Nusainsight Discussion Panel : Ulik Pengembangan Teknis dan Seni Dibalik Virtual Reality Borobudur 3D Game
September 5, 2024Peresmian UMN Digital Learning
September 10, 2024TANGERANG – Universitas Multimedia Nusantara (UMN) berkolaborasi dengan Gugus Mitigasi Lebak Selatan (GMLS) melalui Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Humanity Project.
“Kegiatan MBKM ini setara dengan 20 SKS atau setara satu semester. Output kegiatan masing-masing mahasiwa adalah skripsi berbasis karya,” kata Sekretaris Kaprodi FIKOM UMN Irwan Fakhruddin, Senin (2/9/24), dikutip dari Radar Banten.
Irwan berharap program kolaborasi ini tak hanya sekadar memecahkan masalah, melainkan juga mampu membentuk mahasiswa sebagai agen perubahan sehingga masyarakat lebih siap menghadapi bencana.
Setidaknya, terdapat 56 mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi UMN yang mengikuti magang di GMLS. Mahasiswa pun didorong untuk mempunyai kompetensi sebagai komunikator dalam permasalahan-permasalah di luar permasalah korporasi. Mulai dari isu lingkungan, isu sosial, hingga topik-topik terkait kebencanaan.
“Membentuk mahasiswa yang memiliki jiwa muda, kompetensi keilmuan, dan minat untuk menjadi prajurit pendamping dalam proyek-proyek kemanusiaan dan pembangunan lainnya, baik di Indonesia maupun di luar negeri. Dengan kegiatan ini, perguruan tinggi dapat menyiapkan mahasiswa unggul yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dalam melaksanakan tugas berdasarkan agama, moral, dan etika, serta melatih mahasiswa agar memiliki kepekaan sosial untuk menggali dan mengeksplorasi permasalahan yang ada serta turut memberikan solusi sesuai dengan minat dan keahliannya,” kata Irwan.
Ketua GMLS Abah Lala mengatakan MBKM Humanity Project ini merupakan hasil MoU antara GMLS dengan UMN sejak 2022. Senada dengan Irwan, ia mengungkapkan program ini bertujuan memberikan pengetahuan dan pemahaman mengenai mitigasi bencana, tsunami ready, dan community resilience. Hal ini penting untuk mengantisipasi bencana yang akan datang dan meminimalkan korban.
“Resiliensi masyarakat merupakan kemampuan masyarakat untuk melakukan penyesuaian diri ketika dihadapkan pada situasi yang tidak diharapkan. Hubungannya dengan kebencanaan adalah apabila terjadi bencana, masyarakat diharapkan memiliki kemampuan untuk kembali pulih secara cepat dari kerusakan yang terjadi akibat bencana tersebut,” jelas Abah Lala, dilansir dari Radar Banten.
GMLS merupakan organisasi yang lahir dari sebuah inisiatif masyarakat untuk membangun masyarakat Lebak Selatan yang siaga dan tangguh menghadapi bencana. Organisasi yang dibentuk sejak 13 Oktober 2020 ini terus berkolaborasi dengan 28 kolaborator yang bergerak di berbagai bidang.
GMLS pun sedang menginisiasi Community Resilience Program di wilayah Lebak Selatan bersama kolaborator dan perguruan tinggi, baik dalam negeri maupun luar negeri. GMLS juga telah mewujudkan Tsunami Ready Program di wilayah Lebak Selatan yang diukur melalui 12 tsunami ready indicators.
By Melinda Chang | UMN News Service
Kuliah di Jakarta untuk jurusan program studi Informatika| Sistem Informasi | Teknik Komputer | Teknik Elektro | Teknik Fisika | Akuntansi | Manajemen| Komunikasi Strategis | Jurnalistik | Desain Komunikasi Visual | Film dan Animasi | Arsitektur | D3 Perhotelan , di Universitas Multimedia Nusantara. www.umn.ac.id