10 Mahasiswa UMN Berangkat ke Bayah, Ikuti Program MBKM Mandiri
September 23, 2024Mahasiswa UMN Kembali Raih Prestasi, Berhasil Dapatkan Medali Emas dan Perunggu di PON Aceh-Sumut 2024
September 23, 2024TANGERANG – Program studi Desain Komunikasi Visual (DKV) Universitas Multimedia Nusantara (UMN) menyelenggarakan kuliah umum bertajuk “Virtual Reality Borobudur: Penggabungan Seni dan Spiritualitas dalam Ranah Digital”. Kuliah umum ini mengundang Dr.Sn. Yusup Sigit Martyastiadi dan Dr. Khairul Azril Bin Ismail sebagai pembicara.
Yusup memulai diskusi dengan menceritakan berbagai proyek dan penelitiannya. Ia mengatakan bahwa dalam penelitiannya, ia hanya ingin menciptakan apa yang ia rasakan tentang sensasi.
“Dalam penelitian artistik saya, sederhana saja. Saya mengembangkan bakat dari sensasi yang saya rasakan saat tenggelam. Jadi itu hanya hal yang sederhana,” kata Yusup.
Yusup kemudian menceritakan proses yang ia lalui dalam mengerjakan proyek-proyeknya, salah satunya adalah membuat Game Virtual Reality Borobudur dan peran teknologi dalam ekspresi artistik. Ia mencontohkan bagaimana ketika ia membaca sebuah buku, ia membuat sebuah film imajiner di kepalanya. Dengan teknologi, virtualisasi menjadi sebuah potensi atau peluang untuk menghadirkan realitas baru.
“Saya menggunakan konten spiritual untuk mengembangkan sebuah game. Virtualisasi digunakan sebagai potensi untuk mendukung ide-ide saya,” kata Yusup.
Ia kemudian membahas tentang penggunaan Virtual Reality (VR) dan pengalaman spiritual. Yusup menggunakan metodologi penelitian berbasis praktik, yang berarti bahwa setiap praktik, seperti pemodelan, menggambar, mewarnai, dan membuat sketsa, adalah data.
Ketika membuat game Virtual Reality Borobudur, idenya berasal dari pengalaman spiritual, sensasi visual, referensi visual, peninggalan Borobudur, dan lain-lain. Ia mengumpulkan data dengan menjelajahi Borobudur, membaca kitab suci Buddha, dan mewawancarai beberapa orang yang tinggal di dekat dan jauh dari Borobudur, yang membantunya mendapatkan konsep pengalaman spiritual.
“Mereka mengajarkan kebajikan, niat baik, perjuangan, pengorbanan hidup, dan ketaatan kepada Tuhan. Saya memilih satu konten spiritual, yaitu pengorbanan hidup. Kemudian saya lanjutkan dengan sketsa dan karakter dan sebagainya, serta lingkungan dengan konsep hutan belantara, musik, suasana, dan lainnya,” jelas Yusup. Ia kemudian melanjutkan dengan menjelaskan secara detail proses teknis pembuatan game tersebut.
Yusup menekankan bahwa keberhasilan dalam mengerjakan sebuah proyek VR adalah pemahaman konsep. Para anggota tim harus merasakan pengalaman menyumbangkan karya seni dan membuatnya menjadi sebuah game yang dapat dimainkan.
“Karakter dari karya seni ini adalah memvisualisasikan, menganimasikan, dan menjembatani konten dan pengalaman spiritual Borobudur dalam VR. Permainan ini merupakan jenis permainan untuk mengatur ritme kehidupan. Pemain diajak untuk melihat, merasakan, mendengar, dan menentukan pilihan berdasarkan pengalaman dasar diri sendiri. Game VR ini merupakan virtualisasi dari sensasi imersi dan pengalaman hidup yang lebih besar yang penuh dengan momen-momen pilihan untuk mencari makna hidup,” jelas Yusup.
Azril yang terkesan dengan pengalaman dan proyek Yusup juga berkesempatan untuk menyampaikan pendapatnya. Ia mengatakan bahwa apa yang dimiliki Yusup adalah sebuah pencerahan.
“Dia seperti seorang koki di dapur. Dia memasak sesuatu, menggunakan VR, memanfaatkannya, dan benar-benar menghasilkan hidangan untuk disajikan di atas piring,” kata Azril.
“Sebagai catatan tambahan, Yusup tidak hanya sekedar memotret– fotogrametri. Ada representasi ruang dan konsep yang ada di balik Borobudur, kisah-kisah metamorfosis hewan di dalamnya sebagai pelajaran yang bisa dipetik. Ada ribuan pelajaran yang bisa diambil dari sebuah ruang,” tambah Azril.
Azril juga mengatakan bahwa mahasiswa UMN harus merasa bersyukur berada di negara yang memiliki ribuan budaya dan ide. Dengan segala sarana dan teknologi yang ada, mahasiswa dapat melakukan eksplorasi keberagaman yang berkualitas.
“Kita semua sedang composing experience. Ingatlah bahwa kalian tidak hanya sekadar mekanis. Pada semua proyek yang kalian kerjakan, di balik itu, percayalah bahwa kalian sedang membuat sebuah pengalaman,” kata Azril, menutup pesannya.
Kuliah diakhiri dengan sesi tanya jawab antara mahasiswa dan pembicara. Kami berharap kuliah umum ini dapat menginspirasi mahasiswa DKV UMN untuk mengeksplorasi dan mengapresiasi budaya Indonesia melalui seni dan teknologi.
By Levina Chrestella Theodora | UMN News Service
Kuliah di Jakarta untuk jurusan program studi Informatika| Sistem Informasi | Teknik Komputer | Teknik Elektro | Teknik Fisika | Akuntansi | Manajemen| Komunikasi Strategis | Jurnalistik | Desain Komunikasi Visual | Film dan Animasi | Arsitektur | D3 Perhotelan , di Universitas Multimedia Nusantara. www.umn.ac.id