Dosen UMN Berhasil Jadi Salah Satu Anggota Komite Pelaksana Perpres yang Jalankan Publisher Rights
Agustus 22, 2024Sidang Terbuka Senat UMN 2024 dorong Gen Z untuk Berkontribusi dalam Mencapai SDGs
Agustus 26, 2024TANGERANG – Program Studi Magister Manajemen Teknologi Universitas Multimedia Nusantara (MMT UMN) melakukan penelitian terkait peran kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dalam kewirausahaan di Indonesia, khususnya bagaimana AI dapat menjadi katalisator dalam mengubah ide kreatif menjadi usaha yang menguntungkan.
Di Indonesia, adopsi teknologi AI dalam kewirausahaan masih menghadapi banyak kendala, baik dari sisi teknis, regulasi, maupun kesiapan sumber daya manusia. Penelitian yang menggandeng Mimin sebagai mitra ini pun optimis memberikan panduan praktis bagi wirausahawan untuk memanfaatkan AI secara maksimal. Mimin merupakan perusahaan rintisan (startup) teknologi yang fokus membantu bisnis dengan menggunakan AI.
“Keterlibatan CEO Mimin, yakni Joseph Simbar, dalam diskusi penelitian ini juga menunjukkan adanya sinergi antara dunia akademis dan industri yang berperan penting dalam memastikan bahwa hasil penelitian ini dapat diimplementasikan secara praktis,” jelas Prodi MMT UMN.
Penelitian berjudul “AI-Based Entrepreneurship in Indonesia: A Mixed-Methods Approach to Understanding Drivers and Barriers” ini dilakukan sejak 1 Maret 2024 hingga 31 Desember 2024. Tim penelitian dipimpin oleh Ketua Program Studi MMT UMN Dr. Prio Utomo, S.T, MPC dengan anggota meliputi dosen di Prodi MMT UMN: Dr. Ringkar Situmorang, Ph.D., CHE, Drs. J. Johny Natu Prihanto, M.M., dan Dr. Arta Moro Sundjaja, S.Kom., S.E., M.M., CDMS.
Penelitian ini menggali pemahaman secara komprehensif soal faktor-faktor yang mendorong (drivers) dan menghambat (barriers) adopsi AI dalam kewirausahaan. Menurut Johny, penelitian ini sangat penting karena kewirausahaan turut punya andil untuk mengatasi permasalahan ekonomi dan sosial saat ini. Perannya, mulai dari mengurangi ketimpangan pendapatan, mengurangi pengangguran, hingga mendorong kewirausahaan sosial.
Pemanfaatan teknologi AI dalam bidang kewirausahaan pun diharapkan dapat mengoptimalkan dan mendukung pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Terlebih lagi, kata Johny, Indonesia memiliki keberagaman yang dapat menjadi faktor unik dalam memanfaatkan kecerdasan buatan, seperti keberagaman budaya, kearifan lokal, dan keberagaman sektor kehidupan masyarakat.
“Dengan memahami faktor-faktor pendorong dan penghambat adopsi AI di sektor kewirausahaan, diharapkan dapat ditemukan strategi yang efektif dalam meningkatkan adopsi AI dan memanfaatkan potensi penuh teknologi AI untuk mendukung pertumbuhan ekonomi jangka panjang dan penyelesaian masalah sosial,” tutur Johny.
Dari sisi akademis, Ringkar menjelaskan penelitian ini bisa menggali pengetahuan terkait apa yang sedang dibutuhkan dari para lulusan universitas sekarang. Misalnya, kemampuan yang harus dimiliki para lulusan dan kelebihan yang dicari oleh perusahaan-perusahaan terkait perkembangan teknologi.
“Sehingga nantinya kita mempunyai sebuah gambaran tentang pemetaan dunia pendidikan sekarang ini, baik untuk kampus-kampus swasta ataupun secara general. Kontribusi berikutnya untuk para startup lainnya ataupun perusahaan lainnya yang berhubungan dengan entrepreneurship. Mereka bisa mendapat wawasan bahwa saat ini barometer di industri itu sudah sejauh apa, dan jika masih ada yang tidak melakukan ataupun memanfaatkan AI dari sudut pandang tertentu maka dia akan tertiggal nantinya,” ungkap Ringkar.
By Melinda Chang | UMN News Service
Kuliah di Jakarta untuk jurusan program studi Informatika| Sistem Informasi | Teknik Komputer | Teknik Elektro | Teknik Fisika | Akuntansi | Manajemen| Komunikasi Strategis | Jurnalistik | Desain Komunikasi Visual | Film dan Animasi | Arsitektur | D3 Perhotelan , di Universitas Multimedia Nusantara. www.umn.ac.id