Berita Hoax, Sebarkan Krisis Kepercayaan pada Media Massa Dunia
September 6, 2017Festival Budaya Nusantara 2017: Komitmen UMN Lestarikan Budaya Indonesia
September 11, 2017Ringan tapi mengena dan menggelitik. Itulah yang mungkin membuat film singkat Waeyo terpilih sebagai Film Terbaik Kategori Mahasiswa di Festival Film Banten 2017 yang dilangsungkan Rabu (30/8) lalu. Film fiksi ini sendiri dibuat oleh tim Piyona Cinematic yang terdiri dari 6 mahasiswa program studi Film dan Animasi Universitas Multimedia Nusantara, yaitu Monica Simanihuruk (Produser), Netta Anggraini (Asisten Sutradara), Fernanda Christy (Production Designer), Tommy Yanson (Director), Ketut Ardane (Editor), dan Wendy (Director of Photography).
Kisah Waeyo menceritakan tentang tiga orang sahabat, Helen, Vero, dan Kesha, yang gemar menonton drama seri Korea berjudul Night in Seoul. Suatu hari, Kesha memberi tahu kepada dua sahabatnya bahwa Night in Seoul mengadakan kuis di Facebook yang hadiahnya adalah bisa bertemu salah satu cast Night in Seoul. Syaratnya, sang pemenang haruslah menjadi peserta yang menjawab paling cepat pertanyaan kuis yang ada di Facebook. Helen dan Vero bersaing keras untuk menjadi pemenang dan sayangnya tidak satu pun dari mereka berdua yang terpilih.
Waeyo berhasil mengalahkan puluhan pesaingnya yang berasal dari berbagai provinsi di Indonesia. Dewan juri melihat film Waeyo lebih unggul dari sisi cerita, sinematografi, dan editing disbanding pesaing lainnya.
Hasil ini cukup mengejutkan bagi tim Piyona Cinematic sendiri. Sebab, memasukkan Waeyo ke dalam Festival Film Banten 2017 awalnya diakui keisengan semata. Keberanian memasukkan film ini ke kompetisi dan festival dikarenakan sebelumnya Waeyo terpilih sebagai The Best Film dalam Moving Image Production Award di UMN.
“Jujur kami tidak berharap akan menang. Konsep film ini terbilang sederhana begitu pula dengan teknik pengambilan gambarnya. Jadi, kami sebetulnya ragu bisa menang. Masuk nominasi saja sudah senang. Namun, ternyata Waeyo malah terpilih sebagai film terbaik kategori mahasiswa di Festival Film Banten 2017,” kata Monica.
Membuat film ini sendiri bukanlah hal yang cukup mudah. Tommy sebagai Sutradara mengakui kesulitan terbesar saat membuat film ini terutama di bagian mengarahkan talent-talent yang bermain di Waeyo. Selain itu, karena masih terbilang baru dalam hal pembuatan film, koordinasi dan kerja sama dalam tim pun masih belum terbangun dengan baik.
“Waktu membuat film ini, kami semua masih belajar di semester 3. Waeyo adalah film fiksi pertama yang kami buat di mata kuliah Moving Image Production,” jelasnya.
Selamat atas prestasi kalian, tim Piyona Cinematic!(*)