Gaji Wartawan di Bawah Gaji Teller Bank
April 27, 2016Menilik Pemantau Media di Era Modern; Persembahan Commpress
April 27, 2016Undang-Undang Pers mencakup kesejahteraan wartawan, tetapi tidak memerincinya. Dalam konteks ini, kesejahteraan merujuk pada seberapa besar gaji yang diterima wartawan.
“Masih cukup besar wartawan yang bergaji di bawah 250 ribu,” kata Redaktur Tempo, Abdul Manan, dalam seminar Kesejahteraan Terbatas di atas Kertas? di Universitas Multimedia Nusantara (26/04/2016).
Menurut Abdul, ketika gaji wartawan sesuai Upah Minimum Provinsi (UMP), gaji teller bank telah melampaui UMP.
Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI) beberapa kali merilis upah ideal wartawan, yang nilainya biasanya sekitar dua kali UMP. Namun, belum semua media bisa mengikuti standar tersebut. Salah satu alasannya, dari seluruh media di Indonesia, sekitar 70 persen tidak sehat dari segi bisnis.
“Tempo juga tidak senang ketika AJI melansir upah layak itu 5,7,” kata Abdul, menambahkan bahwa gaji wartawan Tempo yang baru lulus kuliah yaitu 3,4 juta rupiah. Sementara, gaji rata-rata wartawan fresh graduate di Jakarta berkisar 2,5 hingga 2,7 juta rupiah.
Pemimpin redaksi Net TV, Dede Apriadi, menyatakan, “Di Net itu ya, tiap bulan sekitar 50 persen keluar. (…) Karena mereka menganggap kerja di televisi itu enak, padahal sebenarnya tidak.”
Bagi Dede, setidaknya gaji wartawan harus melebihi UMP. “Kalau gaji sih kisarannya fresh graduate 4 juta. Di Net per tahun dapat 14 bulan gaji, dan ada komponen bonus dari management, ada komponen bonus untuk program yang bagus.”
Program bagus yang dimaksud adalah yang TV share-nya bagus dan biaya produksinya murah, seperti 86 yang bisa menerima iklan hingga 500 juta rupiah walau biaya produksi per episode sekitar 7 juta rupiah.
“Tiga media yang sudah memenuhi standar kesejahteraan wartawan yaitu Bisnis Indonesia, Jakarta Post, dan Kompas,” cetus Ketua Advokasi Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Tri Agung.
Tri, yang juga merupakan wartawan Kompas, menceritakan tahun lalu 1.400 orang melamar menjadi wartawan Kompas, tetapi yang lolos adalah 11 orang. Standar tersulit untuk masuk Kompas, menurut Tri, adalah Bahasa Indonesia dan pengetahuan umum.
Masa Depan Media Massa
Kini sejumlah media memang bangkrut, tetapi secara keseluruhan media massa, khususnya berita, menurut Tri tidak akan “mati.” Kata Tri, “Tetap ada celahnya tetapi memang menjadi terbatas dan sangat spesifik.”
Di Indonesia, ada sekitar 900 media cetak, hampir 700 media daring, lebih dari 400 stasiun televisi dan lebih dari dua ribu radio.
Jimmy Silalahi dari Dewan Pers menyatakan, “Kira-kira 2018 kita khususnya televisi memasuki digitalisasi. (…) Oleh sebab itu dampaknya ke depan kita bisa menjelang lebih dari seribu televisi, tambahannya.”
Namun, bagi Jimmy ini juga berarti wartawan perlu meningkatkan kompetensi diri, karena itu yang akan memperkuat bargaining position jurnalis atau kemampuannya dihargai lebih oleh perusahaan.