Mahasiswa Sistem Komputer dan Teknik Informatika UMN Juarai Kompetisi Mobile Apps Tingkat Nasional
Oktober 25, 2017Mahasiswa Teknik Informatika dan Sistem Komputer UMN Dulang Prestasi di Cisco Netriders 2017
Oktober 27, 2017Siapa sangka pengalaman karena kendala bahasa yang dialami Sunderi Pranata, mahasiswa Sistem Komputer Universitas Multimedia Nusantara (UMN) saat menjalani pertukaran pelajar di Jepang ternyata bisa membuahkan prestasi tersendiri. Berkolaborasi dengan Patricko Franschay dan Nathania Elvina yang merupakan mahasiswa Teknik Informatika UMN, mereka kemudian membuat sebuah aplikasi mobile bernama Phocabulary. Aplikasi inilah yang membawa mereka menjuarai kompetisi nasional ANFORCOM (Annual Informatics Competition) yang diselenggarakan di Universitas Diponegoro, Semarang pada (21/10) lalu.
Aplikasi Phocabulary sendiri ditujukan bagi mahasiswa atau pelajar yang ingin menerjemahkan sebuah kata dalam bahasa asing ke bahasa yang ia mengerti. Dengan dilengkapi fungsi Optical Character Recognition (OCR) Phocabulary dapat menerjemahkan kata yang sudah difoto ke dalam bahasa yang diinginkan. Aplikasi ini juga memiliki fungsi penyimpanan kata dalam memo. Kata-kata yang telah disimpan dapat ilihat dan dipelajari ulang oleh user di kemudian hari dalam menu Review.
Pembuatan aplikasi Phocabulary sendiri dilakukan Suderi, Patrick, dan Nathania saat medapat tugas kuliah project Mobile Programming. “Namun finishing dari aplikasi ini sendiri kami kerjakan kira-kira 2 minggu sebelum lomba dimulai,” ungkap Patrick.
(Baca juga: Penggunaan Teknologi untuk Membantu Disabilitas)
Ada pun babak pertama kompetisi ANFORCOM sendiri sudah dimulai sejak (25/7) lalu. Setelah melalui beberapa tahapan, tersisa 8 finalis yang bisa maju ke babak final pada tanggal (21/10). Dalam babak ini, kedelapan finalis yang berasal dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia diwajibkan untuk mempresentasikan aplikasi yang mereka buat di hadapan dewan juri.
Namun, perihal kemenangan sebelumnya tidak disangka oleh ketiga mahasiswa Tekink Informatika ini. Menurut Nathania, mereka sama sekali tidak berharap akan menjadi juara apalagi keluar sebagai pemenang pertama. “Kami bertiga sudah memasukkan alamamater ke dalam tas karena tidak yakin akan masuk tiga besar. Namun, tidak disangka-sangka nama kami bertiga malah dipanggil sebagai juara pertama,” kata Nathania.
Sunderi berharap prestasi membanggakan ini ke depannya dapat menjadi tambahan pengalaman serta menjadi batu loncatan untuk masuk ke duni kerja nantinya. Patrick juga menambahkan, prestasi ini diharapkan mampu menjadi motivasi bagi adik-adik kelas di program studi Teknik Informatika untuk menorehkan lebih banyak prestasi.
Selamat Sunderi, Patricko, dan Nathania atas prestasi kalian!(*)