UMN Resmikan Anutara : The Art of Handcrafted Luxury
Oktober 3, 2024Kick-Off Wirausaha Merdeka 2024
Oktober 8, 2024Tangerang – Magister Ilmu Komunikasi UMN adakan Kuliah Umum bersama narasumber Mr. Nico Barito selaku Kedutaan Besar Seychelles pada Sabtu, (28/09). Kuliah umum ini juga di moderatori oleh Dr. Agustinus Rusdianto Berto., selaku dosen MIKOM UMN. Kuliah umum ini membahas seputar branding dan market Seychelles.
Seychelles merupakan negara yang terletak di timur laut Madagaskar. Kepulauan Seychelles terdapat 115 pulau dan terdapat kurang lebih 98 ribu penduduk. Seychelles dipenuhi dengan banyak budaya dan pariwisata yang cantik, menjadikan Seychelles salah satu destinasi yang banyak diminati oleh orang-orang.
“Seychelles saat ini masuk dalam kategori negara berkembang. Menurut saya pribadi kehidupan di Seychelles sangat harmonis, dan kehidupan masyarakat lokal Seychelles dari pendidikan, kesehatan, dan sosial itu diberi biaya oleh pemerintah. Tujuannya tentu agar masyarakat bisa terus berkembang”, tutur Nico.
Sebagai negara yang kecil Seychelles sangat fokus dalam bisnis internasional, dan hal ini sudah sangat membantu Seychelles terutama secara branding. Menurut Nico setiap negara mempunyai branding masing-masing yang dapat membantu negara tersebut untuk terus berkembang.
“Membuat branding itu harus unik, branding yang dibangun oleh Seychelles itu ‘riche destination’. Banyak orang yang rela menghabiskan uang hanya untuk rehat sejenak, melupakan kehidupan sementara dan memilih untuk bersantai-santai ke alam”, lanjut Nico.
Negara Seychelles sengaja membuat destinasi yang unik dan menyatukan pengunjung dengan alam, hal ini yang membuat Seychelles unik dan mendapat branding di masyarakat. Nico juga mengatakan Seychelles memang dibuat sebagai pariwisata yang executive dan prestige hal ini ditujukan agar tidak oversell, disamping itu Seychelles juga sangat mementingkan privasi pengunjung.
Berbicara mengenai branding dan teknologi, Seychelles menggunakan teknologi khusus untuk pengunjung. Salah satunya adalah platform yang harus diisi oleh pengunjung sebelum datang.
“Platform ini nanti pengunjung harus mengisi data kesehatan, terus akan kemana saja, aktivitas apa saja, penginapan dimana. Hal ini dilakukan pemerintah agar bisa mengetahui dan track pengunjung, salah satu kebiasaan yang terbawa sampai saat ini semenjak Pandemi Covid adalah swab test. Swab test saat ini masih dilakukan saat pengunjung tiba di Seychelles dan hasil test ini akan menentukan apakah pengunjung boleh masuk atau tidak, sudah ada satu aplikasi yang mengatur semua ini”, lanjut Nico.
Menurut Nico dengan monitor pengunjung sangat efisien dalam perkembangan negara. Tidak hanya menjaga keamanan negara saja tapi juga menjaga orang-orang yang akan mengunjungi Seychelles agar terhindar dari penipuan. Seychelles menjadi negara pertama yang melakukan sistem ini.
“Menurut saya banyak sekali orang-orang yang membuat startup atau membangun branding tapi kurang inovatif dan rata-rata aplikasi yang dibuat tidak jauh berbeda dengan yang sudah ada. Dari sini kita tahu yang terpenting itu melakukan inovasi secara matang dan fokus pada satu hal”, lanjut Nico.
Salah satu ide untuk branding yang diberikan Nico adalah pembuatan program CSR untuk database laut di Indonesia, melihat potensi laut di Indonesia yang sangat luas. Menurut Nico ide ini bagus untuk branding Indonesia.
By Rachel Tiffany Tanukusuma | UMN News Service
Kuliah di Jakarta untuk jurusan program studi Informatika| Sistem Informasi | Teknik Komputer | Teknik Elektro | Teknik Fisika | Akuntansi | Manajemen| Komunikasi Strategis | Jurnalistik | Desain Komunikasi Visual | Film dan Animasi | Arsitektur | D3 Perhotelan , di Universitas Multimedia Nusantara. www.umn.ac.id