Ada Apa di UCIFEST 8?
November 25, 2017Inilah Mr dan Miss UMN 2017
November 27, 2017Berawal dari mimpi sang sutradara Makbul Mubarak, film pendek ‘Ruah’ pun lahir dan meraih Piala Citra di Festival Film Indonesia 2017 kategori Film Pendek Terbaik pada Sabtu (11/11) lalu. Ruah berhasil mengalahkan 9 nominasi film pendek lainnya.
Film berdurasi 27 menit ini mengangkat ide mengenai poligami. Halim Hardiyanto adalah seorang tokoh masyarakat yang rajin beribadah dan bersedekah. Ia yang sudah beristri bermaksud menikahi seorang wanita yang jauh lebih muda dari dirinya untuk tujuan ibadah. Akan tetapi istrinya tidak setuju dan menyumpahi Halim jika nekat menikah lagi. Kemalangan dan kejadian aneh berduyun-duyun datang setelah Halim menikahi wanita muda bernama Mega tersebut.
Makbul mengakui hasil ini tidak akan bisa tercapai jika mengerjakan film ini sendiri. Ia dibantu oleh banyak pihak termasuk di dalamnya dosen dan mahasiswa program studi Film dan Televisi Universitas Multimedia Nusantara (UMN).
“Ada dosen dan mahasiswa-mahasiswa UMN yang saya minta bantuannya dalam penggarapan film Ruah ini. Bayu Prihantoro, salah satu dosen UMN menjadi produser dan Angel, mahasiswa FTV 2013 menjadi co- produser. Angel mengurus semua budgeting sejak pre-production,” jelas Makbul.
(Baca juga: Karya Animasi UMN Masuk Nominasi FFI 2016)
Ia sendiri mengakui keputusan melibatkan mahasiswa UMN bukan tanpa sebab. “Saya kenal mereka dari tidak tahu apa-apa sampai tahu apa-apa. Selain itu, keterlibatan mereka bisa sebagai salah satu cara untuk mengakselerasi pembelajaran yang tidak pernah di dapat di kampus, yaitu syuting dalam skala besar. Kalau di kampus kan biasa syuting berlima dan pakai kamera sendiri sekarang mereka disebar ke berbagai tim, bekerja dengan oran lain. Ada yang bekerja di tim lampu, tim kamera, tim penyutradaraan. Dari pengalaman-pengalaman ini, mereka juga dilirik oleh industri,” ungkap dosen program studi FTV UMN ini. Makbul mencontohkan Angel, co-produser film ini menjadi manajer post produksi untuk film layar lebar Posesif yang kemarin masuk 10 nominasi Piala Citra.
Pembuatan film ini bukan tanpa tantangan. Makbul menyatakan bahwa budget dan banyaknya pemain yang dibutuhkan memberikan kesulitan tersendiri dalam pembuatan Ruah. “Pas lihat script kita tahu bahwa membuat film ini budgetnya mahal dan butuh pemain banyak. Terutama di satu shot yang memperlihatkan anak-anak dalam satu panti asuhan,” papar Makbul.
Masalah ini teratasi lewat dana keistimewaan yang diberikan oleh provinsi Jogjakarta untuk pendanaan film ini. Ruah sendiri banyak menggunakan pemain asal Jogjakarta dan mengambil lokasi di Bantul.
Sukses untuk tim produksi Ruah. Semoga ke depannya terus menghasilkan film-film berkualitas!(*)
by Grace Natali – Universitas Multimedia Nusantara News Service
Kuliah di Jakarta untuk jurusan program studi Informatika| Sistem Informasi | Teknik Komputer | Teknik Elektro | Teknik Fisika | Akuntansi | Manajemen| Komunikasi Strategis | Jurnalistik | Desain Komunikasi Visual | Film dan Animasi | Arsitektur | D3 Perhotelan , di Universitas Multimedia Nusantara. www.umn.ac.id