Sukseskan Pembangunan Berkelanjutan Melalui JWFMD
September 21, 2016Apa Kabar Jurnalisme Investigasi di Abad 21
September 22, 2016Kemajuan teknologi yang begitu cepat membuat media juga berkembang dengan sangat pesat. Perilaku masyarakat dalam menggunakan media pun juga telah berubah, yang dahulu lebih pasif kini menjadi lebih aktif dalam memakai dan menanggapi sebuah pesan yang disampaikan oleh media. Kemajuan teknologi pun kini menjadi ancaman bagi keberadaan media cetak di berbagai negara. Dari beberapa masalah tadi, GFMD hadir untuk memfasilitasi para wartawan untuk berkoordinasi satu sama lain.
Dalam forum yang dipandu oleh Desi Anwar ini, ada empat Jurnalis profesionar dari empat negara berbeda membagi pengalaman-pengalaman media mereka; Premesh Chandran (Chief Executive Editor Malaysiakini), Krishna Sen (Dekan Fakultas Seni The University of Western Australia), Bambang Harymurti (Pemimpin Redaksi TEMPO), dan Maria Ressa (CEO dan Direktur Eksekutif Rappler).
Pada diskusi tersebut, Chandran menyampaikan pandangannya mengenai perkembangan teknologi media di Asia yang mengalami hambatan, tidak seperti teknologi media Eropa dan Amerika. Kesenjangan ini yang masih dirasakan oleh media di Asia padahal kini internet adalah penyedia informasi utama untuk mengaksesnya. “Selain itu, kesulitan lain adalah kita kehilangan talent sangat cepat. Jadi, bagaimana mengelola bakat kita, menjaga bakat kita dan pertumbuhan organisasi,” ungkapnya, Selasa (21/9).
Kemajuan teknologi ini juga membuat semua arus informasi dari internet menjadi sangat besar yang mengakibatkan banjir informasi di masyarakat. Bambang Harymurti selaku Pemimpin redaksi majalah TEMPO berpendapat bahwa media telah berubah dari yang memberikan informasi ke fakta cheker. Ia juga menambahkan bahwa media tradisional terkadang lebih kredibel sedangkan internet menjadi kurang akurat.
Lebih lanjut, Maria Ressa menganggap media sosial sebagai patokkan dari perkembangan media dikarenakan media sosial menjadi sangat akrab di dalam masyarakat. “Bagi kami, ini seperti seluruh dunia, semuanya menggunakan online, dan media sosial adalah kuncinya. Tapi di tahun 2012, teknologi telah menjadi faktor kunci dan menjadi penentu apakah media tradisional akan bertahan atau tidak,” tuturnya.
Forum ini diharapkan agar para jurnalis dari berbagai media dari seluruh dunia menemukan sebuah model bisnis yang tepat untuk bertahan dalam menghadapi perubahan-perubahan tersebut. (*)
by Elma Adisya – Universitas Multimedia Nusantara News Service
Kuliah di Jakarta untuk jurusan program studi Teknik Informatika | Sistem Informasi | Sistem Komputer|Akuntansi|Manajemen|Ilmu Komunikasi | Desain Komunikasi Visual, di Universitas Multimedia