Kita juga harus ingat media sosial adalah representasi digital diri kita,” tutur Rossalyn.
Masalahnya, Sigit Widodo mengatakan masyarakat acap kali lupa bahwa dunia nyata dan dunia digital tidaklah berbeda. Karena itu, masyarakat kerap meremehkan tutur perkataannya di dunia digital. Padahal, Sigit mengatakan bahwa kita juga harus tetap berhati-hati di dunia digital ini.
Baca juga Milenial Melek Jurnalistik : Berani Berpihak Pada Kepentingan Publik
“Jangan gunakan internet untuk menyebarkan hal-hal negatif, seperti kebencian, ketakutan, ketidakpedulian. Sebarkanlah konten-konten yang bermanfaat,” kata Sigit.
Senada dengan itu, Alviko Ibnugroho pun mengatakan pembuatan konten yang positif dan orisinal dapat menjadi salah satu tindakan beradab di internet. Konten yang positif ini dapat berupa konten inspiratif, konten edukatif, konten informatif, dan konten menghibur. Selain itu, ia mengatakan keterampilan digital ini juga dapat mencakup sikap bijak dalam berselancar di internet dan sikap waspada dalam menerima informasi di internet.
Hendar Putranto pun berkesempatan untuk menjelaskan lebih dalam tentang hal tersebut, khususnya etika yang baik dalam komunikasi di internet. Ia mengatakan etika ini bukan sekadar atribut tambahan, melainkan sebuah keniscayaan dalam interaksi di internet. Hendar menekankan tiga hal terkait etika yang beradab di internet, antara lain mengembangkan budaya santun bermedia digital, mengembangkan kesadaran dan rasa tanggung jawab terhadap apa pun yang diunggah dan dibagikan di media sosial, dan mengembangkan literasi digital.
“Jika tiga hal ini saja kita upayakan, maka keadaban digital itu akan lebih terwujud,” ujar Hendar.
by Melinda Chang | UMN News Service
Kuliah di Jakarta untuk jurusan program studi Informatika| Sistem Informasi | Teknik Komputer | Teknik Elektro | Teknik Fisika | Akuntansi | Manajemen| Komunikasi Strategis | Jurnalistik | Desain Komunikasi Visual | Film dan Animasi | Arsitektur | D3 Perhotelan , di Universitas Multimedia Nusantara. www.umn.ac.id