Mengenal Pentingnya ETL untuk Mahasiswa dalam Pengolahan Data
Maret 10, 2022Mahasiswa Perlu Tahu, Ini Panduan Menggunakan Pentaho sebagai Salah Satu ETL Tools
Maret 11, 2022TANGERANG – Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Multimedia Nusantara (UMN) menggelar kuliah tamu secara virtual pada 9 Maret 2022. Mengusung tema “Communication For Sustainable Development”, kuliah tersebut membahas konsep tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), greenwashing, dan mendahulukan kepentingan Bumi. Dua pembicara dihadirkan untuk mempresentasikan materinya terkait tema ini: Maria Advenita Gita Elmada, dosen Ilmu Komunikasi UMN, dan pembicara tamu Petra Koudelkova, Asisten Profesor di IKS2 Charles University.
“Pembangunan berkelanjutan adalah sesuatu yang dapat dicapai jika ada upaya dari semua pihak. Mulai dari pemerintah, masyarakat, akademisi, LSM, dan korporasi. Jadi penting bagi Anda di jurusan ilmu komunikasi untuk mengetahui bagaimana melakukan komunikasi korporat dalam kaitannya dengan sustainability,” ujar Maria membuka kuliah tamu ini.
Maria mengungkapkan bagaimana keberlanjutan menjadi perhatian utama bisnis dengan pemangku kepentingan seperti investor, klien, bahkan karyawan mengharapkan keberlanjutan dalam bisnis dan perusahaan.
“Karyawan ingin berkontribusi pada dunia. Terutama untuk orang-orang muda, pelamar sekarang memastikan bahwa nilai dan visi misi perusahaan cocok dengan mereka ketika memilih karir. Sehingga mengkomunikasikan keberlanjutan perusahaan dapat meningkatkan minat calon karyawan di masa depan,” kata Maria.
Dengan demikian, mengkomunikasikan keberlanjutan akan meningkatkan citra merek dan reputasi perusahaan. Perusahaan harus tahu bagaimana mengomunikasikan tentang bagaimana mereka berkontribusi secara positif terhadap lingkungan. Ini tidak hanya tentang bagaimana mereka mengurangi dampak negatif tetapi juga bagaimana mereka berkontribusi untuk memperbaiki lingkungan.
Baca juga Rektor UMN Ninok Leksono Diangkat sebagai Guru Besar Tamu di UCSI Malaysia
Banyak brand telah melakukan berbagai cara untuk mengkomunikasikan keberlanjutan kepada publik. Masalahnya di sini adalah bahwa dengan adanya tekanan untuk menjadi berkelanjutan, banyak perusahaan akhirnya melakukan apa yang disebut “greenwashing”, entah itu disengaja atau tidak.
“Greenwashing adalah taktik penipuan yang digunakan oleh perusahaan yang dapat menyebabkan pelanggan percaya bahwa produk, layanan, atau misinya lebih ramah lingkungan daripada yang sebenarnya. Greenwashing adalah isu lingkungan,” jelas Petra.
Petra menyebutkan tujuh dosa greenwashing: dosa the hidden trade-off, dosa no proof tanpa pembuktian, dosa vagueness, dosa worshipping false labels, dosa irrelevance, dosa lesser of two evils, dan dosa fibbing.
“Menurut saya, dosa fibbing adalah jenis dosa yang paling buruk,” tegas Petra. Fibbing adalah klaim lingkungan yang secara terbuka dan terang-terangan salah, seperti mengatakan bahwa mobil diesel mengeluarkan nol karbon dioksida.
Selain tujuh dosa di atas, Petra menambahkan dosa lain yang disebut dosa “green visual”. Dia menjelaskan bahwa dosa green visual adalah ketika merek atau perusahaan menggunakan gambar alam atau hewan yang indah, atau bahkan menggunakan warna hijau dalam merek atau produk mereka. Hal ini dapat membuat orang berpikir bahwa merek tersebut ramah lingkungan padahal sebenarnya tidak.
Sebagai mahasiswa dalam komunikasi, Maria dan Petra menekankan pentingnya mengetahui bagaimana mengkomunikasikan keberlanjutan dalam merek secara kreatif dan menghindari pencucian hijau.
‘Kejujuran dan transparansi adalah kuncinya,’ kata Maria. Untuk mencegah greenwashing, jangan membesar-besarkan atau bahkan menyebarkan klaim palsu. Sebaliknya, tunjukkan pada dunia usaha Anda, bahkan kesulitan yang Anda hadapi. Setiap bagian dari industri berusaha untuk menjadi berkelanjutan. Perusahaan tidak perlu menunjukkan betapa sempurnanya mereka, tetapi bagaimana mereka berkontribusi untuk menjadi berkelanjutan dalam jangka panjang.
Baca juga Kuliah Tamu MMT UMN : Economic Returns in Innovating Strategy
Dalam keberlangsungan bisnis, ada hal yang disebut dengan “3P” (People, Planet, Profit). Kerangka kerja ini membantu bisnis untuk berusaha lebih bertanggung jawab secara sosial dan tidak hanya mementingkan uang. Namun di UMN, mahasiswa diajarkan untuk mendahulukan planet (Planet, People, Profit).
“Planet (Bumi) harus didahulukan karena Manusialah yang menyebabkan masalah yang terjadi di bumi ini,” ungkap Cindy, mahasiswa Ilmu Komunikasi UMN.
Diharapkan kuliah ini dapat mengingatkan mahasiswa UMN dalam komunikasi dan peserta lainnya tentang pentingnya keberlanjutan bagi planet dan bisnis.
*by Levina Chrestella Theodora – Universitas Multimedia Nusantara News Service
Kuliah di Jakarta untuk jurusan program studi Informatika| Sistem Informasi | Teknik Komputer | Teknik Elektro | Teknik Fisika | Akuntansi | Manajemen| Komunikasi Strategis | Jurnalistik | Desain Komunikasi Visual | Film dan Animasi | Arsitektur | D3 Perhotelan , di Universitas Multimedia Nusantara. www.umn.ac.id