Kenali Industri Animasi di Europe on Screen 2018
Mei 14, 2018Mahasiswa UMN Kembali Raih Gelar Duta Bahasa Banten 2018
Mei 14, 2018
JAKARTA – Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Teater Katak kembali menggelar pementasan di Gedung Kesenian Jakarta, 11-13 Mei 2018. Robin of Sherwood menjadi judul pada pementasan Teater Katak ke-54 ini. Cerita yang mengadaptasi dari kisah robin hood ini mengangkat isu-isu kemiskinan yang selalu disebabkan oleh perampasan hak oleh pemerintah.
Cerita dimulai dari saat Loxely berhasil melepaskan diri dari tahanan Turki. Ia kembali ke kampung halamannya di Inggris. Sesampainya di Inggris, Ia mendapati bahwa tanah leluhurnya disita oleh Pemerintah. Ia juga mendapati bahwa rakyat Inggris semakin menderita semenjak King John mengisi tahta kerajaan Inggris yang kosong setelah King Richard pergi ke medan perang. Semenjak itu, Loxely dengan dibantu para robin berjanji untuk menyelamatkan rakyat Inggris dari kesewenang-wenangan King John dan koloninya.
Baca juga: Teater Katak Suguhkan Cerita Ala Amerika Latin di Pementasan Bebas
Permainan musik dan koreografi membuat aksi heroik Loxely lebih lengkap. Tata panggung dan permainan cahaya juga membuat penampilan teater Katak sangat menarik. Tak jarang penonton memberikan applause sepanjang penampilan.
Di sela-sela penampilan, tak lupa para pemain menyelipkan unsur komedi dalam penampilan mereka. Sindiran-sindiran untuk pemerintah juga tak lupa muncul karena telah menjadi ciri khas dari suatu penampilan teater.
“Dulu kan pas masih masa kampanye, janji-janji doang. Sekarang kan udah jadi sheriff,” ujar Adhimukti, pemeran Sheriff.
Ketua Teater Katak, Teresa Anindita menyebutkan dalam kata sambutannya bahwa judul pementasan ini mengangkat tentang perjuangan rakyat dalam kemiskinan. Selain itu, ia juga berterima kasih pada seluruh panitia yang terdiri dari anggota teater Katak sendiri.
“Mahasiswa UMN mengangkat perjuangan rakyat untuk merebut hak mereka di tengah kesewenangan pemerintah. Tak lupa dengan gaya komikal teater Katak,” tuturnya.
Pada akhir cerita, pementasan yang disutradarai oleh Vladimir Ivan ini berakhir bahagia. Kesewenangan King John berhasil ditaklukan akibat kepulangan dari King Richard. Perjuangan Loxely dan para robin pun diapresiasi King Richard karena telah menyelamatkan rakyat Inggris dari kemiskinan.
Ivan mengaku menggarap pementasan ini dengan maksimal. Ia melakukan riset terlebih dahulu sebelum naskah Robin of Sherwood dipentaskan.
“Robin of Sheerwood ditulis dengan mengandalkan kisah-kisah tentang Robin Hood. Disertai riset sana-sini dan jadilah pementasan sederhana dari kami,” tutupnya. (*/YC)
*by R. Adrianus Dwi Octaviano Pramudita – Universitas Multimedia Nusantara News Service
Kuliah di Jakarta untuk jurusan program studi Informatika| Sistem Informasi | Teknik Komputer | Teknik Elektro | Teknik Fisika | Akuntansi | Manajemen| Komunikasi Strategis | Jurnalistik | Desain Komunikasi Visual | Film dan Animasi | Arsitektur | D3 Perhotelan , di Universitas Multimedia Nusantara. www.umn.ac.id