Kunjungan Prof. Rosilah Ke UMN Tekankan Penggunaan Artificial Intelligence Dalam Pembelajaran
September 30, 2024UMN Punya Departemen Khusus Buat Ngasih Pelatihan Soft Skill: Dari Bahasa Korea – Sertifikasi
Oktober 1, 2024Tangerang – UMN Film bersama dengan Minikino dan MTN Budaya telah menyelenggarakan Lab Indonesiana : Film Public Lecture Chapter Tangerang pada Senin, (25/09). Public Lecture ini mengajak dan mengedukasi para mahasiswa untuk terlibat dalam festival film dan mengetahui pengaruh film secara global.
Film Public Lecture Chapter Tangerang ini akan membahas tentang Dampak Global Festival Film dan juga Pertukaran Budaya melalui Film. Selain itu juga bagaimana festival film memiliki pengaruh besar terhadap dunia, serta film yang lebih dari hiburan saja.
“Saya senang dan bangga kegiatan ini bisa dilaksanakan, Indonesia sendiri sudah memiliki banyak film yang bisa dieksplor dan banyak orang-orang hebat juga. Program ini adalah program yang ingin dibuat oleh pemerintah kalo memang banyak orang yang mau masuk ke dunia film untuk scale-up diri ke level internasional, dan akan diberi fasilitas”, tutur Bobby Fernandes selaku Kepala Sub Bagian Direktorat Pembinaan dan Lembaga Kebudayaan.
Bobby juga berharap dari kegiatan ini bisa menjadi sarana bagi para mahasiswa agar mendapat inspirasi dan bisa menemukan ide-ide serta projek yang bisa dikerjakan untuk kedepannya.
Dalam public lecture ini Per Fikse dan Jukka Pekka Laakso selaku Festival Director Minikino, membahas tentang dampak dari festival film yang dilaksanakan, bahwa sebenarnya festival film tidak hanya pertunjukan film dan perlombaan saja.
“Film itu bukan semata-mata media hiburan saja, tapi film itu bisa menjadi tempat untuk kalian mendapatkan ilmu dan mempelajari banyak budaya”, tutur Fikse.
Fikse kali ini membahas bagaimana short film memiliki dampak yang besar juga dalam dunia film, dan short film bisa menjadi koneksi untuk dunia global. Fikse menjelaskan banyak orang berasal dari latar belakang budaya yang berbeda-beda sehingga dari sini short film festival sebenarnya bisa menyatukan cross-culture yang ada.
“Dengan kalian mengikuti festival film itu bisa memperluas jaringan karir secara global, dan lewat sini juga kalian bisa membuat bisnis secara internasional, sehingga kalian tahu ekosistemnya dan bisa bekerja sama”, lanjut Fikse.
Membahas mengenai dampak film secara global menurut Jukka selain menambah ilmu dan wawasan, namun Ia melihat film sebagai peluang yang luas. Dunia film sudah sangat krusial namun kita bisa mempelajari orang-orang disekitar kita.
“Film menurut saya juga bisa menjadi emotional tools, lewat film kita bisa menyampaikan apa yang sebenarnya terjadi dan yang harus diketahui oleh orang-orang sehingga banyak sekali ide-ide yang bisa dikembangkan. Permasalahan secara global, isu lingkungan, budaya juga bisa kita sampaikan melalui film”, tutur Jukka.
Jukka berpendapat bahwa isu-isu global sangat baik jika melibatkan dunia sinema, tidak perlu membuat film panjang tapi bisa juga melalui film pendek. Jukka menambahkan jika kita memulai karir di industri film tentu akan lebih peka terhadap isu global, dan tahu hal ini serius tapi juga mencari cara bagaimana membuat hiburan dan edukasi untuk disampaikan kepada masyarakat luas.
“Kalian bisa membuat film dengan cara kalian masing-masing bagaimana film kalian ingin dilihat, karena ini adalah hal yang penting karena tidak berdampak untuk global tapi juga ke masyarakat. Menurut saya film pendek merupakan media demokratis yang kita bisa sampaikan secara luas”, tutup Jukka.
By Rachel Tiffany Tanukusuma | UMN News Service
Kuliah di Jakarta untuk jurusan program studi Informatika| Sistem Informasi | Teknik Komputer | Teknik Elektro | Teknik Fisika | Akuntansi | Manajemen| Komunikasi Strategis | Jurnalistik | Desain Komunikasi Visual | Film dan Animasi | Arsitektur | D3 Perhotelan , di Universitas Multimedia Nusantara. www.umn.ac.id