Di Rekrut dari Rumah dengan Belajar Data Science? Bisa! Akses DQLab Project dan Raih Kesempatan BerKarir Menjadi Praktisi Data
April 14, 2020UMN Bantu Masyarakat dan Pekerja Sekitar Kampus yang Terdampak COVID-19 Melalui UMN Peduli
April 14, 2020TANGERANG – Sahabat UMN, kamu pernah nggak membayangkan kalau mesin cuci, televisi, lampu, Air Conditioner (AC), rice cooker, toaster, gorden, pintu pagar tersebut dibenami ‘kecerdasan’ dan ‘koneksi’ ke internet?
Lampu, AC, dan gorden akan bekerja secara otomatis sesuai dengan keinginanmu secara otomatis dan kamu bisa menanak nasi menggunakan rice cooker secara otomatis dengan mempertimbangkan kapan kamu akan tiba di rumah. Keren ya?
Contoh di atas merupakan salah satu aplikasi dari paradigma Internet of Things (IoT). IoT sendiri adalah di mana komputer dibenamkan pada berbagai benda agar benda-benda tersebut dapat berkoordinasi untuk menjalankan fungsi tertentu.
Tidak hanya pada segmen rumah tangga, IoT juga berdampak besar bagi berbagai segmen bisnis. Melalui IoT, industri penyedia energi seperti Perusahaan Listrik Negara (PLN) dapat memantau kebutuhan penggunaan listrik secara dinamis serta mendeteksi potensi kerusakan generator secara dini untuk menghindari pemadaman total.
Saat ini, perusahaan di berbagai industri juga sudah menggunakan IoT untuk mencapai puncak di industrinya masing-masing. Jumlah perangkat IoT yang terkoneksi ke internet pada tahun 2019 mencapai 14 milyar perangkat, dan diprediksi pada 2020 akan mencapai 30 milyar, dan meningkat menjadi 75 milyar pada tahun 2025.
Untuk mewujudkan paradigma IoT, diperlukan keahlian pada bidang software, hardware, cloud, network, dan security. Menjawab kebutuhan talenta pada bidang IoT, Program studi Teknik Komputer UMN melalui kurikulumnya mencetak lulusan-lulusan dengan keahlian yang menyeluruh di bidang-bidang tersebut. Bergerak dengan motivasi ‘meng-IoT-kan’ Indonesia, salah satu mahasiswa Teknik Komputer angkatan 2016, Ellianto, melalui skripsinya mencoba menjawab salah satu permasalahan krusial pada IoT.
Dalam skripsinya, Ellianto melihat fenomena perangkat smartphone maupun laptop/PC, software yang berjalan pada perangkat-perangkat IoT membutuhkan update dari waktu ke waktu. Mengingat jumlah perangkat yang masif (sebagai perbandingan, jumlah smartphone pada 2020 adalah 3.5 milyar), software update tidak bisa dilakukan secara manual. Terlebih lagi, sebagian besar perangkat IoT terletak pada lokasi-lokasi yang sulit dicapai seperti perkebunan, lereng gunung, maupun sepanjang jalur listrik. Berangkat dari permasalahan tersebut, Ellianto melalui skripsinya merancang protokol over-the-air (OTA) update untuk software pada perangkat-perangkat IoT.
Mau punya keahlian di bidang IoT seperti Ellianto? UMN masih membuka pendaftaran untuk jurusan Teknik Komputer tahun akademik 2020/2021 lho! Yuk buruan daftar di pmb.umn.ac.id ! (*)
*by Ellianto, Dareen Kusuma Halim & Revian Kristin – Universitas Multimedia Nusantara News Service
Kuliah di Jakarta untuk jurusan program studi Informatika| Sistem Informasi | Teknik Komputer | Teknik Elektro | Teknik Fisika | Akuntansi | Manajemen| Komunikasi Strategis | Jurnalistik | Desain Komunikasi Visual | Film dan Animasi | Arsitektur | D3 Perhotelan , di Universitas Multimedia Nusantara. www.umn.ac.id