Short Movie: Masa Depan Cerah 2040
September 27, 2021UMN Sambut Mahasiswa OLC University Technology Sydney
September 28, 2021TANGERANG – Para Pendiri Kompas Gramedia, Jakob Oetama dan P.K. Ojong dikenal sebagai sosok yang memiliki idealisme tinggi mengenai nilai-nilai kemanusiaan. Untuk mengingat kembali sosok dan pemikirannya, Corporate Communication Kompas Gramedia menyelenggarakan webinar bertajuk “Jejak Perintis KG: Warisan Kearifan Jakob Oetama dan P.K. Ojong” pada Senin (27/09/21). Sebelumnya, kegiatan yang diikuti oleh seluruh karyawan Kompas Gramedia ini juga menjadi pengiring untuk peresmian patung para Perintis Kompas Gramedia pada hari yang sama.
Webinar yang dipandu oleh News Anchor Kompas TV, Cindy Sistyarini ini mengundang tiga narasumber utama, antara lain Rektor Universitas Multimedia Nusantara, Ninok Leksono; Pemimpin Redaksi Harian Kompas, Sutta Dharmasaputra; Redaktur Kompas 1965-1967 dan Wakil Presiden Direktur Kompas Gramedia 1992-2004, Indra Gunawan. Dalam kesempatan ini, ketiga narasumber yang memiliki kedekatan dengan Pendiri Kompas Gramedia ini merefleksikan kembali warisan kearifan Jakob Oetama dan P.K. Ojong.
Salah satu narasumber, Rektor Universitas Multimedia Nusantara, Ninok Leksono mengungkapkan terdapat nilai humanisme transendental yang melekat dalam pemikiran Pendiri Kompas Gramedia ini. Adapun Ninok memaknai humanisme transendental ini sebagai kemanusiaan yang beriman. Hal ini pun turut diimplementasikan di dalam internal Kompas Gramedia dengan menjunjung tinggi toleransi di tengah keberagaman latar belakang setiap individu.
“Jangan sekadar beribadah semata, tetapi lupa akan urusan manusia. Tetapi, juga sebaliknya, jangan mengurus manusia sampai lupa beribadah dengan Tuhan,” kata Ninok.
Baca juga Legasi Nilai Leluhur dari Pendiri Kompas
Di sisi lain, ada Sutta Dharmasaputra selaku Pemimpin Redaksi Harian Kompas yang turut berkesempatan merefleksikan kembali warisan kecendekiaan Pendiri Kompas Gramedia ini. Nilai itu tertuang dalam semboyan yang dipegang teguh oleh Harian Kompas, yaitu “Amanat Hati Nurani Rakyat”. Sutta mengungkapkan moto ini sesuai dengan semangat dari Pendiri Kompas Gramedia yang ingin bermanfaat untuk masyarakat Indonesia.
“Hukum tertinggi itu adalah rakyat, di situlah dijadikan moto. Concern Kompas itu pada hak rakyat. Membangun Indonesia dengan merajut kemanusiaannya. Manusia itu adalah rakyat,” ungkap Sutta.
Selain itu, Indra Gunawan selaku Redaktur Kompas 1965-1967 dan Wakil Presiden Direktur Kompas Gramedia 1992-2004 mengungkapkan Jakob Oetama dan P.K. Ojong ini memiliki pola pikir yang unik. Ia menyebut Perintis Kompas Gramedia ini mampu menggandeng sesuatu yang paradoks atau bertentangan menjadi satu. Tentunya, Indra mengungkapkan kesatuan ini dapat menghasilkan sesuatu yang luar biasa. Selain itu, Indra juga menyebut pola pikir ini sangat relevan untuk diterapkan di zaman sekarang ini.
“Di zaman ketidakpastian inilah. Kalau kita mampu menyadari dan menyatukan kedua hal yang bertentangan, itu justru menjadi kunci ke arah kemajuan dan survival,” ujar Indra.
By Melinda Chang | UMN News Service
Kuliah di Jakarta untuk jurusan program studi Informatika| Sistem Informasi | Teknik Komputer | Teknik Elektro | Teknik Fisika | Akuntansi | Manajemen| Komunikasi Strategis | Jurnalistik | Desain Komunikasi Visual | Film dan Animasi | Arsitektur | D3 Perhotelan , di Universitas Multimedia Nusantara. www.umn.ac.id