Gratis! Yuk Kenali Pentingnya Excel dalam Dunia Data Science bersama Event Talkshow DQLab “Apa Hubungan Excel dengan Data Science?”
Desember 7, 2021“Imaji” Jadi Salah Satu Ide Bisnis Terbaik dalam Program “GEN Z Innovator Search Program”
Desember 9, 2021TANGERANG – Universitas Multimedia Nusantara (UMN) dan Silla University bersama dengan The Korea International Cooperation Agency (KOICA) menyelenggarakan acara virtual mengenai Smart Factory dan Cloud Big Data pada 7 dan 8 Desember 2021.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, UMN dan Silla University bekerjasama dan mendirikan KOICA-Silla-UMN 4th Industrial Revolution Technical Center (KSU_4IRTC). KSU_4IRTC merupakan pusat pelatihan untuk menghasilkan tenaga ahli yang dapat mendukung pembangunan berkelanjutan di bidang teknologi revolusi 4.0.
Kerjasama ini mendapatkan dana hibah untuk pembangunan laboratorium dari The Korea International Cooperation Agency (KOICA), sebuah organisasi pemerintah yang didirikan oleh Kementerian Luar Negeri Korea Selatan.
Untuk mengikuti tren Industri 4.0 saat ini, KOICA-Silla-UMN mengundang beberapa pembicara untuk membahas mengenai tujuan acara ini yaitu “Smart Factory Workshop & Cloud Big Data Forum” dan tentunya seputar Industri 4.0.
Salah satu pembicara, Dr. Riska A. Sutrisnowati seorang riset senior insinyur di IOChord Korea Selatan, menjelaskan bahwa istilah Industri 4.0 pertama kali digunakan oleh pemerintah Jerman pada tahun 2011 sebagai strategi di industri manufaktur yang mencakup kemampuan digitalisasi dan otomasi.
Sistem produksi yang fleksibel dengan proses dan operasi yang terhubung yang dapat mengoptimalkan kinerja sendiri, beradaptasi, dan belajar dari kondisi baru secara real-time yang dapat menjalankan proses produksi secara mandiri.4
Baca juga UMN Bekerja Sama dengan Silla University Korea Mendapat Hibah dari KOICA
“Sejak itu, perspektif baru dari konsep ini muncul di seluruh dunia: Amerika Serikat dengan “Smart Manufacturing”, Jepang dengan “Innovation 25”, China dengan “Made in China 2025”, dan Korea dengan “Manufacturing Innovation 2.0”,” jelas Dr. Sutrisnowati.
Contoh paling sederhana dan paling familiar dari implementasi smart factory dan cloud big data bagi kebanyakan dari kita adalah “Smart City”.
Dr. Jang Jong Wook, seorang profesor di Universitas Dong Eui di Korea Selatan menceritakan bagaimana Busan, sebuah kota di Korea Selatan mengadopsi “Busan Eco-Delta Smart City (EDC) 4 Teknologi Revolusi Industri”.
“Smart city dapat meningkatkan Value of City dengan sinergi man-natural-technology. Warga akan mendapat manfaat dari kualitas hidup, kesehatan yang lebih baik, lapangan pekerjaan baru, waktu dan kenyamanan, daur ulang 100% – emisi nol, dan peningkatan energi terbarukan sebanyak 20%,” kata Dr. Jang.
Dia juga berbagi bahwa ada kebijakan digital baru di Korea yang disebut D.N.A (Data, Network, AI) + G-Cloud. Kebijakan digital ini diharapkan dapat memimpin pertumbuhan inovatif dan menyebarkan konvergensi dengan membangun Data, Network, dan AI.
“Ini akan mengaktifkan industri data yang merupakan sumber daya utama di era revolusi industri ke-4. Juga membangun jaringan cerdas yang sangat terhubung seperti komunikasi seluler 5G dan mengamankan daya saing teknologi cerdas seperti AI,” kata Dr. Jang.
Acara ini sukses memamerkan berbagai macam implementasi smart factory dan cloud big data. Presentasi dan diskusi pada acara ini diharapkan dapat menginspirasi ide-ide baru dan kolaborasi di masa depan.
*by Levina Chrestella Theodora – Universitas Multimedia Nusantara News Service
Kuliah di Jakarta untuk jurusan program studi Informatika| Sistem Informasi | Teknik Komputer | Teknik Elektro | Teknik Fisika | Akuntansi | Manajemen| Komunikasi Strategis | Jurnalistik | Desain Komunikasi Visual | Film dan Animasi | Arsitektur | D3 Perhotelan , di Universitas Multimedia Nusantara. www.umn.ac.id