Travelicious 2018 Hadir Bagi Para Traveler
Mei 6, 2018Kenali Industri Animasi di Europe on Screen 2018
Mei 14, 2018
TANGERANG – Setelah Indonesia menjadi tuan rumah dalam Youth Newsroom 2017, Universitas Multimedia Nusantara (UMN) diundang oleh UNESCO untuk mengirim perwakilannya untuk bergabung dalam Youth Newsroom 2018 yang merupakan rangkaian acara World Press Freedom Day (WPFD) 2018 di Accra, Ghana.
Perwakilan UMN yang tergabung dalam acara peringatan Hari Kebebasan Pers Sedunia ini ialah Nashya Tamara (Jurnalistik 2016) dan Veronika Kaban (Dosen Jurnalistik). Mereka berdua sekaligus menjadi perwakilan Indonesia di event tahunan yang menjadi wadah bagi calon jurnalis dan jurnalis muda dari berbagai negara untuk menghasilkan satu karya bersama.
Acara yang diselenggarakan pada 1-3 Mei 2018 ini mengambil tema Keeping Power in Check: Media, Justice and The Rule of Law. Perwakilan Indonesia turut ambil bagian dalam tim media sosial yang bertugas mempublikasikan acara ketika sedang berlangsung.
Nashya mengaku mendapat banyak pengalaman selama mengikuti kegiatan ini. Salah satunya ialah adaptasi yang berlangsung cepat dengan 32 delegasi yang berasal dari 9 negara. Awalnya ia mengira akan mengalami kesulitan untuk tergabung dalam satu tim yang memiliki banyak latar belakang.
“Aku mikir di awal bakal susah untuk blend, terus pasti juga individualis. Waktu aku mulai kerja sama mereka, ternyata cepet untuk blend,” ujar Nashya.
Terkait dengan perkembangan pendidikan jurnalistik di Indonesia, Nashya berpendapat bahwa praktek sangat perlu ditambah dalam perkuliahannya. Ia juga mengatakan bahwa perlu adanya ilmu pengetahuan di bidang lain karena jurnalis itu perlu memiliki pengetahuan yang luas.
“Selama aku belajar di UMN, gak memiliki perbedaan yang jauh sih. Cuma perlu ada praktek yang lebih banyak. Temen aku disini selain belajar jurnalistik juga belajar ilmu di bidang lain agar pengetahuannya luas,” tambahnya.
Dosen jurnalistik UMN sekaligus pendamping dalam kegiatan WPFD, Veronika Kaban turut memberikan pandangannya tentang cara kerja calon jurnalis dan jurnalis muda di Youth Newsroom. Ia menilai ketangguhan dan cara mencari angle mereka masih dirasa kurang dan perlu die evaluasi.
“Disini kan ada banyak seminar, dari temen-temen sendiri merasa kurang tertarik dan tidak sesuai dengan minatnya. Padahal sebagai jurnalis, kita harus menerima penugasan yang terkadang tidak sesuai dengan passion kita. Maka dari itu, mereka perlu mencintai topik yang belum disukai,”ujar Veronika.
Selain itu, Veronika juga mengaku mendapat banyak ilmu yang sekiranya dapat dibagi untuk mahasiswa jurnalistik di UMN. Salah satunya ialah data journalism yang saat ini telah menjadi mata kuliah baru di Program Studi Jurnalistik UMN.
Baca juga: Calon Jurnalis Muda Dunia Suarakan Kebebasan Pers Lewat Voice of Millennials
Pada akhir acara, Youth Newsroom 2018 menghasilkan sebuah output berupa website yang dapat dilihat di www.thetalkingdrum.info. Di dalam website tersebut berisi artikel, foto, dan video mengenai acara WPFD 2018. (*/YC)
*by R. Adrianus Dwi Octaviano Pramudita – Universitas Multimedia Nusantara News Service
Kuliah di Jakarta untuk jurusan program studi Informatika| Sistem Informasi | Teknik Komputer | Teknik Elektro | Teknik Fisika | Akuntansi | Manajemen| Komunikasi Strategis | Jurnalistik | Desain Komunikasi Visual | Film dan Animasi | Arsitektur | D3 Perhotelan , di Universitas Multimedia Nusantara. www.umn.ac.id