Kembali Berprestasi, “Ojek Lusi” Menangkan Malang Film Festival 2018
April 10, 2018Pertahankan Bisnis di Era Digital : Berubah dan Kreatif
April 18, 2018TANGERANG – Kepala Produksi Radio Republik Indonesia (RRI) Drs. Haris Talamati mengatakan radio merupakan media mainstream yang menjadi penyeimbang di era new media. Beliau mengatakan itu dalam seminar ‘Jurnalisme Audio Kemarin, Sekarang dan Nanti’ yang diadakan oleh CommPress di Lecture Hall, Gedung C, Universitas Multimedia Nusantara (UMN) pada Selasa (17/4).
“Internet memang memiliki kecepatan (dalam menyebarkan informasi), tapi masih terdapat hoax. Nah radio sebagai media mainstream, menjadi penyeimbang dengan bersifat faktual dalam menyampaikan informasi,” ujar Haris.
Teknologi informasi yang berkembang pesat, memunculkan media baru sebagai platform penyebarannya yaitu internet. Radio merupakan media konvensional yang menyampaikan informasinya melalui audio. Sedangkan sekarang telah muncul internet, yang menyebarkan informasi secara multimedia (teks, foto, audio dan video).
“Jurnalistiknya tetap sama dari kemarin, sekarang dan masa depan. Karena jurnalisme melayani kebutuhan informasi masyarakat,” lanjut Haris.
Menurut beliau, berita dalam radio tidak memberikan sesuatu yang sensasional, melainkan memberi informasi yang dapat menambah wawasan pendengarnya. Karena informasi yang faktual adalah unsur penting jurnalistik.
Selain Kepala Produksi RRI, seminar tersebut menghadirkan salah satu penyiar Prambors Radio sebagai narasumbernya, Christina Jennifer. Penyiar yang akrab dipanggil CJ ini mengatakan bahwa hadirnya internet justru membantu radio dalam mencari informasi dan berinteraksi langsung dengan pendengarnya.
“Prambors punya semua jenis media sosial, itu ngebantu buat berinteraksi dengan pendengar dan mencari informasi dari mereka. Bahkan ada yang langsung nge-dm (direct message) gue buat ngasih tau sesuatu,” ujar CJ.
CJ memberitahu rahasia radio Prambors masih digemari hingga saat ini, karena memiliki konten kreatif dan susunan playlist lagunya.
“Menurut survey, mendengarkan lagu yang kita hafal itu bikin kita nyanyiin lagunya dan jadi gamau ganti saluran,” lanjut CJ.
CJ juga memberikan tips bagi para peserta seminar sebelum memulai sebuah siaran, yaitu dengan melakukan senam wajah.
Narasumber ketiga dalam seminar tersebut adalah Chief Executive Officer (CEO) Ruru Radio, Hauritsa. Pemuda yang akrab dipanggil Mas Ica ini membangun sebuah radio dengan platform streaming online via internet. Sebuah inovasi wajah baru radio yang dapat mengudara tanpa harus memiliki transmisi sendiri.
Seorang pengamat media, Deden Mauli Drajat yang berperan sebagai moderator dalam seminar tersebut berkonklusi, yang membuat radio dapat tetap eksis karena kekuatannya dari segi sumber daya manusia dan kontennya.
Sebagai informasi, Commpress sendiri merupakan salah satu acara tahunan program studi Jurnalistik, Fakultas Ilmu Komunikasi UMN. (*/ YC)
*By Ibnu Furqonulhaq – Universitas Multimedia Nusantara News Service
Kuliah di Jakarta untuk jurusan program studi Informatika| Sistem Informasi | Teknik Komputer | Teknik Elektro | Teknik Fisika | Akuntansi | Manajemen| Komunikasi Strategis | Jurnalistik | Desain Komunikasi Visual | Film dan Animasi | Arsitektur | D3 Perhotelan , di Universitas Multimedia Nusantara. www.umn.ac.id