Kuliah di Jakarta untuk jurusan program studi Informatika| Sistem Informasi | Teknik Komputer | Teknik Elektro | Teknik Fisika | Akuntansi | Manajemen| Komunikasi Strategis | Jurnalistik | Desain Komunikasi Visual | Film dan Animasi | Arsitektur | D3 Perhotelan , di Universitas Multimedia Nusantara. www.umn.ac.id
Mahasiswa Manajemen UMN Raih Juara 2 di Jakarta Marketing Week 2017
Mei 10, 2017Teater Katak Sajikan Cleopatra di Gedung Kesenian Jakarta
Mei 15, 2017Grand opening Artificial Intelligence di Glass House, The Ritz Carlton, Jakarta pada Rabu (12/4) menjadi bentuk apresiasi dari Koinworks bagi para peminjamnya. Terdapat 8 mahasiswa yang terpilih untuk membuat pameran seni berdonasi, termasuk di antaranya 4 mahasiswa DKV UMN, yang dibimbing langsung oleh seniman-seniman terkemuka Indonesia.
Koinworks sendiri adalah platform Peer to Peer Lending Indonesia pertama yang melayani investasi online dan peminjaman online tanpa agunan. Dalam rangka apresiasi ini kemudian Koinworks bekerja sama dengan Ibu Vivi Yip seorang pemilik galeri seni terkemuka di Jakarta dan Ibu Yani Sastranegara seorang seniman perempuan senior yang karyanya sempat hadir mewakili Indonesia dalam Venice Bienalle Mereka dimandat sebagai konsultan seni yang akan mendampingi 4 mahasiswa terpilih dari Universitas Multimedia Nusantara dan 4 Mahasiswa Binus Northumbria School of Design untuk membuat suatu pameran seni berdonasi. .
Dari semula program ini ditawarkan pihak Koinworks kepada UMN melalui program studi DKV, direlasikan ke mata kuliah Eksperimental Arts. Semangat berkarya multimedia sangat sesuai dengan konsep acara Artificial Intelligence yang mengkombinasikan antara produk bisnis dan seni kreasi.
Setelah melalui proses yang cukup singkat maka terpilihlah 4 mahasiswa yang seluruhnya membuat karya instalasi yaitu:
- Nathanael Ivan- Stay Strong Stay Beautiful
- Ismi Ulfah- The Exploding Mind
- Sarah Madya- The Hidden Soul
- Vico Novianto, Fania Farcha, dan A. Bagas Triatmojo – Just Take The First Step
Nathanael Ivan dalam karyanya Stay Strong Stay Beautiful membuat sebuah kreasi gaun panjang dengan aksen potongan potongan batik yang dijahit bervariasi tingkat kerapatannya, kebetulan Ivan panggilan akrabnya mempunyai hasrat yang tinggi terhadap disiplin ilmu fashion, namun karena ada pertimbangan dari keluarga membuatnya mengambil sikap kompromis dengan masuk ke jurusan Desain Komunikasi Visual.
Batik-batik yang ia dipilih merupakan batik Nusantara popular yang khas corak visualnya sehingga saya dapat langsung mengenali daerah mana saja yang dijadikan fokus pengkaryaan. Batik Jawa dan Batik Peranakan terlihat harmonis menyatu dalam susunan pola pelangi seolah olah Ivan ingin menyatakan bahwa sejak mulanya tradisi budaya Tiong Hoa sudah lama mempengaruhi dan bersama sama menyumbang perkembangan bagi corak Batik Nusantara. Akulturasi dalam ragam hias adalah bukti nyata dari hubungan baik para leluhur tersebut.
Ivan sendiri sebagai generasi muda keturunan Tionghoa merasa prihatin dengan lunturnya nilai nilai toleransi akan perbedaan atas bangsa Indonesia akhir akhir ini. Oleh karena itu Ivan membuat gaun ini sebagai bentuk kekhawatiran dan harapannya bagi Indonesia di masa mendatang.
Ismi Ulfah sedikit berbeda dengan menghadirkan tema yang awalnya berasal dari persoalan personalnya. Dalam The Exploding Mind, Ismi sebagai generasi muda yang hidup arus teknologi dan informasi sudah berkembang dengan sedemikian pesatnya sehingga terkadang konten konten yang masuk kealam pikiran manusia menjadi distorsi-hampir meledak karena sudah terlalu penuh.
Dan bagaimana media sangat mempunyai kuasa untuk mempengaruhi sikap penontonnya, sehingga tepat Ismi mengambil suatu simbolisasi boneka. Sebuah boneka penuh warna tinggi besar seukuran melebihi tinggi orang dewasa dan menyerupai monster. Di kepalanya adalah sebuah kerangka kayu persegi yang didalamnya muncul sebentuk kain merah yang seolah olah hendak keluar namun terkekang oleh kapasitas kayu itu.
Dalam karya Sarah Madya, nuansa puitis lebih kental terasa. Material yang digunakan bukan hanya material fisik akan tetapi memanfaatkan material non fisik seperti bayangan. Teknik yang serupa dengan wayang tradisi. Karya Sarah cenderung sederhana secara eksekusi teknis tetapi sarat makna merefleksikan tentang jiwa yang hadir dalam setiap karya batik. Ia menampilkan 4 helai kain batik berbentuk persegi yang disusun secara teratur.
Namun bila diperhatikan secara seksama kain kain tersebut ditempel sedemikian rupa pada partisi sehingga mampu menghadirkan suatu siluet wajah manusia bila ditembak lampu sorot, maka unsur cahaya juga merupakan material utama karya berjudul ‘The Hidden Soul’ ini. Dalam karya cerdas ini pula kemudian pula menyiratkan bahwa dalam hati dan pikiran senimannya didedikasikan untuk Indonesia.
Yang terakhir adalah karya Vico Novianto bersama tim yang berjudul ‘Just Take The First Step’. Karya ini lebih bersifat naratif dengan hadirnya gambar ilustrasi pada sebuah base besar persegi panjang. Diatas base tersebut ada dua pasang sepatu yang menyimbolkan tentang narasi perjalanan. Makna kemudian dapat terbangun ketika kita mengamati ilustrasi yang menampilkan imej sebuah kota yang maju.
Sudut pandang di ambil dari arah luarsebelum sampai ke kota’impian’ tersebut, tampak tanah kering retak yang terhampar sepanjang jalan. Namun pesan dari karya ini adalah supaya para generasi mudah tidak takut dan pantang menyerah menghadapi tantangan zaman menuju kemajuan.
by Fransisca Retno – Universitas Multimedia Nusantara News Service