Dosen UMN Raih Penghargaan Penyaji Terbaik Berkat Inovasi PKM
Februari 3, 2025DQLab Hadirkan Kelas Perkenalan Gratis Program Sertifikasi Microsoft Excel
Februari 3, 2025TANGERANG – Di era digital yang terus berkembang, inovasi dalam pendidikan menjadi kunci untuk menarik minat dan meningkatkan pemahaman peserta didik. Dosen yang mengajar di Program Studi Perhotelan Universitas Multimedia Nusantara (UMN), Adestya Ayu Armielia, S.ST., M.Si.Par., CHE, telah membuktikan dirinya sebagai pionir dalam pengembangan desain pembelajaran daring yang inovatif.
Dedikasi Adestya berbuah manis dengan menyabet penghargaan Desain Pembelajaran Daring Terbaik ke-2 Tahun 2024 di kategori Dosen dalam ajang penghargaan Sistem Pembelajaran Daring Award (SPADA Award) di Graha Diktisaintek, Jakarta, pada Jumat (13/12/24).
SPADA Awards merupakan ajang penghargaan yang digelar oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbudristek RI) sebagai bentuk apresiasi terhadap upaya-upaya inovatif dalam pembelajaran daring di Indonesia. Penghargaan ini diberikan kepada perguruan tinggi, dosen, dan tenaga kependidikan yang berhasil menciptakan dan mengimplementasikan sistem pembelajaran daring yang berkualitas dan efektif.
SPADA Awards bertujuan untuk mendorong peningkatan kualitas pembelajaran daring di Indonesia, memotivasi para pelaku pendidikan untuk terus berinovasi dan mengembangkan metode pembelajaran daring yang menarik, interaktif, dan relevan dengan kebutuhan zaman.
Adestya, yang diwakili oleh Manajer BPP E-Learning UMN Riatun, saat menerima penghargaan, mengungkapkan rasa gembira dan syukur atas pencapaian tersebut. Ia menyadari bahwa keberhasilannya tidak lepas dari dukungan dan fasilitas yang diberikan oleh UMN, terutama tim BPP E-Learning.
“Saya merasa beruntung karena UMN memiliki tim BPP dan fasilitas yang baik untuk pengembangan pembelajaran digital,” ujar Adestya yang juga menjabat sebagai Sekretaris Prodi Perhotelan UMN.
Motivasi Adestya dalam mengembangkan desain pembelajaran daring yang inovatif didorong oleh keinginannya untuk menciptakan konten yang relevan dengan perkembangan zaman sehingga bisa menarik audiens yang semakin luas. Ia melihat platform seperti YouTube sebagai contoh bagaimana konten pembelajaran gratis dapat diakses dan dimanfaatkan secara efektif.
Dengan dukungan teknologi seperti IoT dan AI, Adestya berupaya menyajikan materi pembelajaran dalam format yang menarik, segar, dan interaktif. “Dengan konten-konten digital yang menarik dan interaktif akan dapat meningkatkan daya saing UMN, khususnya Prodi Perhotelan untuk bersaing di ruang digital,” jelas Adestya yang mengajar di Prodi Perhotelan UMN dalam kelas Pastry Bakery Production, Food Styling, Service Marketing, Consumer Behavior, Hospitality E-Commerce.
Adestya mengungkapkan ia dan timnya mengimplementasikan saran dan masukan dari asesor, serta memastikan seluruh persyaratan konten terpenuhi. Berbagai metode pembelajaran inovatif dan interaktif pun dicoba, mulai dari animasi, multimedia interaktif, video 360, video tutorial, hingga podcast.
Pembelajaran hybrid sebenarnya telah menjadi bagian dari Program Studi Perhotelan UMN selama 7 tahun, terutama sejak pandemi Covid-19 melanda. Namun, untuk pembelajaran daring di mata kuliah Food Styling yang diampu oleh Adestya, baru diterapkan pada semester lalu.
Adestya tidak berpuas diri dengan pencapaian ini. Ia bertekad untuk terus meningkatkan desain pembelajaran daringnya seiring dengan perkembangan teknologi. Ia akan mengikuti anjuran dari koordinator konten digital fakultas untuk melakukan pengembangan digital minimal dua pertemuan setiap semester. “Semua tergantung kesiapan tim dan fasilitas pendukung dari BPP E-Learning UMN. Dengan perkembangan teknologi, saya yakin desain pembelajaran daring akan selalu berubah,” tuturnya.
Lebih jauh, Adestya memiliki harapan besar terhadap perkembangan pembelajaran daring di Indonesia. Ia menekankan pentingnya pemerataan akses internet di seluruh wilayah Indonesia. Menurutnya, desain pembelajaran daring yang terbaik pun tidak akan berguna jika tidak dapat diakses oleh masyarakat di daerah terpencil.
“Sebaik-baiknya desain pembelajaran daring kalau sulit diakses oleh teman-teman di pelosok tidak akan berguna. Harapan saya yang paling besar adalah penyediaan infrastruktur dan distribusi perangkat teknologi di area-area pelosok Indonesia dan benar-benar dimanfaatkan oleh kawan-kawan yang mau belajar,” pungkasnya.
By Melinda Chang | UMN News Service
Kuliah di Jakarta untuk jurusan program studi Informatika| Sistem Informasi | Teknik Komputer | Teknik Elektro | Teknik Fisika | Akuntansi | Manajemen| Komunikasi Strategis | Jurnalistik | Desain Komunikasi Visual | Film dan Animasi | Arsitektur | D3 Perhotelan , di Universitas Multimedia Nusantara. www.umn.ac.id