Dosen FIKOM UMN Kembali Raih Prestasi di IMRAS 2016
September 1, 2016Lagi, Film SUGIH Raih Penghargaan Internasional
September 1, 2016SUGIH, film garapan karya Makbul Mubarak, dosen Program Studi Film dan Televisi UMN beserta 12 mahasiswa Sinematografi UMN kembali menorehkan prestasi. Setelah sebelumnya menjadi juara sebagai film pendek fiksi action/thriller/fantasy terbaik di XXI Short Film Festival 2016, kini film ini mendapatkan Special Mention dalam kategori International Competition di Thai Short Film & Video Festival pada (21/8-28/8) di Bangkok kemarin.
Dalam event ini, SUGIH bersaing dengan 20 film dari mancanegara seperti Rusia, Polandia, Laos, Perancis, Tiongkok, Jepang, Iran, Filipina, Belgia, dan Inggris. Persaingan yang berat membuat tim SUGIH tidak berekspektasi apapun dengan keikutsertaannya dalam event ini.
“Tidak berharap sama sekali sebetulnya untuk menang soalnya kami melihat ada nama-nama besar filmmaker dunia yang tidak perlu lagi dipertanyakan keahliannya. Saya sendiri bilang ke tim untuk legowo. Ternyata malah bisa dapat Special Menction,” kata Makbul.
Terpilihnya film SUGIH sebagai special mention tentu saja disebabkan oleh beberapa alasan. “For its humorous depiction of desperate faith that collapses and interlaces fantasy with reality. For its audacity is so memorable, for its pace is so physical, for it is very entertaining and heartwarming,” jelas Edmund Yeo, ketua dewan juri Thai Short Film & Video Festival.
Tentunya dengan tambahan prestasi ini, membuat tim SUGIH merasa bangga. Ke depannya, kolaborasi semacam ini diharapkan bisa semakin banyak diadakan sehingga bisa membuat mahasiswa bisa memiliki wadah untuk berkarya dan menjalin network dengan para pekerja seni sejak awal.
Kolaborasi membuahkan prestasi
Winggus Taslim yang menjadi kameraman dalam film SUGIH memberikan sensasi tersendiri. Ia awalnya mengaku sempat kebingungan dalam mengerjakan film ini. “Secara genre, jujur bingung dengan film ini. Thriller, horor, drama, humor semua campur aduk jadi satu. Jadi, tidak ada pakem tertentu yang bisa diikuti. Hanya saja justru karena menabrak semua pakem, film ini jadi punya daya tarik tersendiri,” ungkapnya.
Mahasiswa Sinematografi angkatan 2012 ini pun angkat suara soal sisi positif yang ia dapatkan lewat kolaborasi dengan dosen membuat film. Menurutnya, banyak ilmu yang bisa dipetik lewat kerja sama ini.
“Saya dapat ilmu baru, tidak hanya dari teori yang didapat di bangku kuliah. Lewat kerja bareng seperti ini, kami jadi dapat trik-trik baru yang hanya bisa didapat di lapangan saja,” ungkapnya. Itu juga yang membuat Winggus tak kapok terjun ke dalam proyek bersama seperti ini. Total sudah 7 film yang ia kerjakan bersama dosen-dosen Sinematografi UMN.
Tetap solid dan terus berprestasi, ya tim Sinematografi UMN!(*)
by: Grace Natali – Universitas Multimedia Nusantara News Service
Kuliah di Jakarta untuk jurusan program studi Teknik Informatika | Sistem Informasi | Sistem Komputer|Akuntansi|Manajemen|Ilmu Komunikasi | Desain Komunikasi Visual, di Universitas Multimedia Nusantara. www.umn.ac.id