Keren! Film Animasi 2D UMN Pictures “Ahasveros” Masuk Nominasi FFI 2021
Oktober 15, 2021GELIMPANG IS ROLLING NOW!
Oktober 19, 2021Laboratorium Forensik Kebahasaan (Lab Forensik) menyelenggarakan kegiatan bertajuk Lokakarya Pengayaan Laboratorium Forensik Kebahasaan di Hotel Teraskita, Cawang, Jakarta Timur. Acara yang diselenggarakan pada 9-12 Oktober 2021 ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan Kelompok Kerja dan Layanan Profesional (KKLP) Bahasa dan Hukum dan KKLP Perlindungan Bahasa dan Sastra).
Selain para finalis Duta Bahasa, kegiatan tersebut dihadiri juga oleh 20 mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara (UMN) sebagai peserta lokakarya. Dua belas mahasiswa berasal dari Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM), Program Studi Jurnalistik. Delapan mahasiswa berasal dari Fakultas Seni dan Desain (FSD), Program Studi Desain Komunikasi Visual (DKV).
Kegiatan ini menghadirkan Dr. Niknik M. Kuntarto, M.Hum yang mengisi materi tentang forensik kebahasaan dan Dr. Sn. Yusup Sigit Martyastiadi, S.T., M.Inf.Tech yang memberikan materi desain grafis.
Kegiatan Lokakarya ini juga menghadirkan Aribowo Sasmito selaku salah satu pendiri Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO). MAFINDO merupakan organisasi kemasyarakatan yang bertujuan menyosialisasikan bahaya informasi bohong (hoaks).
Rangkaian kegiatan dihadirkan untuk membantu pengembangan Lab Forensik dari segi pembahasaan dan desain. Mahasiswa jurnalistik UMN berkontribusi untuk memproduksi delapan artikel hard news, dua ulasan kajian, dua artikel profil, dan dua artikel opini.
Kemudian, mahasiswa DKV UMN berkontribusi memproduksi infografik, UI/UX interface. Semua karya mahasiswa UMN itu nantinya dipublikasikan di laman resmi Lab Forbas.
Baca juga Mahasiswa DKV UMN Juara Satu Duta Bahasa Provinsi Banten
Selain untuk pengembangan lab, lokakarya mengajak mahasiswa untuk memerangi disinformasi. Materi ini dibawakan oleh Aribowo Sasmito, Co-Founder MAFINDO.
“Di Indonesia, kini hadir infodemic. Banyak sekali informasi beredar di media sosial dan banyak pula informasi hoaks yang bertebaran. Infodemic bisa jadi lebih berbahaya daripada pandemi Covid-19,” ujar Aribowo, saat memberikan materi pada Senin (11/10/2021).
Aribowo memberikan materi terkait dampak yang bisa terjadi karena hoaks. Ia pun membekali peserta terkait cara melakukan pengecekan fakta. Terdapat berbagai perangkat di internet yang bisa diakses untuk menganalisis hoaks teks, gambar, dan video.
“Kita dapat melawan hoaks dari diri kita sendiri. Kita harus berani untuk mencari tahu sebuah fakta dan memberi tahu kepada orang lain agar tidak ada yang termakan hoaks,” tegas Aribowo.
by Juan Robin, Rindi Salsabilla, Benedictus Adithia
Kuliah di Jakarta untuk jurusan program studi Informatika| Sistem Informasi | Teknik Komputer | Teknik Elektro | Teknik Fisika | Akuntansi | Manajemen| Komunikasi Strategis | Jurnalistik | Desain Komunikasi Visual | Film dan Animasi | Arsitektur | D3 Perhotelan , di Universitas Multimedia Nusantara. www.umn.ac.id