Kejutan dari Skystar Ventures Untuk Mahasiswa Baru Universitas Multimedia Nusantara 2021
September 2, 2021Universitas Multimedia Nusantara Menandatangani Nota Kesepahaman Dengan Baliuag University Filipina
September 3, 2021TANGERANG – Dosen Arsitektur UMN, Rizki Tridamayanti Siregar dan Alumni Arsitektur UMN 2016, Scientia Sacra menang dalam “Sayembara Desain Taman Bundaran Bandar Udara Hang Nadim Batam” yang diumumkan pada Senin (30/08/21). Dari total peserta berjumlah 32 tim, mereka berhasil meraih juara pertama dengan mengangkat desain bertajuk “Layar Terkembang”. Adapun sayembara ini mendorong peserta untuk membuat desain yang ramah lingkungan dan merepresentasikan nilai sosiologi masyarakat Batam.
“Lokasi taman yang disayembarakan persis berada di pintu masuk Bandara Hang Nadim. Taman ini yang akan pertama dan terakhir dilihat jika mengunjungi kota Batam. Karena itu, BP Batam sebagai penyelenggara ingin membangun sesuatu yang ikonik, yang benar-benar merepresentasikan kota Batam,” papar Rizki melalui pesan elektronik, Rabu (01/09/21).
Rizki mengatakan desain “Layar Terkembang” ini terinspirasi dari bentuk kapal layar. Menurutnya, bentuk kapal layar ini dapat merepresentasikan budaya melaut dari leluhur penduduk Batam. Selain itu, pilar-pilar pada desain “Layar Terkembang” ini juga mengusung konsep yang ramah lingkungan.
“Dengan elastisitas dan kekuatan yang tinggi, pilar akan berayun jika tertiup angin. Energi angin ini akan diubah menjadi energi listrik dengan sistem piezoelektrik dan dipakai untuk menghidupkan lampu LED pada taman,” jelas Rizki.
Di samping itu, Rizki juga memaparkan nilai filosofis yang terkandung melalui pilar-pilar itu. Ia mengatakan kumpulan pilar-pilar pada desain “Layar Terkembang” ini menyimbolkan keragaman masyarakat di Batam. Keragaman ini terdiri dari latar belakang, suku, agama, ras, dan adat yang berbeda, tetapi tetap satu padu. Selain itu, bentuk pilar yang menjulang ke atas juga merepresentasikan semangat masyarakat Batam yang pantang mundur membangun kotanya. Rizki mengungkapkan hal ini seperti pepatah yang berbunyi, “Sekali layar terkembang, pantang surut ke belakang.”
Untuk kedepannya, Rizki mengatakan bahwa pemenang akan dilibatkan dalam pengembangan perancangan untuk implementasi proyek ini yang diselenggarakan oleh Pusat Perencanaan Program Strategis Badan Pengusahaan (BP) Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam. Ia pun berharap “Layar terkembang” ini bisa menjadi sebuah simbol di Batam.
“Simbol yang memadukan kearifan para leluhur dalam memanfaatkan alam sebagai sumber pengetahuan, juga penghidupan. Sebuah icon landmark masa depan kota Batam yang dinamis, responsif, berkelanjutan, dan inovatif. Namun, masih berakar pada budaya lokal,” lanjutnya.
*by Melinda Chang | UMN News Service
Kuliah di Jakarta untuk jurusan program studi Informatika| Sistem Informasi | Teknik Komputer | Teknik Elektro | Teknik Fisika | Akuntansi | Manajemen| Komunikasi Strategis | Jurnalistik | Desain Komunikasi Visual | Film dan Animasi | Arsitektur | D3 Perhotelan , di Universitas Multimedia Nusantara. www.umn.ac.id