7 Alasan Mahasiswa Turut Andil dalam Pelaksanaan Pilkada, Kawal Suara Perubahan!
November 11, 2024UMN Library Adakan Lokakarya Kewirausahaan dan Hibah Buku di Lapas Narkotika Jakarta
November 11, 2024Ilustrasi demonstrasi mahasiswa. Sumber Gambar: Unsplash/Fajar Grinanda
Satu kata, lawan!
Mungkin kalimat itu yang selalu terngiang-ngiang ketika mahasiswa mulai menunjukkan taringnya untuk menegakkan keadilan dan kebenaran. Satu kata, lawan! menjadi semboyan yang menggelora dalam setiap aksi dan demonstrasi mereka. Ketika mahasiswa mulai menunjukkan taringnya, mereka bukan sekadar berteriak tanpa arah. Mereka berdiri di garis depan untuk menegakkan prinsip-prinsip yang mereka yakini: keadilan sosial, kebebasan berpendapat, dan kesetaraan bagi semua. Inilah momen ketika suara muda ini menjadi pembawa obor perubahan, berani menentang tirani, melawan ketidakadilan, dan menuntut perbaikan sistem yang mereka anggap telah usang dan gagal melindungi hak-hak rakyat.
Banyak masyarakat menaruh harapan besar kepada mahasiswa. Seakan menitipkan pesan apabila wakil rakyat yang duduk di kursi parlemen sekarang tidak mau cawe-cawe dalam memperjuangkan aspirasi rakyat. Kalau sudah begini maka mahasiswa lah yang diharapkan turun tangan dan menjadi garda terdepan dalam menyuarakan kebenaran dan keadilan. Masyarakat melihat mahasiswa sebagai agen perubahan, yang tidak terikat oleh kepentingan politik atau kekuasaan, sehingga suara mereka dianggap lebih murni dan tulus dalam memperjuangkan nasib rakyat kecil. Jika wakil rakyat abai dan terjebak dalam kepentingan pribadi atau golongan, mahasiswa dianggap sebagai tumpuan harapan untuk menegakkan keadilan dan membawa perubahan nyata yang selama ini diidamkan oleh masyarakat. Lantas sejauh mana suara mahasiswa begitu kuat magnetnya dalam membawa arah perubahan di negeri ini? Seberapa besar pengaruhnya? Yuk, mari kita bahas sobat UMN!
1. Mahasiswa dapat menyuarakan aspirasinya dalam ruang politik
Mahasiswa umumnya berada dalam fase kehidupan yang penuh energi, ambisi dan idealisme. Mereka cenderung berani dalam menyuarakan ketidakadilan dan mendorong perubahan tanpa takut akan risiko pribadi yang besar. Semangat ini seringkali menjadi dorongan utama dalam gerakan sosial yang dipimpin mahasiswa. Mereka siap mengorbankan waktu dan tenaga untuk mewujudkan visi yang mereka yakini akan memperbaiki masyarakat.
Mahasiswa juga turut andil untuk menyuarakan aspirasinya dalam ruang-ruang politik. Misalnya gerakan protes, kampanye, dan diskusi terbuka sering kali menjadi media bagi mereka untuk mengkritisi kebijakan pemerintah, menuntut perubahan sistem, serta memperjuangkan hak-hak masyarakat. Partisipasi aktif ini tidak hanya terjadi di jalanan atau dalam forum kampus, tetapi juga melalui keterlibatan dalam organisasi politik, aksi advokasi, hingga partisipasi dalam pemilu, baik sebagai pemilih maupun relawan. Dengan cara ini, mahasiswa berperan sebagai agen perubahan yang mempengaruhi arah kebijakan politik dan pembangunan di negara kita.
Baca juga: Cara Memaksimalkan Linkedin Agar Dilirik Recruiter.
2. Sebagai katalisator perubahan politik
Gerakan mahasiswa seringkali menjadi pembuka jalan bagi perubahan politik yang lebih besar. Misalnya, gerakan mahasiswa di Indonesia tahun 1998 yang mana berhasil menjatuhkan rezim otoriter Soeharto. Sementara di negara-negara lain seperti Amerika Serikat dan Prancis, mahasiswa memainkan peran penting dalam memicu perubahan sosial dan politik yang signifikan. Gerakan-gerakan ini sering menginspirasi kelompok masyarakat lainnya untuk ikut bergerak dan menuntut perubahan.
3. Mahasiswa menghadirkan ide-ide baru yang kritis dan segar
Mahasiswa merupakan individu yang terpapar dengan berbagai disiplin ilmu dan teori kritis di universitas. Pendidikan yang mereka dapatkan membekali mereka dengan kemampuan analitis, kemampuan berpikir kritis, dan kepekaan terhadap isu-isu sosial. Mereka tidak hanya menyerap informasi, tetapi juga mampu mengevaluasi dan mempertanyakan status quo. Kombinasi pemikiran kritis dan pemahaman mendalam tentang isu-isu penting membuat suara mereka memiliki bobot dalam diskusi publik.
Mahasiswa juga berada di posisi unik yang mana menawarkan perspektif dan solusi baru. Mereka masih memiliki kebebasan berpikir dan tidak terikat dengan cara-cara lama yang mungkin sudah tidak relevan. Ide-ide segar yang mereka bawa dapat membantu menemukan solusi baru untuk masalah-masalah lama. Inovasi dalam pendidikan, sosial, teknologi, dan ekonomi sering kali lahir dari gagasan mahasiswa yang berani berpikir di luar kotak (out of the box).
4. Sebagai perwakilan masyarakat dalam melayangkan kritik kepada pemerintah
Mahasiswa punya ambisi besar dan berdiri mewakili masyarakat untuk melayangkan kritik kepada pemerintah terkait program yang belum terealisasi maupun belum tersentuh. Dengan suara mereka, mahasiswa berupaya menyoroti isu-isu yang mungkin diabaikan oleh para pemangku kepentingan, seperti pendidikan yang berkualitas, akses kesehatan yang merata, dan perlindungan terhadap lingkungan. Mereka percaya bahwa sebagai generasi penerus, mereka memiliki tanggung jawab untuk menuntut transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan anggaran publik.
Melalui demonstrasi, diskusi, dan berbagai bentuk advokasi, mahasiswa berusaha mendesak pemerintah untuk mengambil tindakan nyata dalam memenuhi janji-janji politik yang telah dibuat. Mereka juga berfungsi sebagai jembatan antara suara masyarakat yang lebih luas dengan kebijakan yang diambil, sehingga memastikan bahwa kepentingan rakyat tetap menjadi prioritas dalam setiap keputusan yang diambil. Selain itu, dengan memanfaatkan teknologi dan media sosial, mahasiswa mampu menggalang dukungan yang lebih besar dan menyebarkan pesan mereka secara luas, mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama memperjuangkan perubahan yang diinginkan.
5. Punya benteng “agent of change” dan kritis dalam merespon perubahan
Kita tahu bahwa peran dari mahasiswa adalah agen perubahan (agent of change). Boleh jadi suara sumbang masyarakat dapat terafirmasi secara penuh dan dikemas dengan baik oleh gerakan mahasiswa yang bisa memadukan pemikiran kritis dan tindakan strategis. Mahasiswa memiliki kemampuan untuk mengartikulasikan aspirasi masyarakat yang terkadang terabaikan oleh pemerintah atau media. Dengan bekal pendidikan dan akses informasi yang luas, mereka dapat menyusun argumen yang lebih kuat, serta memobilisasi dukungan untuk perubahan sosial yang lebih efektif. Gerakan mahasiswa mampu menjembatani suara-suara yang tidak terdengar, memperkuat tuntutan keadilan, dan menekan pihak berwenang untuk menanggapi isu-isu yang mendesak.
Baca juga: 5 Skill yang Akan Kamu Dapatkan di Jurusan Digital Jurnalistik.
Suara mahasiswa memiliki potensi besar dalam membawa perubahan karena kombinasi dari pendidikan, semangat, solidaritas, dan akses ke teknologi. Mereka adalah katalisator perubahan yang tidak hanya berjuang untuk masa kini, tetapi juga membangun fondasi bagi masa depan yang lebih baik. Dalam sejarah, gerakan mahasiswa telah berulang kali menunjukkan bahwa ketika mahasiswa bersatu dan berani menyuarakan kebenaran, perubahan besar bisa terjadi. Oleh karena itu, peran mahasiswa dalam memperjuangkan keadilan dan kesetaraan perlu terus diapresiasi dan didukung.
Kamu bisa mempelajari lebih lanjut tentang informasi menarik lainnya melalui official website UMN. Di website tersebut kamu juga bisa memilih prosedur pendaftaran online sesuai dengan kriteriamu. Yuk, daftar sekarang dan mulai karir kamu bersama UMN!
By Reyvan Maulid | UMN News Service
Kuliah di Jakarta untuk jurusan program studi Informatika| Sistem Informasi | Teknik Komputer | Teknik Elektro | Teknik Fisika | Akuntansi | Manajemen| Komunikasi Strategis | Jurnalistik | Desain Komunikasi Visual | Film dan Animasi | Arsitektur | D3 Perhotelan , di Universitas Multimedia Nusantara. www.umn.ac.id