Rumpin Gelar Konser Penggalangan Dana untuk Sekolah Mutiara Kasih Negeriku
November 13, 2019Duta Anti Narkoba UMN : Generasi Empat Menerima Tongkat Estafet Dedikasi
November 18, 2019TANGERANG – Indonesia adalah penyumbang sampah plastik kedua terbesar di dunia. Hal tersebut disampaikan Founder Yayasan Sea Soldier Nadine Chandrawinata dalam talkshow Festival Budaya Nusantara di Lecture Theatre UMN pada Kamis (7/11).
Pada talkshow tersebut, Nadine mengatakan bahwa segala kegiatan pencemaran alam yang dilakukan di Indonesia juga dirasakan oleh seluruh dunia. Sebagai contoh, pembakaran hutan pada saat pembebasan lahan untuk perkebunan kelapa sawit membuat negara tetangga, Singapura dan Malaysia, merasakan imbasnya, yaitu asap hasil pembakaran tersebut.
“Plastik itu diciptakan untuk membantu kehidupan sehari-hari dan tanpa penggunaan plastik maka sama saja manusia kembali ke zaman batu. Namun yang harus diperhatikan adalah kebijakan kita. Kita harus berhenti menggunakan plastik dengan sistem single use,” jelas Nadine.
Nadine juga mengatakan bahwa Pemerintah sendiri telah berusaha mengurangi sampah plastik yang tersebar di lautan dengan cara menerapkan teknologi baru berupa kapal yang menangkap semua plastik di perairan.
“Walaupun Pemerintah telah berusaha dengan menerapkan teknologi tersebut, kita juga harus aktif dalam kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Pemerintah untuk menjaga kesehatan lingkungan di Indonesia,” lanjut Nadine.
Pada kesempatan yang sama Former Volunteer WWF Wijayanto mengungkapkan bahwa kondisi lingkungan di Indonesia saat ini tergolong buruk. Kini, kita tidak dapat menentukan kapan musim hujan dan panas dimulai.
“Dulu musim hujan maupun musim kemarau di Indonesia dapat ditentukan mulai pada bulan apa. Namun saat ini, kita tidak dapat lagi menentukan kapan musim hujan dan musim panas dimulai,” ungkap Wijayanto.
Lebih lanjut, Wijayanto memaparkan bagaimana plastik dapat mengancam kepunahan spesies hewan dan tumbuhan.
“Plastik adalah salah satu faktor yang menyebabkan banyak hewan laut terancam punah. Tahukah kalian bahwa jumlah plastik yang ditemukan di dalam tubuh ikan semakin meningkat?” jelas Wijayanto.
Hal tersebut disebabkan oleh ikan yang tidak dapat membedakan yang mana makanan dan yang mana plastik. Plastik-plastik yang telah terurai di laut juga dapat masuk ke dalam tubuh ikan melalui sistem pernafasannya.
Jadi, mari kita hentikan kebiasaan pemakaian plastik dengan sistem single-use! Dengan mengubah kebiasaan tersebut, maka kita bisa menjaga lingkungan kita. (CKH/CRA)
*by Christofer Kemal Horas – Universitas Multimedia Nusantara News Service
Kuliah di Jakarta untuk jurusan program studi Informatika| Sistem Informasi | Teknik Komputer | Teknik Elektro | Teknik Fisika | Akuntansi | Manajemen| Komunikasi Strategis | Jurnalistik | Desain Komunikasi Visual | Film dan Animasi | Arsitektur | D3 Perhotelan , di Universitas Multimedia Nusantara. www.umn.ac.id