Masuki Semester 5, Prodi Akuntansi UMN Adakan Seminar Peminatan
Mei 21, 2018UMN Kembali Raih Hibah Tracer Study dari Kemenristekdikti
Mei 21, 2018
TANGERANG – Mahasiswa program studi (prodi) Desain Komunikasi Visual (DKV) Universitas Multimedia Nusantara (UMN) Ryan Sucipto terpilih menjadi pemimpin untuk provinsi Banten dalam acara World Cleanup Day (WCD) 2018, yakni sebagai koordinator Public Relation and National Marketing acara tersebut. Selain itu, Ryan juga mendapatkan kesempatan sebagai pembicara untuk menjelaskan tentang national marketing dan permainan kartu Wilah.
Wilah adalah permainan berupa kartu yang ditujukan kepada anak-anak guna memberikan edukasi tentang pemilahan sampah. Ide tersebut muncul setelah ia melihat bagaimana masyarakat di pedesaan membuang sampah di sembarang tempat padahal sampah-sampah tersebut bisa didaur ulang menjadi pupuk kompos, kerajinan dan lainnya.
“Akhirnya aku sadar kalau masalah sampahnya itu karena budaya yang jelek dan kurangnya edukasi. Akhirnya aku coba bikin kartu edukasi pemilahan sampah, dan ini jadi proyek yang aku tawarkan dalam proyek tugas akhir aku,” kata Ryan.
Edukasi pada anak-anak telah menjadi fokus Ryan sejak lama. Mahasiswa DKV peminatan Interactive Media Design ini mendirikan komunitas sosial bernama Social Designee yang bertujuan untuk menumbuhkan rasa kepedulian sosial mahasiswa melalui kegiatan sosial khususnya pada anak-anak. Social Designee melakukan kegiatan sosial dengan menggunakan kreativitas karena menurut pendirinya, media belajar yang menarik dapat membantu anak-anak untuk belajar lebih cepat.
“Karena visual itu bisa membantu anak-anak untuk belajar dengan lebih cepat dibanding cuma pakai tulisan. Lama-lama kita mulai menngembangkan berbagai media belajar edukatif yang menyenangkan dan kreatif untuk anak-anak” jelas Ryan selaku pendiri Social Designee.
Selain menggunakan kreativitas untuk media belajar, nilai ini juga mulai diterapkan pada pola pikir anak-anak saat melakukan kegiatan sosial. Sebagai contoh, proyek sosial yang Ryan menangkan pada Social Project Competition Kompas Corner tahun 2016 dan 2018. Di tahun 2016, Ryan membuat proyek sosial dengan nama Anak Desa Keren (Anak Desa Kenal Kreativitas dan Seni). Singkatnya, proyek ini mengasah kreativitas anak-anak dengan menggambar dari bacaan seperti Majalah Bobo dan Koran Kompas. Di tahun 2018, Ryan kembali memenangkan perlombaan dengan membuat proyek edutainment yang mengajarkan problem solving dan inovasi.
Tidak hanya aktif di kampus, Ryan juga pernah menjadi pembicara di beberapa acara untuk berbagi pengalaman, edukasi, meningkatkan kepedulian sosial, dan bagaimana cara menjalankan aksi sosial tersebut. Menurutnya, modal pertama untuk melakukan kegiatan adalah untuk tidak takut salah.
“Jangan takut salah. Aku tuh waktu pertama kali bikin kegiatan sosial banyak banget masalah. Orang-orang tuh ngga percaya sama aku,” tutup Ryan.
Dengan menjadi pemimpin untuk provinsi Banten dalam acara World Cleanup Day, Ryan berencana untuk mengadakan acara bersih-bersih bersama pada 15 September 2018 mendatang dengan melibatkan satu juta masyarakat. Meski dirasa tidak mudah, ia percaya jika proyek tersebut dapat diwujudkan maka akan memberikan dampak besar pada Provinsi Banten. (*/CRA)
*by Alya Dwi Achyarini – Universitas Multimedia Nusantara News Service
Kuliah di Jakarta untuk jurusan program studi Informatika| Sistem Informasi | Teknik Komputer | Teknik Elektro | Teknik Fisika | Akuntansi | Manajemen| Komunikasi Strategis | Jurnalistik | Desain Komunikasi Visual | Film dan Animasi | Arsitektur | D3 Perhotelan , di Universitas Multimedia Nusantara. www.umn.ac.id