Menkominfo Resmikan Perluasan Tech Incubator UMN Skystar Ventures
September 6, 2019Kiat Memulai Langkah Awal Membuat Film
September 9, 2019TANGERANG – Sesi “Literasi Zaman Now” di acara Indonesia Writers Festival (IWF) hari kedua berlangsung di Function Hall Universitas Multimedia Nusantara (UMN) pada Sabtu (7/9). Dalam sesi ini hadir tiga narasumber yaitu Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Walikota Bogor Bima Arya Sugiarto dan News Director of Kompas TV Rosianna Silalahi.
Dalam talkshow bertajuk Literasi Zaman Now yang diselenggarakan di Function Hall Universitas Multimedia Nusantara pada 7/8 2019 lalu, ketiga pembicara tersebut menceritakan pengalamannya menggunakan media sosial, tidak hanya untuk mendekatkan diri dengan masyarakat, tetapi juga untuk mengedukasi mereka.
Retno mengungkapkan media sosial merubah perilakunya dalam bekerja. Misalnya, sebagai diplomat, ia dulu biasa membicarakan sesuatu yang penting secara tertutup dan formal. Namun kini, dengan keberadaan media sosial, Retno harus menyampaikan apapun secara terbuka, cepat dan mudah dipahami oleh masyarakat.
“Kita sebagai pemegang tanggung jawab, kita tidak boleh berjarak dengan konsituen kita, mereka harus tau apa yang kita lakukan, oleh karena itu kita harus membiasakan diri kita dengan menggunakan tools-tools komunikasi yang bisa diterima, bisa dipahami oleh masyarakat,” kata Retno.
Tidak berbeda jauh dengan Retno, Bima Arya juga menciptakan pengalaman yang sama dalam menjalankan fungsi literasi dari media sosial. Dalam konteks tanggung jawabnya sebagai kepala daerah, Bima menggunakan media sosial untuk membagikan hasil dan perkembangan kinerjanya kepada masyarakat melalui teknologi tersebut.
Namun, menurut Bima, layaknya masyarakat biasa, seorang pejabat juga harus memiliki kehati-hatian yang tinggi ketika melaporkan apapun di media sosial. Sebagai individu yang berpengaruh terhadap pembuatan kebijakan, pejabat harus cermat menyusun narasi dan menentukan diksi agar tidak menyinggung kalangan manapun
“Dilema terbesar itu adalah, seberapa jujur kita harus menyampaikan informasi, seberapa terbuka kita harus membuka informasi. Makanya, mikirin caption itu, bisa lebih ribet daripada kita berpikir untuk APBD. (Membuat caption itu) kayak wartawan pas bikin headline,” kata Bima.
Selain itu, media sosial juga memudahkan Bima menyerap aspirasi dari masyarakat Bogor. Bima pun, tidak lama setelah dilantik, langsung mengeluarkan Surat Keputusan Wali Kota yang mengatur bahwa setiap wilayah kedinasan wajib memiliki juru bicara digital.
“Kalau enggak, semuanya masuk ke Wali Kota, ribet saya jawabnya satu-satu. Makanya kemudian kepala dinas, camat, lurah, punya jubir digital, dan (dengan cara ini) kita juga membuka platform komunikasi, dimana warga itu bisa mengadu (secara) realtime,” kata Bima.
Terlebih, menurut Bima, penetrasi penggunaan media sosial di Bogor cukup tinggi. Angka melek internet di kota hujan tersebut juga menyentuh 60% hingga 80% sehingga ia merasa pemerintah kota Bogor perlu untuk menggunakan media sosial.
“Orang Bogor lebih banyak yang (menggunakan) Facebook dan Instagram, dari pada membaca koran lokal. Jadi kesimpulan saya, enggak bisa (kalau tidak melibatkan media sosial). Kita harus masuk survive di situ,” ujar Bima.
News Director of Kompas TV Rosiana Silalahi tidak menampik bahwa media sosial mepermudah beberapa akses dalam kehidupan. Namun, Rosi mengingatkan, penggunaan media sosial harus dilakukan untuk tujuan yang berkualitas.
Rosi pun, dalam kesempatan ini juga berbagi pengalamannya bagaimana media sosial memudahkan pekerjaannya sebagai jurnalis di Kompas TV.
“Dulu, kita kalau pergi (meliput) itu harus dua orang, karena harus bawa kamera gede (untuk tujuan) broadcast. Sekarang enggak. Pemred pergi aja, kita tetep bisa ngirim gambar, (dan hasilnya) sizenya sudah langsung (cocok) untuk televisi,” ujar Rosi.
Lebih lanjut Rosi mengungkapkan ia dan timnya bahkan mampu mendapatkan berita eksklusif tentang aktifitas kerja Retno Marsudi sebagai menteri Luar Negeri hanya melalui media sosial. Hal ini bermula ketika tim Kompas TV bekerjasama dengan para staff Kementerian untuk saling berbagi data melalui media sosial.
“Nah ini menurut saya hubungan simbiosis mutualisme. Kami butuh berita, kementerian luar negeri juga membutuhkan kanal untuk mendistribusikannya, (dan kemudian data-datanya) dikirim cuma by WA. Kita dapat (liputan) eksklusif hanya dengan handphone. So, itu menjelaskan bahwa sebenarnya digital mempermudah pekerjaan kita semua, ujar Rosi.
Talkshow Literasi Zaman Now merupakan bagian dari Indonesia Writer Festival yang diselenggarakan oleh IDNTimes dari 6 hingga 7 September 2019 di Universitas Multimedia Nusantara. Acara ini menghadirkan banyak pembicara yang memiliki kompetensi di bidang kepenulisan buku, lagu, film, dan jurnalisme. (MB/RK)
*by Mario Baskoro – Universitas Multimedia Nusantara News Service
Kuliah di Jakarta untuk jurusan program studi Informatika| Sistem Informasi | Teknik Komputer | Teknik Elektro | Teknik Fisika | Akuntansi | Manajemen| Komunikasi Strategis | Jurnalistik | Desain Komunikasi Visual | Film dan Animasi | Arsitektur | D3 Perhotelan , di Universitas Multimedia Nusantara. www.umn.ac.id